Fiat Voluntas Tua

Doa On – Off

| 0 comments

Adakah Ia mendapati iman di bumi?”

Beberapa tahun lalu saya pernah mengajak teman-teman dari gereja lain mengambil waktu untuk retret pribadi. Sebenarnya bukan sepenuhnya retret, karena tidak dibawah bimbingan rohaniwan. Hanya mengasingkan diri dari kesibukan untuk berdoa. Kami memilih  ke Pertapaan Bunda Pemersatu Gedono – Salatiga. Sebenarnya suasana tempat “tetirah” itu  memang nyaman untuk beristirahat. Suhunya dingin bahkan kalau menjelang subuh bisa 15 derajat C dinginnya. Dalam suasana seperti itu kami punya dua pilihan : untuk menikmati tidur dan bermalas-malasan atau ikut doa pagi bersama para suster.

Ditempat inilah kami belajar untuk taat berdoa siang dan malam tidak putus-putusnya. Kita kagum dengan saudara-saudara kita yang rajin berdoa 5 waktu, termasuk subuh sekalipun. Ternyata di Gedono para suster berdoa 7 kali sehari di kapel termasuk jam 3 pagi ! Bisa dibayangkan dinginnya udara di luar. Kami berlari-lari sambil badan serta tangan dan kaki dibungkus berlapis-lapis. Sementara para suster hanya menggunakan sweater tipis.  Selama ibadat pagi pun umat tidak bisa memandang wajah suster karena kami duduk ditempat terpisah dengan mereka, sementara ruangan berbentuk L.  Selama kami berada disana kami jarang sekali berinteraksi dengan para suster kecuali suster yang sedang piket.

Doa dilakukan tidak hanya 7 kali di kapel setiap hari, tapi para suster berdoa sepanjang hari termasuk saat bekerja di kebun dan membuat hosti serta pekerjaan lainnya. Mereka berbicara satu sama lain hanya satu jam sehari, itupun dengan berbisik dan hanya boleh di ruang makan, agar tidak mengganggu yang lain yang sedang berdoa. Lalu kapan rekreasinya?  Menanggapi pertanyaan para tamu perihal ‘acara rekreasi para suster/biarawati’, suster kepala menjawab: “Kami berrekreasi sepanjang hari bersama dengan Tuhan”. Berekreasi sepanjang hari bersama Tuhan berarti menghayati hidup sepanjang hari dalam dan bersama dengan Tuhan. Seorang romo yang pernah memimpin misa disana mengatakan, saat menyambut komuni semua suster memberikan senyuman terbaiknya. Bukan senyum-senyum untuk si romo, tapi mereka menyambut Kristus dengan sukacita dan cinta.

Wow ! Itulah komentar teman-teman setelah tinggal beberapa hari di Gedono. Sepulang dari tempat itu, kami belajar untuk mempraktekkan membangun suasana doa dari saat kami bangun sampai menjelang kami tidur. Berdoalah dengan tidak jemu-jemu, dan untuk itu memerlukan latihan ketaatan untuk terus berinteraksi membangun relasi dengan Tuhan setiap waktu. Saat berada ditengah kemacetan, berada di dalam lift, kita perlu melatih diri untuk terus berdoa.

Bila hal ini terus kita lakukan sama seriusnya seperti pelari maraton yang terus latihan lari pagi, siang dan malam, sudah pasti iman yang hanya sebesar biji sesawi bisa semakin cepat bertumbuh. Sehingga saat Kristus datang menjemput, Ia mendapati iman itu masih ada di bumi. Maka tidak heran kalau Yesus mempertanyakan apakah ada iman yang tersisa, kalau doa kita saja masih on-off, kadang berdoa tapi lebih sering lagi tidak berdoa.  Kadang kita janji mau berdoa tiap pagi dan setiap malam, itupun masih sering lupa. Injil hari ini mengingatkan kita untuk setia berdoa, bukan karena Tuhan membutuhkan doa kita, tapi justru kita yang membutuhkan doa agar iman tetap bisa dipelihara untuk bertumbuh.

Marilah kita tetap setia berdoa apapun situasinya, bukan hanya saat kita memiliki masalah atau bila ada permohonan pribadi, tapi kita berdoa dengan penuh syukur atas segala rahmat dan cintaNya.

===============================================================

Bacaan Luk 18:1-8

“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun, namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”

Leave a Reply

Required fields are marked *.