Fiat Voluntas Tua

Kebebasan Memilih

| 1 Comment

Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Sebagai orang tua kita tentu ingin anak-anak yang setia, yang menurut pada perintah dan didikan orang tua. Kita bisa bandingkan cara didikan orang tua kita jaman dulu dan cara mendidik jaman sekarang. Sungguh tidak akan efektif setiap pemaksaan yang dilakukan pada anak-anak.Mereka begitu banyak mendapatkan informasi, sehingga mereka juga punya banyak pilihan. Mereka pun menuntut kebebasan untuk memilih. Lalu bagaimana kita perlu bersikap? Memaksakan tidak baik, membebaskan mereka pun ada resiko besar.

Saat duduk kelas 1 SMA di Kanisius, Wisnu sudah berketetapan hanya ingin masuk IPS karena tertarik untuk memilih jurusan Psikologi. Memang dari SMP kami sudah sering mengajak nya berdiskusi tentang minat dan pilihan kedepan. Kami mendukung dan mengatakan bahwa IPS pun tidak bisa dianggap enteng, sama sulitnya dengan IPA. Setelah selesai SMA, ia hanya mengikuti dua ujian masuk jurusan Psikologi, di UNIKA Atmajaya dan UI. Ternyata ia diterima di UNIKA Atmajaya dan mulai mengikuti program disana bahkan mulai kuliah. Pengumuman dari UI pun menyusul dan ternyata ia diterima juga di Psikologi. Nah, tentu dia bingung, sudah punya teman di Atma,sudah senang disana, tapi juga ingin coba di UI. Maka kami meluangkan waktu bertukar pikiran, memikirkan berbagai pro dan kon antara keduanya. Sebagai ortu tentu kami ingin diapilih UI, tapi biarlah kami belajar menahan diri dan mendukung pilihannya dalam doa. Akhirnya Wisnu memilih meninggalkan Atmajaya dan memilih UI. Tentu kami bersyukur karenanya karena memang itulah harapan kami. Keputusan yang dipilih dalam suatu kebebasan tentu memberikan dampak tersendiri bagi sang anak, ia berani menempuh segala resiko karena ia telah mengambil pilihan nya.

Injil hari ini menunjukkan bagaimana kasih itu diajarkan Yesus kepada murid-muridNya, saat mereka ditolak untuk mengunjungi Samaria. Siapa sih yang tidak kenal pelayanan Yesus saatitu? Dia yang membawa kesembuhan, membuat orang buta melihat dan lumpuh berjalan. Dia yang membuat banyak orang bertobat, yang membawa kebaikan, kok ya ditolak? Wajar memang kalau para murid yang sudah mengenal pelayananNya ini marah dan gemes,sehingga mereka ingin mengutuk penduduk Samaria karena menolak Yesus. Justru dengan tegas Yesus menegor para murid, dan memilih meninggalkan Samaria menuju tempat lain lagi.

Kadang kita juga seperti penduduk Samaria, sudah tahu banyak yang kesempatan baik yang diberikan Tuhan pada kita,tapi kita memilih mengambil keputusan yang memuaskan diri sendiri dan justru menolak kesempatan baik yang Tuhan berikan. Dengan demikian pergilah kesempatan emas dari hadapan kita, dan Tuhan berlalu untukberpaling ketempat lain yang bisa menerima rahmatNya.

Maka diperlukan sungguh ketajaman rasa dalam mengenali kehendak baik Allah dalam hidup kita. Jangan sampai kita menolak tawaran Tuhan. Tapi disatu sisi, kita juga tidak bisa memaksakan seseorang untuk menerima sesuatu yang menurut kita baik, termasu kepada anak-anak. Yang bisa dilakukan adalah memberi informasi sebanyak-banyaknya termasuk berbagai konsekwensinya. Berdoalah sebelum membicarakannya dengan anak. Untuk anak yang lebih besar pun kita perlu melatih mereka mengenali kehendak Tuhan, perlu diajarkan membuat keputusan sendiri termasuk menerima segala konsekwensinya. Marilah kita juga belajar memberi kebebasan kepada orang-orang sekitar kita karena Yesus pun tidak pernah ingin memaksakan kehendakNya. Itulah kasih yang tulus, yang tidak hendak memaksakan kehendak. Mencintai tidak harus menguasai dan memiliki serta memaksakan. Sebenarnya yang rugi adalah mereka sendiri, para penduduk Samaria, dan juga kita yang tidak menyadari rahmat yang telah disediakan bagi kita.

Semoga kita belajar mencari kehendak Allah dalam hidup kita, karena semua yang diberikanNya membawa kebaikan bagi kita. Jangan sampai kita karena emosi, karena ego kita, menolak tawaran Nya sehingga Ia berpaling ketempat lain. Dengan cara yang sama, marilah kita belajar untuk tidak memaksakan kehendak kita juga bagi orang yang kita kasihi. Let the Holy Spirit leads us.

=====================================================================

Bacaan Lukas 9:51-56
9:51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
9:52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.
9:53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
9:54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?”
9:55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
9:56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

One Comment

  1. Halo mbak,
    Tulisannya bagus banget

    Cuman aku pengen komentar yang ringan saja pada paragraph penutup

    Semoga kita belajar mencari kehendak Allah dalam hidup kita, karena semua yang diberikanNya membawa kebaikan bagi kita. Jangan sampai kita karena emosi, karena ego kita, menolak tawaran Nya sehingga “IA BERPALING” ketempat lain.

    Kalimat IA BERPALING, mungkin bukan berarti Allah berpaling dari atau Meninggalkan kita. Justeru Pada Lukas 9:56 terlihat kesetiaan Yesus, IA berpaling menegor mereka, bukan berpaling meninggalkan mereka.

    Sehingga yang perlu digaris bawahi adalah, sifat berpaling dari Allah (meninggalkan Allah) adalah sifat Manusia, bukan sifat Allah. Kejatuhan kita kedalam Dosa, itu semua merupakan Sifat berpalingnya Manusia dari Allah (meninggalkan Allah dan tidak menjalankan perintah-Nya). Segala akibat dari tindakan/Pilihan kita tersebut adalah karena kesalahan kita sendiri bukan karena Allah berpaling dari kita. Justeru Bahkan dalam dosa dan kesesakan Dia tetap setia mau mengampuni kita, menolong dan senantiasa mengingatkan kita.

    Ulangan: 32:4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, ALLAH YANG SETIA, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.

    I Korintus: 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab ALLAH SETIA dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

    Any way.. secara garis besar, saya sependapat dengan mbak. Bahwa kita harus semakin bijak didalam mengambil segala keputusan dalam hidup ini, Dia tidak menjadikan kita sebagai robot namun manusia bebas yang bisa memilih mana yang baik dan benar. Oleh karena itu pilihlah Jalan Keselamatan itu, menjalankan segala Firman dan Ajaran-Nya, untuk memperoleh Hidup yang kekal…

    Sukes ya mbak.. Aku senang ngebaca semua arikel-artikelnya.

    Tuhan memberkati

Leave a Reply

Required fields are marked *.