Fiat Voluntas Tua

Allah Orang Hidup, bukan Allah Orang Mati

| 0 comments

“Orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga”

Setiap orang yang percaya akan adanya Tuhan, tidak akan menyanggah bahwa lahir dan matinya manusia ada di tangan Tuhan, Sang pemilik dan pencipta kehidupan. Kita tidak pernah bisa memilih dimana dan kapan kita dilahirkan, siapa orang -tua kita, apakah masuk kasta atau strata tertentu, kulit apa yang kita miliki, lahir di kota apa di pemukiman kumuh. Yang lainnya adalah hasil keputusan bebas manusia, seperti memilih pekerjaan, memilih jodoh, memilih tempat tinggal. Awal dan akhir kehidupan di tangan Tuhan, selebihnya adalah pilihan kita. Betul … hidup adalah pilihan, termasuk untuk memilih tidak percaya adanya Allah dan bahkan tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian.

Kalau kita percaya bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian, maka segala keputusan yang dibuat pada saat menikmati hidup adalah keputusan-keputusan sesaat yang hanya dinikmati dan berdampak sepanjang umurnya…. yang bahkan dia sendiri tidak tahu masih berapa banyak sisa ‘deposit’nya. Yang dipikirkan hanyalah apa yang ada dihadapannya, ya segala hal yang sifatnya duniawi senantiasa.  Tidak ada yang ditakuti lagi, karena semua terpusat pada dirinya. Hidup hanyalah berkisar kawin dan dikawinkan, cukup kaya agar ‘aman’ 7 turunan, yang penting saya tidak mengganggu kehidupan orang lain.

Tetapi mereka yang masih percaya ada kehidupan setelah kematian, memiliki cara pandang berbeda dalam menyikapi kehidupan. Keputusan-keputusan yang dibuat pada saat hidup, selalu memikirkan apa akibatnya setelah kematian. Jangan sampai demi kehidupan yang singkat, 70-80 tahun, berakibat menyengsarakan hidupnya setelah kematian. Apakah mereka bisa memelihara bahkan mendapatkan ‘hidup’ dalam keabadian? Keputusan demi keputusan dibuat berdasarkan sejauhmana pentingnya memperoleh dan mempertahankan jaminan kehidupan abadi tadi. Khususnya mereka yang menyadari bahwa diri mereka fana, akan selalu menjaga hati dan pikirannya agar selalu tertuju pada berbagai hal yang mengarah pada hal rohaniah.

Kalau kita percaya ada kebangkitan setelah kematian, maka saat semasa kehidupan masih merupakan anugerah, hari demi hari kita tetap menjaga hidup batiniah dan rohaniah. Kehidupan doa tidak lepas dari bagian ritual harian, sama pentingnya dengan menjaga kesehatan memilih makanan yang tidak merusak tubuh. Doa, refleksi harian dengan merenungkan sabdaNya adalah makanan rohani  yang menyehatkan roh manusia. Menjaga relasi dengan Allah, yang dipercaya sebagai penguasa kehidupan, apalagi Allahnya orang-orang hidup, adalah bagian penting yang menuntun kita mengambil dan memilih berbagai keputusan setiap saat.

Berbahagialah mereka yang memiliki iman percaya bahwa selalu ada harapan bagi mereka yang mencari kehidupan abadi senantiasa, karena mereka percaya hidupnya ada ditangan Allah dan senantiasa memohon rahmatNya agar dapat kembali kepada Sang Khalik… dan tinggal bersamaNya dalam keabadian. Selamat menikmati kehidupan dan menjadikan bumi seperti didalam Surga.

===============================================================================================

Bacaan Injil Mrk 12:18-27
“Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.” Jawab Yesus kepada mereka: “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat

Leave a Reply

Required fields are marked *.