Fiat Voluntas Tua

Kisah Indonesia di Piala Dunia – Christovita Wiloto

| 1 Comment

Bacaan: 1 Korintus 9:24-27
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! (1 Korintus 9:24)

Pada menit 18 tendangan keras jarak jauh bek kanan Belanda Giovanni van Bronckhorst bak halilintar menggetarkan tiang gawang Uruguay dan memantul masuk ke jaring gawang.

Goal pertama yang makin menggelorakan semangat team Belanda dan sekaligus menggetarkan moral team Uruguay.

Giovanni van Bronckhorst yang luar biasa ini disebut-sebut ayahnya dari Indonesia dan ibunya dari Maluku. Rupanya ada darah Indonesia di Piala Dunia.

Sebetulnya sejarah mencatat, dulu Indonesia pernah juga berlaga di Piala Dunia 1938, atas nama Tim Hindia Belanda.

Sore, 5 Juni 1938,  di tengah lapangan hijau itu, Tan “Bing” Mo Heng berdiri gagah. Matanya menatap lurus ke depan, dan di kirinya berjajar rekannya satu tim. Dia, dan kawan-kawannya, terlihat khidmat. Tampak ada semangat siap meledak. Mo Heng, kiper asal Soerabajasche Voetbal Bond (SVB) itu, adalah salah satu pemain tim “Indonesia” di Piala Dunia 1938, di Prancis. Demikian tulis Vivanews.

Hindia Belanda akan melawan Hongaria. Sebelum pertandingan dibuka, Mo Heng dan rekan berbaris di tengah lapangan itu, di bawah tatapan 10.000 penonton di Velodrome Municipal, Reims. Kota itu sekitar 129 kilometer dari Paris. Para wartawan dari 27 negara hadir di sana.

Ini pertama sekali Asia melaju ke Piala Dunia.
Menjelang pluit ditiup, lagu kebangsaan kedua negara terdengar. Tentu, tak ada lagu Indonesia Raya, karena kesebelasan itu di bawah Hindia Belanda. Meski sebagian pemain adalah pribumi dan Tionghoa, mereka bergabung pada klub milik perusahaan Belanda di Surabaya. Lagu kebangsaan Belanda “Het Wilhelmus” pun bergema.

Mereka yang ikut tim Piala Dunia memang para jagoan kulit bundar di Surabaya, misalnya, Sutan Anwar dari SVB, Achmad Nawir (HBS),  “Henk” Zommer (Hercules), Jack Samuels (Exelcior), Isaak Pattiwael, Tan  See Han (Gie Hoo Surabaya) dan lain-lain. Mereka gabungan pribumi, Belanda, dan Tionghoa.

Tim Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 adalah, Pelatih: Johannes Mastenbroek, sementara Pemain terdiri dari : Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermandji, Anwar Sutan, Achmad Nawir (kapten).

Apakah kita bangsa Indonesia hanya bisa berbangga dengan sejarah dan sekedar bau-bau pertalian darah di Piala Dunia? Tidak !

Kita bangsa Indonesia harus bangkit dan berjuang keras untuk masuk dan menang di Piala Dunia.

Apakah ini mimpi? Tentu tidak! Kalau Indonesia mau berjuang habis-habisan, fokus, memiliki strategi, terus berlatih keras dan mampu menguasai diri, pasti Indonesia menang!

Paulus di Korintus menasehati kita, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat menang.  Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, harus menguasai dirinya dalam segala hal.

Perjuangan Piala Dunia adalah untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi dalam pertandingan kehidupan, kita berjuang untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Karena yang diperjuangkan adalah suatu mahkota yang abadi, maka Paulus dan kita tidak berlari tanpa tujuan dan kita bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi kita harus melatih tubuh kita dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah bersaksi kepada orang lain, jangan kita sendiri ditolak.

Demikianlah, kiranya kita seperti Paulus, berjuang demi suatu mahkota yang abadi.

KITA ADALAH PEMENANG BUKAN PECUNDANG, JADI BERJUANGLAH HABIS-HABISAN, BERLATIHLAH DAN KUASAI DIRI, TETAPKAN TUJUAN YANG JELAS. UNTUK MEMENANGKAN MAHKOTA YANG ABADI

Ayat Alkitab: 1 Korintus 9:24-27

9:24 Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.

9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

One Comment

  1. wahwah,,,ada juga ya yang bisa bikin kita bangga,,,salam hangat…

Leave a Reply

Required fields are marked *.