“Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa”
1. Beberapa tahun yang silam, agak sering terdengar penilaian tentang “pewarta” tertentu. “Kalau si A berkhotbah, sangat terasa “power”nya. Pada waktu Yesus mengajar, para pendengar-Nya bicara serupa, “Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa!”
2. Dalam tahap awalnya, Yesus memang suka mengajar di rumah ibadat. Ketika Ia mengajar di Kapernaum, para pendengar “takjub mendengar pengajaran-Nya”, justru karena kata-kata-Nya didukung kuasa yang tidak dirasakan dalam khotbah orang lain. Tentu saja, Yesus bukan manusia saja. Sabda-Nya adalah sabda Allah sendiri, sehingga selalu “berkuasa”.
Namun, jangan salah paham! Sabda itu terasa “penuh kuasa” bukan karena Allah itu Mahakuasa. Ini kuasa kasih dan kuasa kebenaran yang tidak pernah ada di bumi ini dalam bentuk lengkap. Jadi, kata-kata yang mengalir dari mulut Yesus, begitu penuh kasih dan kebenaran sehingga roh jahat pun tidak tahan mendengarnya, sedangkan manusia dibuat takjub olehnya.
Dapatkah para “pewarta” masa kini memberitakan Injil Allah seperti Kristus dulu? Dapat, walaupun mungkin tak pernah secara sungguh memuaskan. Jurusnya apa? “Pewarta” harus hidup dalam kasih dan kebenaran. Kalau itu terjadi, roh-roh jahat akan tunduk kepadanya seperti dulu mereka tunduk pada Yesus.
“Pewarta” harus banyak berdoa sebab di bumi ini hanya inilah cara untuk menghirup “udara surga”. Semakin “pewarta” berdoa, semakin manjurlah kata-kata yang diucapkannya. Perkataannya mungkin akan sederhana, sesederhana sabda Yesus, namun akan berpengaruh luar biasa.
3. Apa yang kulakukan supaya diri dan hidupku memancarkan kuasa kasih dan kebenaran?
DOA HARI INI: Tuhan, ajarlah aku mewartakan Injil dengan kasih dan penuh kebenaran!
==============================================================================================
Bacaan Injil Mrk 1:21-28
“Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya.”Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea”