Fiat Voluntas Tua

Option and Action For The Poor

| 0 comments

“Roh Tuhan ada pada-Ku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin”

Semua orang yang telah dibaptis dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus mendapatkan Roh yang sama dengan Roh yang ada didalam Yesus. Roh yang sama ini lah yang memberikan kekuatan kepada kita untuk memberitahukan tahun rahmat Tuhan telah datang. Roh yang sama ini manyadarkan kita bahwa kita sendiri telah menerima pembebasan dan rahmat Tuhan. Hidup kita sudah dipenuhi ‘blessing’, sehingga tugas kita selanjutnya adalah memberikan berkat dan rahmat Tuhan kepada semakinbanyak orang.

Bacaan Injil hari ini yang juga merupakan nubuat nabi Yesaya adalah inti dari Ajaran Sosial Gereja (Luk4:16-19) yang seharusnya menjadi nafas hidup dan karya keseharian umat katolik.  Kita yang telah dibaptis selayaknya memiliki rasa kepedulian yang tinggi seperti yang Yesus rasakan. Dia tidak bisa menolak orang-orang yang datang kepadaNya, yang sakit, yang menderita, yang lumpuh dan yang terikat. Roh Tuhan ada pada kita dan punya tugas istimewa yaitu menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Sudahkah?

Apakah kabar yang terbaik bagi orang miskin? Saya rasa bukan tentang hidup kekal atau nikmat di surga sebagai terminal terakhir. Hidup mereka yang miskin masih dalam taraf daily survival, hanya untuk bertahan hidup sehari itu. Maka kabar baik bagi orang miskin adalah bahwa sebentar lagi mereka tidak miskin lagi. Bahwa sebentar lagi tidak perlu antre minyak tanah, bahwa sebentar lagi harga-harga akan turun. Bahwa sebentar lagi anak-anak bisa sekolah dengan biaya terjangkau, syukur kalau gratis. Bahwa sebentar lagi ada kesempatan untuk memperbaiki hidup menjadi lebih baik.

Banyak kebijakan yang tidak pro rakyat sehingga mengakibatkan semakin banyak jumlah orang miskin di negeri ini. Begitu banyak cara dimana kita bisa ambil peranan menghadapi kemiskinan yang marakdisekitar kita sebagai tanda bahwa Roh Kudus hidup didalam kita. Lihatlah orang-orang disekitar kita, apakah kita sudah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka yang tertindas dan terjepit terutama yang lebih lemah dari kita? Adakah kita sudah berusaha memberikan upah bagi buruh sebesar UMR ? Bagaimana dengan pembantu RT sendiri apakah diberikan hak dan kewajiban yang sepadan?

Dalam pertemuan sosialisasi CU BG (Credit Union) saya terharu mendengar seorang anggota yang sharing sebagai berikut “Sebelum saya ikut CU saya  termasuk orang yang miskin, tidak berdaya menghadapi masa depan bahkan takut memikirkan masa depan anak-anak saya. Tetapi setelah saya ikut CU, saya memang masih miskin, tapi kalau dulu sangat miskin sekarang menjadi agak tidak terlalu miskin. Yang jelas saya lebih berani dan lebih siap menghadapi masa depan.” Semoga jargon ‘option for the poor’ tidak berhenti menjadi jargonnya umat katolik, tetapi berubah menjadi action for the poor.

====================================================================

Bacaan : Luk 4:16-30
“Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.Kepada- Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya. ” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib,
sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.