Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!”
Dalam banyak dialog dan diskusi dengan teman-teman, ternyata cukup banyak sekali teman-teman penggiat pelayanan Gereja yang kecewa akan sesamanya. Ada banyak jenis dan sifat kekecewaan tersebut, mulai dari merasa tidak dihargai, merasa tidak disapa, dimarahi, konflik dengan senior, bahkan berkelahi dengan sesama.
Akibat kekecewaan tersebut kita akan lari menghindar dari Gereja atau paroki, enggan untuk membantu pelayan, malas ikut ibadat bahkan pindah denominasi atau pindah agama, hanya persoalan sakit hati dan marah dengan sesama pengurus/aktivis atau dengan pastor/pendeta. Ketika saya mengalami hal ini, terjadi pergolakan batin, antara marah dan menghindar atau tetap terus melayani sesama dan hadir pada undangan Tuhan setiap minggu, akhirnya saya memilih tetap memenuhi undangan Tuhan, karena saya juga adalah Gereja.
Disini kita dituntut untuk terus tegar, bahkan uji iman kita menjadi bernilai dengan tidak mengorbankan Tuhan. Lihatlah Maria Magdalena, dia tidak lari ketika Yesus di Salib, bahkan tidak kecewa ketika banyak murid dan sahabat Tuhan bersembunyi, Maria Magdalena mendatangi makam yang telah kosong tersebut dan terus mencari Tuhan Yesus.
Warta Gembira ini sungguh mencerahkan saya untuk tidak diam atau lari menghindar dari masalah atau kendala, justru harus pergi memberi tahu saudara-saudara bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dalam pelayanan, terjadi konflik dengan sesama adalah hal yang biasa dan wajar, diperlukan kerendahan hati untuk mengelola konflik tersebut menjadi motivasi yang positif. Karena itu saya selalu mengingatkan teman-teman, bahwa adalah hal yang keliru, ketika tidak nyaman dengan orang lain tetapi mengabaikan undangan Tuhan, kita justru harus datang kepadaNya dan menyerahkan segala keletihan, kemarahan dan kekecewaan tersebut, karena Yesus adalah sumber air yang hidup. Alangkah kerdilnya iman kita, hanya karena marah dengan sesama atau Pastor/pendeta atau keadaan yang tidak nyaman lalu membuat kita juga memusuhi atau mengorbankan Tuhan.
Mari katakan pada semua orang bahwa kita telah melihat Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Maria Magdalena agar semua orang kembali datang kepadaNya dan percaya. Jangan pernah mencampur-adukan soal-soal subyektif dalam pelayanan disamakan dengan iman. Jika kita harus menegur orang, tegurlah dengan objektif, jika kita harus marah, marahlah karena kelalaiannya, demikian pula sebaliknya ketika kita harus ditegur atau dimarahi, terimalah itu sebagai pembelajaran, tetapi jangan sampai mengorbankan iman kita kepadaNya.[Samsi Darmawan]
==================================================================
Yohanes 20:11-18
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya. “
Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara- Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.