Fiat Voluntas Tua

Kisah Seorang Guru yang Menjadi Aktivis CU

| 0 comments

Sekadar Kata Awal

Saudara-saudariku yang pernah membaca tulisan “Oleh-oleh Pengalaman dari Kalimantan”, sebuah cerita perkembangan Credit Union di Borneo, apakabar? Saya hendak membagikan lagi keajaiban Credit Union di sana. Kali ini bukan dari Kalimantan Barat di mana 6% penduduknya sudah menjadi anggota CU, melainkan dari Kalimantan Tengah.

p1010194Kisah ini terumuskan karena pada September lalu, Dominikus D Fernandez, seorang aktivis CU Sumber Rejeki, Ampah, berkunjung ke Jakarta. Ia ingin mengisi masa liburan puasa dengan melihat perkembangan Credi Union di Jakarta, khususnya CU Bererod Gratia (CUBG) yang ikut dalam Jaringan Credit Union Kalimantan. Selama seminggu, setiap pagi Fernandez ikut ngantor di Tempat Pelayanan CUBG Jl. Matraman, 31. Sesekali ia mengunjungi tempat pelayanan lain. Ia mencermati cara pengurus dan staf CUBG bekerja dan melayani. Ia telah memberikan banyak masukan berharga.

Sekarang ini saya punya obsesi untuk mengumpulkan cerita-cerita gerakan CU di Kalimantan. Kedatangan Bapak Fernandez tentu saja merupakan peluang emas yang tak boleh dilewatkan. Meski waktu itu acara saya cukup padat, saya berhasil mencari waktu untuk berjumpa dan berbincang dengan Bapak Fernandes. Kantor CUBG Jl. Matraman menjadi tempat pertemuan kami.

Berikut ini saya sajikan hasil pembicaraan kami. Dalam tulisan berikut ini, Bapak Fernandez akan bertutur sendiri, meski sebenarnya yang menuliskannya kembali adalah saya. Pilihan ini dibuat supaya Anda dapat lebih akrab dengan Bapak Fernandez dan juga supaya tulisan lebih ringkas.

Pengalaman Bapak Fernandez tidak ubahnya percikan api. Semoga api ini menyulut dan mengobarkan Anda juga untuk secara kreatif berbuat sesuatu bagi saudara kita yang miskin.

Salam – Antonius Sumawan, SJ

Guru yang Jadi Aktivis CU Saya Dominikus D Fernandez, seorang katekis yang diangkat sebagai Pegawai Negeri. Saya berasal dari Larantuka. Pada usia 25 tahun saya ditugaskan mengajar di SD III Tampa, Kecamatan Ampah, Kabupaten Barito, Kalimantan Tengah. Saya pernah punya hanya 9 murid untuk seluruh SD. Karena murid terlalu sedikit, kelas kami gabung. Dalam seminggu hanya tiga hari saya mengajar di sekolah. Karena punya banyak waktu luang, saya tergerak untuk membagikan ilmu kepada orang-orang dewasa juga. Saya kemudian merancang program Pendidikan Orang Dewasa(POD), yang menawarkan tiga paket. Paket A untuk kesetaraan dengan SD, paket B setara dengan SMP dan paket C setara degan SMA.


Pada 1979 saya merintis sebuah SMP Swasta di Ampah. Setahun kemudian SMP rintisan ini dijadikan SMP Negeri. Di SMP ini selama sembilan tahun saya mengajar tanpa dibayar. Pada 2003 saya mendirikan SMA. Lagi-lagi setahun kemudian SMA ini dijadikan SMA negeri. Di sini pun selama setahun saya menjadi Kepala sekolah dan mengajar tanpa dibayar. Semuanya adalah pelayanan.


Bersentuhan dengan pemberdayaan

Saya memang seorang guru. Namun pemberdayaan masyarakat miskin sejak awal sudah menjadi bagian hidup saya. Sejak 1979 hingga 1990 saya menjadi pendamping nasabah Bank Purba Danarta di daerah Kalimantan Tengah. Bank Purba Danarta adalah suatu bank yang secara khusus ingin memberikan pelayanan kepada orang-orang kecil, mendampingi usaha-usaha mandiri mereka. Pendiri dan pemimpin bank ini Pastor Melchers, SJ. Kantor pusatnya di Semarang. Setelah Pastor Melchers meninggal, kabarnya terjadi perubahan manajemen bank ini, tapi saya tidak tahu persis, karena setelah 1990 saya kurang kontak lagi dengan Bank Purba Danarta.


Waktu itu saya mendampingi sekitar 1.000 orang. Ada masa ketika pelayanan kami lakukan dengan sederhana sekali. Inti dari gerakan ini adalah kepercayaan. Buku tabungan dan pinjaman anggota hanyalah buku tulis biasa. Setiap kali ada setoran diberi meterai. Namun hal itu tidak menjadi masalah karena kami percaya satu sama lain.

Pada 1989 saya sempat mengikuti kursus di Lembaga Bina Swadaya. Namun saya tidak begitu tertarik mengikuti metodenya, yang menurut saya, masih belum amat menekankan unsur swadaya masyarakat. Mereka masih cukup banyak sekadar mengalihkan dana dari pemerintah kepada masyarakat.


Kenal CU (selanjutnya baca disini)


Leave a Reply

Required fields are marked *.