Fiat Voluntas Tua

Janji Janji Sesaat

| 0 comments

“Betapa bahagianya kami berada di tempat ini”

Mudah sekali kita membuat janji saat lagi senang, saat lagi mengharu biru. Paling sering kita lakukan saat selesai menjalani retret atau setelah mendapat sakramen pengakuan dosa, sakramen pembaptisan, sakramen pernikahan dan sakramen ekaristi sekalipun. Pengalaman emosi sesaat membuat kita mudah menjanjikan segala sesuatu yang bahkan kita sendiri baru sadar saat impian tersebut menghadapi kendala.

Apa yang dijanjikan rasul Petrus untuk membuat tiga kemah di saat emosinya melambung mengalami peristiwa supranatural, toh akhirnya bisa hilang bahkan ia menyangkal mengenal Yesus di kemudian hari.  Orang yang sama yang mengagungkan Yesus bisa menjadi orang yang sama yang mengingkariNya. Maka Yesus minta Petrus tidak mengumbar pengalaman dan kesaksian pribadinya sampai saatnya tiba Ia dimuliakan, sampai saat fakta membuktikan bahwa Ia sungguh bangkit diantara orang mati. Bukan hanya tergantung pada pengalaman pribadi Petrus sendiri.

Satu hal yang kita renungkan hari ini, senantiasa memelihara mata hati dan kepekaan akan rahmat Allah membuat iman kita tidak seperti yoyo yang sebentar naik dan sebentar turun tergantung emosi kita saat itu. Iman percaya tidak tergoyahkan dengan perasaan. Ia akan tinggal tetap bahkan sudah dibuktikan bahwa pengharapan akan kebangkitan adalah nyata, walaupun kita bisa saja lalai suatu saat.

Sekali-sekali retret perlu, mengambil sakramen pengakuan dosa sebulan sekali juga sangat baik. Tapi  justru ‘after care’ setelah retret dan pengakuan dosa selesai harus menunjukkan adanya perbaikan perilaku dan pikiran serta tindakan yang sungguh memuliakan Tuhan. Semoga iman percaya kita adalah iman yang sungguh-sungguh berakar pada Kristus dan tidak terpengaruh atau harus dibangun berdasarkan emosi sesaat saja.

Demikian pula saat kita mengalami tantangan hidup, ingatlah pengalaman-pengalaman sewaktu mengikuti retret dimana kita sering mengalami indahnya cinta Tuhan seperti Petrus yang ingin mendirikan kemah. Ingatlah saat-saat dimana kita berkata ” Tuhan, Engkaulah yang meraja dalam hidupku, kuserahkan hidupku kedalam tanganMu. Kupersembahkan hidupku untuk memuliakanMu.” Pengalaman iman diperlukan untuk menjadi oase kehidupan bagi kita agar senantiasa teguh berpegang padaNya.

==============================================================================================

Bacaan Injil Luk 9:28b-36

“Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.