Fiat Voluntas Tua

Yang Paling Penting dari Yang Penting

| 1 Comment

“Perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Pertanyaan yang paling sering saya lontarkan pada peserta pelatihan kepemimpinan adalah : Apakah yang paling berharga dalam hidup Anda? Apakah yang tersisa bila musibah datang tiba-tiba merenggut segalanya ? Untuk sementara orang, kesehatan adalah yang paling berharga; maka mereka akan berusaha menjaga kesehatannya bahkan mengasuransikan seluruh anggota keluarganya. Ada yang mengutamakan keluarga, tapi saat kejadian seperti tsunami merenggut seluruh anggota keluarga maka hanya nestapa yang tinggal. Ada juga yang mengatakan karirnya lah yang berharga. Mereka akan berusaha dengan berbagai cara mempertahankan karir dan pekerjaannya. Posisi yang baik menuntut berbagai kualifikasi dan persyaratan. Tapi pada akhirnya yang diutamakan adalah harta atau uang yang dihasilkan dari PW (Posisi Wuenak) tersebut.

Seluruh sikap dan paradigma kita tergantung pada apa tujuan hidup kita, apa yang ingin dicapai dalam hidup yang hanya sementara ini. Injil hari ini mengingatkan pentingnya memiliki visi sebagai tujuan hidup kita. Kalau tujuan hidup kita adalah menuju kekekalan, maka segala yang dilakukan saat hidup di bumi tentu diupayakan agar menuju ‘kesana’. Jangan sampai kita dibelokkan bahkan menyimpang dari tujuan terminal akhir.

Pada akhirnya apapun yang kita miliki di dunia ini, tidak akan dibawa ke alam berikutnya. Yang dibutuhkan hanya sepetak tanah ukuran 1 x 2 meter. Paling mahal 1-2 milyard lah kalau di San Diego Hills; setahu saya inilah tanah makam termahal di sekitar Jakarta. Harta yang semakin banyak ditinggalkan untuk bekal 7 atau 70 keturunan,  hanya akan membuat mereka ‘rayahan’ satu sama lain sepeninggal orang tuanya.

Dalam kisah Injil hari ini, orang muda yang kaya ini, setelah bertemu Yesus justru menjadi kecewa. Karena ia merasa seperti orang Yahudi lainnya, bahwa memiliki kekayaan adalah tanda dicintai Yahwe. Ternyata Yesus menginginkan hati yang tidak melekat pada peraturan agamawi. Juga hati yang tidak melekat pada kekayaan untuk bisa masuk Kerajaan Allah. Menjual harta disini dimaksudkan untk menggunakan apa yang dimiliki saat ini untuk membantu orang lain yang kesulitan, mendatangkan kebahagiaan bagi orang miskin, dan tidak menyimpnnya untuk diri sendiri. Semua daya usaha digunakan sebagai sumber kebahagiaan bersama orang lain di bumi. Membuat kehidupan dibumi seperti didalam surga, dimana ada kasih bagi orang-orang yang tersisihkan. Semua yang ada dipakai untuk setiap pekerjaan dan usaha yang dapat memuliakan Tuhan.

Marilah kita belajar melepaskan hati yang melekat pada pekerjaan, posisi, pada kekayaan dan mencari keuntungan diri sendiri. Semakin hati kita beralih dan tertuju pada Allah, maka hati kita bisa diubahkanNya menjadi hati yang selalu ingin membantu orang yang kesulitan, hati yang tidak tahan melihat orang lain yang menderita karena tidak berdaya, hati yang menjerit kepada ketidak adilan manakala manusia menjadi tidak begitu berharga. Kalau sudah begini, maka yang paling penting dari yang penting adalah waktu; siapapun tidak bisa menambahkan atau menurangi waktu kesempatan yang Tuhan berikan pada kita. Semoga setiap usaha dan karya kita dalam setiap waktu dan kesempatan yang diberikan membawa kemuliaan bagi Dia. Ad maiorem Dei Gloriam.

====================================================================

Bacaan Mat 19:16-22

“Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya

One Comment

  1. Puji syukur kepada Tuhan! Dan semoga semua orang lebih mementingkan nama Tuhan daripada memuja akan kekayaan sesaat. Memang harta penting untuk kita kumpulkan di dunia ini untuk anak-anak kita, tetapi janganlah mentuhankan semua harta itu sebagai dasar hidup. Terimakasih semoga Tuhan menyertai kita selalu.

Leave a Reply

Required fields are marked *.