Fiat Voluntas Tua

Manusia Bisa Tidak Berperikemanusiaan

| 0 comments

“Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.”

Inilah kalau dendam kesumat sudah menguasai diri kita, maka tiada lagi akal sehat, orang yang sudah tersiksapun masih belum cukup memuaskan, jika belum mati atau musnah. Teringat kasus perkelahian yang terjadi di kampungku, di Palembang ketika masih SMA.

Perkelahian antar keluarga yang berakibat panjang, hingga menimbulkan dendam dan saling tikam dengan pisau. Selanjutnya, ketika itu diketahui bahwa korban yang ditikam tidak mati, karena tertolong orang-orang sekitar dan dibawa ke rumah sakit untuk diobati, rupanya pihak yang menikam diam-diam mendatangi kembali rumah sakit tersebut sebagai pembezoek, dan setelah pengunjung sepi si korban yang kiranya selamat tersebut kembali dihujam dengan pisau hingga akhirnya benar-benar tewas.

Setelah itu si pembunuh di tangkap polisi dan masuk penjara, pihak keluarga korban yang menjadi lawan tidak terima, maka salah satu anggota keluargapun membuat skenario untuk masuk kedalam penjara dan menghabisi nyawa si pembunuh keluarganya. Sungguh-sungguh tragis dan mengerikan sekali, kejadian ini adalah contoh ketika dendam telah menguasai diri, maka kita tidak lagi menjadi manusia yang bermoral dan beriman.

Tidak ada yang diuntungkan dalam hal ini, baik itu pembunuh maupun korban, karena hal demikian akan terus merusak jiwa kita yang dikejar perasaaan bersalah dan berdosa, sedangkan dendam yang berasal dari iblis, akan tertawa terbahak-bahak penuh kemenangan.

Tentunya hal yang amat disayangkan dan disesalkan, apabila kita membantai sesama dengan dalih agama dan kepercayaan, seperti yang di alami oleh Yesus, maka berkaca dari firman diatas, mari kita melatih diri untuk terus merefleksikan diri agar manjadi manusia yang baik, tidak membunuh sesama, baik itu secara fisik, psikis maupun karakter, yang perlu dimusnahkan adalah dendam dalam diri kita agar terciptanya kehidupan yang damai dan sejahtera.

Kadangkala kita mengatakan: ”manusia-manusia yang sadis ini seperti binatang”, menurut hemat saya ungkapan ini salah, karena binatang menjadi pembunuh demi kelangsungan hidup (sebagai upaya mencari makan) atau mempertahankan diri, dan tidak menimbulkan dendam. Tetapi manusia kerap kali membunuh karena benci atau dendam atau hobbie, akibatnya terjadilah pembantaian manusia atau ”againts humanity” [Samsi Darmawan]

===============================================================================================

Bacaan Yohanes 19:31-37

Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib–sebab Sabat itu adalah hari yang besar–maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.” Dan ada pula nas yang mengatakan: “Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.