Fiat Voluntas Tua

Mangan Ora Mangan Ngumpul

| 0 comments

“Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu,di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

Pepatah jawa yang satu ini rasanya berlaku universal, paling tidak di berbagai suku di Indonesia, sifat kekerabatan dan kekeluargaan masih dijunjung tinggi. Mungkin pepatah itu dibuat di jaman susah dimana tidak selalu ada makanan yang bisa disajikan saat ada kumpul-kumpul. Tapi kenyataannya dimana-mana, suku apapun, kalau kita mau ketemuan, mau rembugan, pasti ada saja yang disajikan biarpun cuma sepiring singkong rebus dan segelas kopi. Kalau di Jakarta, gak ada Starbuck, warteg pun jadi. Yang penting ada suasana gembira, suasana kebersamaan, senang bertemu satu sama lain dan dengan harapan setelah pertemuan ada kata sepakat yang melegakan banyak pihak. Musyawarah untuk mufakat.

Justru di jaman Yesus hidup, Ia menggunakan diplomasi meja makan dengan orang-orang yang berdosa. Ia menyapa mereka terlebih dulu dengan mau datang makan bersama mereka dirumahnya. Ia melanggar hal yang tabu bagi seorang guru yang posisinya terhormat. Dalam suasana kebersamaan, kekeluargaan di meja makan, seseorang merasa diterima satu sama lain. Tidak merasa tersisih, dan tidak takut lagi seperti Zakeus yang berdosa untuk mengakui kesalahannya dan berjanji memperbaikinya.

Injil hari ini mengingatkan bahwa kalau dua-tiga orang berkumpul dan semuanya berkeinginan baik, merancang yang baik atau mendatangkan kebaikan bagi orang lain, itu adalah sama dengan menghadirkan Allah juga bagi satu sama lain. Segala yang baik pun datangnya dari Allah, maka kalau setelah berembug dan yakin bahwa yang kita minta itu baik, lalu kita sepakat untuk memintanya pada Allah, pasti apa yang diinginkan bisa terjadi, tentu dengan disertai komitmen mereka yang telah sepakat tadi.

Tapi kalau dua-tiga orang merancang hal yang jauh dari kebaikan, maka yang hadir adalah kejahatan seperti yang dilakukan tiga orang tak dikenal yang sepakat menculik dan menganiaya seorang romo [KOMPAS]. Berbagai tindak kejahatan yang dilakukan lebih dari satu orang, umumnya korbannya menderita lebih parah; maka tidak heran kalau hukumannya pun berat karena masuk dalam kategori : Kejahatan Berencana.

Marilah kita membiasakan diri merencanakan yang baik bersama-sama, karena dengan demikian kita menghadirkan Allah di tempat kita berkarya. Tidak bekerja untuk kemuliaan diri sendiri, tapi berharap dengan 2-3 orang lainnya kita bisa menjadi baik juga, saling sepakat dan mendukung untuk memberikan komitmen. Juga saling menerima satu sama lain dengan kelemahannya.

Budaya dialog dan musyawarah memang harus dipelihara dan ditumbuhkan agar kita tidak tumbuh menjadi manusia egois dan tidak peduli satu sama lain. Karena Allah kita adalah Allah yang menyatukan segala yang baik, Ia bekerja pada semua orang yang berkehendak baik dan ingin mendatangkan kebaikan bagi banyak orang. Jadi gpp kan kalau sedia singkong dan kopi, yang penting ngumpul…

===================================================================

Bacaan : Mat 18:15-20

“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.