Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Seorang anak dengan bangganya bercerita pada ibunya “ma, hari ini aku dapat nilai 100 !” Wah mamanya bangga sekali dan dengan dipeluknya si anak sambil berkata:”naah… ini baru anak mama, soalnya mama cemas melihat cara belajar kamu nak. Memangnya pelajaran apa yang dapat nilai 100?” Kata anaknya: ” Matematika 50, PLKJ 30 dan bahasa Indonesia 20″. Lho?
Cerita ini hanya sekedar gambaran yang menunjukkan setiap ibu yang selalu cemas kalau anak-anaknya mau ulangan dan ujian. Hasilnya pasti dimonitor, dicarikan solusi terbaik. Les tambahan yang jauh juga diusahakan, atau cari guru extra lagi untuk datang ke rumah. Ibunya bisa panik dan cemas, sementara anak-anaknya tenang-tenang saja, Tenang tapi bukan berarti tidak perduli, mereka ya tahu ada ulangan, ujian, juga belajar. Tapi mereka menjadi tidak cemas karena justru ada yang diandalkan : yaitu ibunya dan orangtuanya. Mereka menggantungkan harapan pada orangtuanya. Kalau mereka sakit, yang dicari juga orang tuanya. Asal melihat orang tuanya di rumah saja sudah tenang, gak ribut bertanya mana ayah mana bunda. Begitu lihat ada dirumah, ya sudah, gak ditanya-tanya dan terkesan cuek juga. Aneh ya?
Itulah satu hal yang kita percaya dari seorang anak, mereka tidak cemas akan apapun selama mereka tahu ada orang tuanya yang bisa diandalkan. Sementara itu orang-orang dewasa mencemaskan segala sesuatu, karena memang tidak tahu lagi siapa yang diandalkan. Cemas akan pekerjaan, cemas akan masa depan, cemas akan usaha dsb. Kecemasan hanyalah salah satu tanda bahwa kita kurang percaya akan janji Tuhan. Ia yang setia dengan janjiNya menyertai kita, tidak akan meninggalkan kita, justru tidak dipercaya.
Injil hari ini mengingatkan kita, untuk mempercayai Tuhan seperti layaknya seorang anak kecil yang percaya bahwa orang tuanya bisa diandalkan. Percaya bahwa hidupnya ada ditangan orangtuanya, tidak akan meninggalkannya dan pasti memberikan yang terbaik baginya. Maka marilah kita melepaskan segala usaha yang mengandalkan diri sendiri, tetapi lebih dulu mengandalkan Tuhan dalam menapaki kehidupan ini. Percaya bahwa Ia pasti memberikan yang terbaik dalam setiap keadaan, dan percaya bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita sendiri ditengah kesulitan.
=============================================================================================
Bacaan Matius 18: 1-5,10
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.