Fiat Voluntas Tua

Nubuat vs Lu Buat

| 0 comments

“Ia melawat umatNya dan membawa kelepasan baginya”

Apa bedanya nubuat dan ramalan? Hhm… pertanyaan yang sering muncul ini gampang-gampang sulit dijawab. Gampang kelihatannya karena keduanya menyatakan tentang sesuatu yang akan terjadi. Menjadi sulit karena keduanya tidak bisa diterima dengan logika, dengan nalar. Dengan demikian kalau sumbernya tidak jelas, meragukan, akhirnya kita pilih untuk tidak  percaya. Kita menjadi ragu dan bertanya apakah ini dari Tuhan? Kalau betul dari Tuhan dan kita tidak percaya, apakah nanti kita dianggap melawan rencana Tuhan? Tapi kalau bukan dari Tuhan,apakah ini  dari setan?

Ada memang sekelompok orang yang melatih dirinya bahkan sekarang ada ‘sekolah’nya sehingga memiliki kemampuan ‘membaca’ atau paling tidak mengantisipasi apa yang akan terjadi. Begitulah dengan berkembangnya ilmu dan teknologi, pengetahuan manusia pun bertambah. Dulu kita hanya mengenal tingkat kecerdasan manusia dengan ukuran IQ, lalu berkembang kecerdasan emosi atau EQ . Terakhir lebih lengkap lagi dengan adanya kecerdasan spiritual atau SQ.

Ditemukan juga karena perbaikan gizi dan kualitas hidup manusia, telah lahir generasi anak-anak indigo yang memiliki kemampuan ‘lebih’ diatas sedikit dari anak genius. Anak-anak ini memiliki ciri yang spesial. Dengan mengamati dan menyimak, tanpa perlu belajar seperti anak lain, mereka bisa  dengan mudahnya bermain musik atau berbahasa asing. Ada juga anak-anak indigo yang mampu mengenali adanya musibah yang akan datang, dan mereka mengingatkan kita orang dewasa untuk berhati-hati. Masalahnya, belum tentu orang dewasa mau mendengarkan celotehan anak-anak ini kan?

Oleh karenanya kepekaan dan kepedulian orang tua sangat menentukan dalam menggali dan mengenali karakter, talenta dan bakat setiap anak yang merupakan titipan Tuhan. Semakin tinggi relasi orang tua dengan anak serta diimbangi relasi orang tua yang dekat dengan Tuhan, membuat ayah/ibu menjadi semakin peka akan kebutuhan anak-anaknya.

Inilah yang terjadi dengan Pakde Zakaria, yang sudah sepuh (=tua), yang tidak percaya bahwa istrinya yang sudah sama-sama uzur masih mampu memberikan keturunan. Rupanya ketidak-percayaan seorang kepala keluarga tidak menghalangi rencana Tuhan, istrinya benar-benar hamil dan melahirkan anak. Karena tidak percaya, ia menjadi bisu.  Tapi ia tidak berhenti dengan ketidakpercayaannya, ia bertobat dan kembali kepada Allah. Ia percaya bahwa Allah akan menyatakan rencana Nya melalui anak yang dilahirkan.

Pertobatan Zakaria tidak berhenti pada penyesalan, tetapi ia terus bertumbuh sehingga dipenuhi kuasa Roh Kudus.  Kandungan istrinya yang bertambah besar, diimbangi dengan pertumbuhan iman Zakaria yang semakin pesat. Sehingga saat tiba istrinya melahirkan, ia diberikan karunia untuk bernubuat akan apa yang dihadapi anaknya. Zakaria tahu bahwa nubuatan akan Juru Selamat sudah ada dalam kitab Taurat. Dan kali ini Zakaria memiliki keyakinan iman yang teguh bahwa anaknyalah yang mendapat tugas mempersiapkan jalan bagi Tuhan, bagi Sang Juru Selamat. Di awal kehamilan  Zakaria bertobat dan kembali kepada rencana Allah, maka kali ini menjelang kelahiran bayinya Zakaria yakin bahwa anaknya mendapat tugas mempertobatkan orang lain untuk menerima sang Juru Selamat.

Pertumbuhan iman yang sesuai dengan rencana keselamatan Allah, dengan pimpinan Roh Kudus dapat diberikan kemampuan bernubuat. Nubuat seperti ini pasti menjadi kenyataan karena merupakan pewahyuan yang diilhami oleh Roh Kudus sendiri. Nubuat pasti sejalan dengan rencana keselamatan Allah bagi manusia yang akhirnya happy ending selamanya. Tapi bila yang diinginkan terjadi adalah untuk memenuhi ego manusia, apalagi keinginan pribadi, maka yang terjadi bukan nubuat – tapi lu buat. Dibuat-buat sendiri, direka-reka sesuai dengan keinginan pribadi dan akhirnya semua ini dilakukan demi kenikmatan dan kemuliaan diri sendiri. Hanya mau enaknya sendiri, hanya mau menangnya sendiri, tidak perduli akibatnya bagi orang lain apalagi mendatangkan damai sejahtera…. jauhlah, namanya juga ‘lu buat’.

===============================================================================================
Bacaan Injil Lukas 1:67-79

“Dan Zakharia, ayahnya, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat, katanya: “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, — seperti yang telah difirmankan-Nya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabi-Nya yang kudus — untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, untuk menunjukkan rahmat-Nya kepada nenek moyang kita dan mengingat akan perjanjian-Nya yang kudus, yaitu sumpah yang diucapkan-Nya kepada Abraham, bapa leluhur kita, bahwa Ia mengaruniai kita, supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita. Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya, untuk memberikan kepada umat-Nya pengertian akan keselamatan yang berdasarkan pengampunan dosa-dosa mereka, oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.