“Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Mother Theresa menyataka bahwa penyakit paling berbahaya dan menular di dunia saat ini adalah : tidak dikasihi. Begitu banyak orang memilih untuk bunuh diri karena merasa terbuang dan hidup tanpa perhatian orang-orang yang dikasihinya. Disisi lain mengasihi itu mudah sekali bila diberikan kepada orang yang telah mengasihi kita terlebih dahulu.
Jesus memberikan perintahNya sekali lagi bahwa kita perlu belajar dariNya untuk hidup saling mengasihi. Bukan hanya mengasihi mereka yang telah lebih dulu mengasihi kita, tetapi terlebih lagi mengasihi orang-orang yang membenci kita bahkan yang mengecewakan hati kita. Memang mudah mengasihi orang yang baik kepada kita, tidak diperlukan agama dan beriman sekalipun. Orang atheis pun dapat melakukannya. Tetapi mengasihi seperti Jesus adalah mengasihi tanpa syarat.
Saya tidak sempat hadir pada undangan seorang teman aktivis untuk ikut demo di bunderan HI sabtu kemarin yang merupakan hari international terhadap homophobia (IDAHO:International Day of Homophobia). Bukannya tidak setuju tetapi saat nya bertepatan dengan pendaftaran capres ke KPU dimana seluruh kader diharapkan kehadirannya. Kita ditantang untuk bisa mengasihi mereka dengan ‘unconditional love’, saya tetap mengasihi dan mau berteman dengan siapapun dalam kondisi apapun, karena mereka layak untuk dikasihi. Menjadi homo dan lesbi adalah juga sebuah kondisi yang ada disekitar kita. Mereka juga warga negara Indonesia, merekapun berhak mendapatkan pekerjaan dan pendidikan. Tuhan pun mengasihi mereka, beranikah kita menerima mereka sebagai bagian dari keluarga kita, keluarga Indonesia?
Seorang ibu yang baik mendidik anak-anaknya untuk berhasil. Tapi ia akan menjadi ibu yang lebih baik lagi, bila mendapati anaknya gagal dan berkata :” gapapa nak, kita coba lagi ya tahun depan? Ibu tetap mengasihimu dan tetap mendampingimu.” Cinta demikian adalah cinta ilahi, menerima anak dengan segala kelebihan DAN kekurangannya. Bukan hanya mencintai anak kalau dia menurut dan berhasil seperti yang diharapkan orang tua saja, termasuk saat anaknya gagal ataupun bila anaknya memilih untuk menjadi homo dan lesbian.
Mudah? Tidak mudah memang, tapi kalau kita merasakan cinta Ilahi, cinta Allah yang mencintai kita sehabis-habisnya saat kita masih berdosa, masih belum sempurna bahkan belum mengenal Allah; maka cinta Ilahi inilah yang memampukan kita mengasihi orang lain juga tanpa syarat. Tidak mudah menerima pasangan yang tidak setia, tetapi karena Allah telah mengasihi kita dan menerima kita yang berdosa karena tidak setia, kitapun memohon untuk memiliki kekuatan cinta yang sama untuk mengampuni dan menerima pasangan kita.
Semoga kita selalu mensyukuri cinta Allah yang tiada habisnya bagi kita, yang menerima kita apa adanya, sehingga kita mampu juga mencintai orang lain di sekitar kita… apapun keadaannya. Alangkah indahnya dicintai Tuhan, tetapi lebih indah lagi kalau kita bisa mencintai orang-orang yang telah kehilangan cinta, yang tersisihkan dan terhilang.
==================================================================
Yoh 4:7-10; Yoh 15:9-17″
15:9 “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.
15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
15:11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
15:12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”