Mulai dari waktu itu banyak murid-murid- Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Sekali lagi bicara ’666′ yang konon katanya angka setan atau iblis. Tapi kali ini ada juga disebut didalam injil. Entah kebetulan atau tidak, kok ya angkanya bacaan hari ini bisa pas ’666′. Walaupun belum bisa dibuktikan tapi kita sama-sama tahu bahwa angka tersebut di’klaim’ sebagai milik si jahat. Tetapi apa sih yang sebenarnya dicari si jahat bin iblis ini?
Kalau kita memahami sejarah dituliskannya Alkitab, pada awalnya pasti belum berbentuk buku seperti apa yang kita pegang (eh… sekarang sudah tidak perlu dipegang lagi untuk e-Bible). Semua dalam bentuk gulungan kertas papirus atau gulungan perkamen, tanpa disertai judul, apalagi nomor dan halaman. Naah pada saat dimulainya penomoran bab, ayat, halaman serta judul perikop sebagai persiapan masuk mesin cetak, ternyata sampailah pada bab 6 ayat 66 Injil Yohanes yang berbunyi: Mulai dari waktu itu banyak murid-murid- Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Kebetulan kah? Tidak ada yang kebetulan didalam kehidupan orang percaya, juga tidak ada yang kebetulan saat Alkitab itu ditulis, dicetak, disebarluaskan, dibaca sampai dihayati dan hidup dalam keseharian kita. Semua atas pimpinan Roh Allah dan manusia-manusia yang digerakkan oleh Roh Allah bagi pekabaran Injil – Kabar Baik bagi semua umat manusia tanpa kecuali. Maka jatuhnya angka 666 pada ayat ini menjadi satu tanda juga bahwa manusia memang punya kehendak bebas – termasuk bebas untuk tidak lagi tunduk kepada Allah, tidak lagi tunduk kepada Roh Kudus, tidak lagi tunduk pada ajaran Kristus. Tidak ada juga yang memaksa, tidak ada yang menyuruh.
Rupanya pengajaran Yesus itu begitu keras dan menyadarkan mereka bahwa mengikuti Yesus itu berat konsekwensinya. Untuk mendapatkan hidup kekal, harus berani memikul salib, seperti apa yang dihadapi Yesus kemudian. Mereka meragukan dirinya apakah bisa sanggup melalui perjuangan seperti itu, tampak pada jawaban mereka pada ayat ke 60: Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
Kita juga sering bahkan lebih memilih ikut Yesus itu pada saat yang enak-enak aja, saat dikasih berkat, saat semua senang, saat semua dijanjikan baik-baik saja. Kita senyum-senyum saat mendengar kotbah romo yang lucu yang menyenangkan hati, yang memuji kedermawanan umat serta perhatian mereka bagi yang berkekurangan. Tetapi saat romo menyindir atau berkata tidak biasanya, seperti misalnya saat melihat ada anak berlarian di depan altar, romo berkata dengan tersenyum ” bagi bapak-ibu yang anaknya ada didepan altar, mohon diajak duduk atau dibawa keluar dulu”. Besoknya sudah beredar berita ” kemarin romo marah!” … hehehe….
Begitulah kita yang masih manusia, yang wajar saja memilih yang enak-enak, tidak mau susah, tidak mau yang berat-berat apalagi tidak mau dikritik. Wajar kok kalau orang muda sekarang juga demikian, tidak mau hidup susah, maunya cespleng, lulus lalu bertitel dan dapat posisi bergaji besar tapi kerja ndak usah susah-susah…. well, that’s not true ! Hidup itu adalah perjuangan, kita saja tidak mau menyulut semangat untuk hidup lebih baik dengan memiliki endurance lebih tinggi. Dan itu semua perlu diasah lewat tantangan dan kesulitan.
Mana ada pohon bisa tumbuh tinggi kalau akar tidak berhasil menembus tanah berbatu dan keras semakin dalam? Itu kan hukum alam? Kenapa juga kita berusaha melawan hukum alam padahal kita adalah bagian dari alam itu sendiri? Itulah konsekwensi kehendak bebas yang diberikan Tuhan kepada manusia, bukan kepada mahluk lainnya. Kita bisa memilih hidup seperti apa yang kita inginkan, termasuk juga menolak untuk berjuang demi kehidupan yang lebih baik.
Semoga kita semakin bijaksana untuk menghindari hal-hal yang menjauhkan diri kita dari Allah, Dia yang menginginkan kita kembali bersatu denganNya, justru ditolak dan dihindari. Saat itulah kita sudah menentukan kehidupan yang menyesatkan, karena memilih menjauh dari rencana Allah, rencana yang terbaik bagi kita. Itulah hakekat 666 – segala hal yang menjauh dari Allah sudah pasti tempatnya tidak akan bersama-sama dengan Dia. Itulah konsekwensi pilihan setiap orang. Yang lebih sedih kalau tidak memilih, karena ia tidak juga akan kemana-mana, hidupnya penuh kebingungan – setelah matipun tidak jelas mau kemana….
===============================================================================================
Bacaan Injil Yoh 6:60-69)
“Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya? ” Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid- Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid-murid- Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”