Fiat Voluntas Tua

Nothing More, Nothing Less

| 0 comments

“Jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini.”

Antara orang dewasan dan anak-anakselalu ada gap yang besar dalam menyikapi suatu keadaan. Para murid yang senantiasa bersama-sama Yesus rupanya mulai menyadari siapa Yesus ini, sehingga mereka juga mematut-matut dirinya kira-kira layakkah mereka nanti jadi ‘aspri’ nya Yesus bila Ia bertahta di Kerajaan Surga nanti. Apa mungkin keduabelas rasul mendapat tempat yang sama? Siapa yang lebih berarti dibanding siapa? Dimana mereka akan ditempatkan nantinya. Setelah bersama-sama dengan Yesus sekian lama rupanya smua berpikir akan posisi mereka kelak di kemudian hari.

Berbeda dengan para murid, anak-anak kecil ini jarang bertemu Yesus kecuali bila Yesus datang mengunjungi dan berkarya di desanya. Perjumpaan dengan Yesus rupanya begitu membekas pada diri mereka. Tentunya Yesus bukan sosok yang menyeramkan layaknya orang Farisi dan Ahli Taurat. Ia begitu dekat dengan anak-anak sehingga mereka merubunginya. Mungkin ada yng ingin dipangku, diceritakan kisah lucu dsb. Pastinya Yesus memiliki waktu khusus dengan anak-anak disela-sela kesibukannya. Tentu para murid seperti layaknya bodyguard, mengusir anak-anak ini agar Yesus bisa istirahat dan mempersiapkan diri pada pelayanan berikutnya.

Yesus justru melihat kepolosan anak-anak ini, mereka hanya ingin menikmati waktu sesaat bersamaNya. Nothing more, nothing less. Dipangku saja sudah senang, apalagi diajak bercanda. Sehingga saat -saat perjumpaan menjadi saat yang dinanti-nantikan anak-anak ini. Ia tidak merasa terganggu bahkan menikmati saat pertemuan dengan anak-anaktersebut.

Apakah kita juga mengenal Yesus seperti anak-anak ini? Merindukan perjumpaan denganNya setiap waktu, tanpa mengharapkan segala sesuatu bagi dirinya sendiri seperti para murid? Bukan perjumpaan yang diikuti dengan harapan akan sederet permohonan doa untuk dikabulkan Tuhan. Apakah kita juga selalu riang gembira menyambut Nya? Anak-anak yang mengelilingi Yesus ini seperti malaikat yang pekerjaannya hanya menyanyi dan memuji Tuhan.

Yesus merindukan setiap orang kembali memandang Tuhan dengan segala kemurahanNya seperti anak-anak ini dengan kepolosannya,dengan tanpa pretensi apapun. Ia berharap semua orang yang mengikutiNya belajar dari anak-anak kecil ini, berbalik dan berharap kepadaNya senantiasa. Karena untuk itulah Ia datang kedunia supaya tidak satupun manusia menjadi binasa. Seluruhnya kembali kepadaNya, termasuk mereka yang terhilang mau bertobat dan merindukan Yesus seperti anak-anak ini.

Semoga kita senantiasa belajar untuk terusmengosongkan diri dan selalu menanti-nantikan saat perjumpaan denganNya untuk memenuhi hidup kita dengan cintaNya. Karena Ialah yang mengisi kehidupan kita selanjutanya dan mampu memperbaharuinya demi Kemuliaan Bapa. Nothing More Nothing Less. Bersama denganiNya adalah lebih dari semuanya.

=================================================================

Bacaan Mat 18:1-5.10.12- 14

“Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. “Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.