Fiat Voluntas Tua

Antara Dilihat dan Melihat

| 0 comments

“Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi”

Sewaktu menjabat Sekretaris Dewan Paroki, beberapa kali saya menyempatkan memeriksa draft BS (Berita Sepekan) sebelum naik cetak. Hitung-hitung final check aja, jangan ada yang terlupa atau salah cetak sebelum diperbanyak dan dibagikan pada umat di hari Minggu. Didalam BS juga disampaikan berapa sumbangan yang diterima sebulan sekali. Ada yang aneh menurut saya, beberapa kali saya melihat ada sumbangan dari NN yang angkanya selalu ada buntutnya angka ’1′. Saat saya tanya staf sekretariat bagian keuangan ternyata betul, memang transfer uangnya jumlahnya ‘aneh’ begitu. Bisa Rp1.500.001,- nanti lain waktu Rp 750.001,-. Nah sekali waktu, staf sekretariat membuat kesalahan ketik dan lupa menuliskan angka ’1′ tersebut. Halaah… ternyata si ‘empunya’ angka ’1′ tadi protes langsung ke romo paroki, dan menyatakan bahwa paroki tidak berhak memanipulasi angka sumbangannya bahkan untuk Rp 1 rupiah sekalipun. Tentu saja romo minta maaf karena kesalahan ‘teknis’ tersebut.

Saya cuma bertanya-tanya, sebenarnya apa maksud memberikan tanda ’1′ dalam sumbangannya, apakah betul untuk mencek kejujuran bendahara paroki, atau hanya memastikan namanya ada disebut walau hanya ‘NN’ dengan ditandai angka ’1′ tadi. Sayang nya saya belum ketemu dengan ybs, yang jelas sejak kejadian tersebut ybs terkesan ‘marah’ dengan staf sekretariat dan tidak mau bertegur sapa gara-gara lupa mengetik angka ’1′. Itu kabar buruknya, kabar baiknya… masih tetap nyumbang kok :D

Akhirnya semua kembali ke hati kita masing-masing, apa yang melandasi setiap kegiatan dan tindakan kita. Jujurkah kita pada Tuhan dalam memberi, berdoa dan bersedekah? Atau hanya sekedar ingin dilihat orang…dan biasanya juga ‘melihat’ orang lain apakah juga akan melakukan perbuatannya. Persis seperti orang Farisi, memperhatikan pemberian seorang janda, berdoa di tengah keramaian. Tentunya  ia memperhatikan orang lain dulu sebelum kemudian mengambil tindakan untuk menjadi ‘pusat’ perhatian orang lain. Bayangkan saja kalau semua orang berdoa dipasar rame-rame, pasti orang Farisi tersebut tidak ‘berdoa’ ditengah pasar karena ia tidak akan ‘tampil beda’ dengan orang kebanyakan. Dia harus menjadi ‘lebih’ dari yang lain, tapi sayangnya yang ia lakukan adalah mencari kemuliaan diri sendiri; yaitu agar terlihat lebih suci dan lebih baik dari orang lain.

Tuhan melihat apa isi terdalam hati kita, dan anehnya walaupun tidak terkatakan dan terlihat oleh orang lain,  dilakukan tersembunyi hanya Bapa dan kita yang tahu, hal ini sering terpancar keluar seperti ‘aura’ seseorang. Orang yang sering berdoa, memberi sedekah, berpuasa tanpa gembar-gembor, tanpa melakukannya secara demonstratif, selalu tampak ‘beda’ dalam perilaku sehari-harinya. Mudah memberi perhatian, afektif, jarang sekali menyakiti hati orang lain atau membicarakan keburukan orang lain. Pokoknya kita ‘senang’ dan tenang juga damai lah berada disekitar orang yang ‘murah’ hati. Orang seperti ini tidak ingin ‘dilihat’ orang lain sejauh mana ia berbuat baik, tapi orang lain bisa ‘melihat’ dan membedakan bahwa ada sesuatu kelebihan yang dimilikinya…. dekat dan akrab dengan Tuhannya.

Semoga kedekatan kita dengan Bapa, di’lihat’ oleh orang-orang disekitar kita tanpa kita perlu ‘memperlihat’kannya.

=============================================================================================

Mat 6:1-6.16-18

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. “Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.