Fiat Voluntas Tua

Jangan Katakan…

| 0 comments

Sahabatku,
Jangan katakan, “kenapa masalah silih berganti!” tapi syukurlah Tuhan selalu memberiku masalah, agar aku jadi kreatif menemukan “solusinya”.

Jangan katakan, kenapa cobaan silih berganti datang, tapi syukurlah Tuhanku tidak pernah berhenti “mengejutkan” aku sampai terluka jiwaku, agar aku setia pada-Nya kapanpun & di manapun aku berada!

Jangan katakan, kenapa hidup rohaniku malah mengering sekarang ini, padahal aku sudah rajin berdoa setiap hari, siang dan malam! Tetapi katakanlah, Tuhan, syukur kepada-Mu Engkau memberiku kesempatan untuk berjalan di padang gurun, saat aku sulit menemukan sumber air. Saat tidak ada sumber air yang engkau cari, di situlah saatnya engkau menemukan sumber air yang sejati. Dialah Tuhan Sang Sumber Air sejati..!

Jangan katakan, kenapa salibku setiap hari selalu bertambah berat, tapi semakin engkau rasakan beratnya salibmu, itulah pertanda Tuhan makin percaya padamu! Bukankah salib yang terasa berat itu pertanda engkau belajar menyadari betapa banyak resiko yang engkau tanggung karena percaya pada-Nya? Salib itu tidak sama artinya dengan penderitaan, namun salib itu sebuah resiko yang mesti kita terima karena membuat pilihan setia kepada Kristus. Dia telah mendahului membiarkan diri-Nya disalib: meskipun mengajar dengan kata dan perbuatan-Nya, membangkitkan orang mati dan membuat mukjijat..toh tidak dipercaya manusia. Di situlah saatnya kita mengikutinya: belajar tidak dipercaya, namun tetap berpegang teguh untuk menjadi orang yang dapat dipercaya!

Jangan katakan, kenapa isteri, suami, dan anak anakmu tidak mau berubah menurut jalan pikiranmu. Tapi bersyukurlah, engkau disadarkan, sebaik bahkan sesuci apapun hidupmu, belum tentu mampu mengubah perilaku orang lain. Saat engkau menemukan tidak ada lagi jalan mengubah perilaku saudaramu serumah, di situlah saatnya engkau menyadari, “Hal terpenting, engkau sendiri sudah menunjukkan diri sebagai pribadi yang mau berubah.” Tuhanpun mau mengubah diri kita kalau kita memutuskan untuk “minta diubah”.

Jangan katakan, kenapa Tuhan membiarkan orang memutuskan hubungan denganku sampai aku patah hati rasanya. Tapi lihatlah setelah engkau putus dengan orang yang istimewa sekalipun, engkau melihat ada banyak orang istimewa juga! Itulah artinya engkau tertantang untuk bersyukur, patah hatimu menyadarkan engkau, “hidup ini tidak seluas daun kelor, tapi ada banyak orang yang mau disapa dan diajak bersahabat!” Bukalah telapak tanganmu untuk memberi salam, dan ucapkanlah sepatah kata pada temanmu, lalu tersenyumlah, karena itu engkau akan menemukan ada banyak harapan bertaburan di tengah tengah hidupmu!

Jangan katakan, Tuhanku tidak memberiku rejeki. Namun lihatlah di manapun ada banyak rejeki. Hanya saja, engkau selalu mencari “rejeki yang cocok dengan keinginanmu pribadi”, sementara Tuhan selalu akan memberikan rejeki menurut kehendak-Nya. Di saat engkau tidak melihat ada rejeki, di situlah engkau mesti belajar mencari rejeki di luar rencanamu sendiri. Temukanlah rejeki Tuhan itu dengan mengasihi-Nya dan mengasihi sesama. Itulah rejeki sejati, engkau memiliki kekuatan untuk mengasihi. Kekuatan itu tidak lain adalah Roh-Nya. Karena itu mintalah Roh Kudus, agar engkau merasakan rejeki kekuatan untuk berbagi hidup dengan sesamamu.

Warm regards.. Have a nice and blessed weekend! [Blasius Slamet pr]

Leave a Reply

Required fields are marked *.