“Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?”
Di saat saudara-saudara kita berpuasa tidak ada yang menyelenggarakan pesta pernikahan. Demikian pula pada masa adven dan puasa menjelang Paskah, ajaran Gereja Katolik menyarankan untuk tidak menyelenggarakan Sakramen Penikahan. Walaupun akhirnya kembali kepada kebijakan pastoral karena pada prakteknya banyak juga pasangan menikah pada masa prihatin ini. Umumnya pastor mensyaratkan agar pesta resepsinya dirayakan setelah Paskah/Natal. Kemungkinan besar para pengantin ini tidak memahami apalagi menjalankan ‘puasa’ yang seharusnya.
Aturan tradisi Yahudi mewajibkan puasa 2 kali seminggu pada hari-hari tertentu. Ajaran tersebut masih dipegang dan diikuti oleh para murid Yohanes pembaptis, tapi tidak diikuti murid-murid Jesus. Teguran para ahli Farisi pada Jesus pada bacaan hari ini menunjukkan bahwa tradisi itu harus dipegang teguh, jangan nyeleneh dari pakemnya. Sementara yang namanya pesta kawin tradisi Yahudi itu bisa memakan waktu berhari-hari sehingga bisa jatuh di hari-hari wajib puasa tadi.
Maka teguran Jesus kali ini mengingatkan bahwa kita perlu mundur (retreat) sejenak melihat kehidupan kita selama ini dan kembali menata merajut masa depan yang penuh harapan. Maka dengan merefleksikan nya di masa puasa or retreat, kita perlu membuat tekad-tekad yang baru untuk mewujudkan harapan dan impian yang lebih baik. Kebiasaan lama yang buruk harus ditinggalkan. Untuk mendapatkan hal yang berbeda, bangunlah kebiasaan baru dengan semangat yang baru.
Jangan kita terlena dengan pesta-pesta pora, kemabokan dan kenikmatan yang ada disekeliling kita sehingga kita lupa bahwa kita sebenarnya juga bersama Jesus disaat senang dan susah.
==================================================================
Bacaan Luk 5:33-39
“Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorang pun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”