Fiat Voluntas Tua

Antara Benih Baik, Biji Sesawi dan Ragi

| 0 comments

Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.

Bacaan hari Minggu lalu mengisahkan tentang Kerajaan Allah seperti benih yang ditaburkan ke berbagai tempat. Ternyata benih tersebut sangat lah rapuh, sehingga membutuhkan tanah yang subur agar bisa bertumbuh. Tidak hanya itu tetapi setelah tumbuh diperlukan penanganan pengerjaan yang benar sehingga hasilnya maksimal, yang bisa menghasilkan sampai seratus kali lipat.

Bacaan Minggu ini masih tentang Kerajaan Allah dan benih yang ditebarkan oleh Sang Penabur. Tapi Ia mengijinkan benih ilalang juga tumbuh diantaranya. Dialog antara pemilik ladang dengan penggarap yang bertugas mengawasi pertumbuhan benih menunjukkan bahwa pemilik ladang mengijinkan ilalang bertumbuh bahkan jangan dicabut. Aneh juga sikap pemilik ladang karena pasti para penggarap tahu cara membedakan gandum dan ilalang dan tidak bakal salah mencabut, kecuali kalau memang secara secara fisik ilalangnya  mirip dengan gandum atau sebaliknya, atau menempel bahkan ilalang nempel bersatu dengan gandum sehingga bisa salah cabut.

Ternyata Tuhan Yesus sebagai Sang Penabur memahami bahwa adal sisi-sisi kegelapan manusia tidak serta merta menhilang saat benih Kerajaan Allah ditabur. Kuasa kegelapan tsb tetap membayangi dan mengancam kita yang telah menerima terang ilahi.Tapi yang jauh lebih penting adalah penggarap hrs mengenali gerakgerik kekuatan gelap yang licik dan bisa memperkeruh keadaan. Kelak kekuatan dari atas sendiri lah yang akan membasmi si jahat itu, bukan kekuatan dari dunia. Bukan juga usaha manusia untuk mengalahkan kuasa kegelapan. Disinilah ditampilkan pribadiYesus yang memiliki tanah itu. Ia tidak reaktif, Ia tahu persis apa yang akan dilakukannya, Ia yakin ladangnya tidak rusak dengan tumbuhnya ilalang disana. Ia tidak tergoda untuk mencabuti ilalang. Bahkan Ia terus memberikan kesempatan untuk pertobatan bagi mereka yang hidupnya ditumbuhi ilalang, dan selanjutnya menerima kasih Nya. Sama seperti perumpamaan kemarin, buluh yang terkulaipun tak dipatahkanNya. Selalu diberikan kesempatan menerima rahmat Allah.

Di akhir retret pewarta weekend ini saya benar-benar menikmati suatu penyegaran dimana tidak hanya dikuatkan dengan pengajaran akan dokumen gereja Evangelii Nuntiandi, tapi juga diberi kesempatan untuk merefleksikan diri melalui adorasi dan sakramen tobat. Mari kita senantiasa memeriksa diri apakah kita layak sebagai gandum atau kombinasi antara ilalang dan gandum, kalau masih menjadi ilalang maukah kita berubah menjadi gandum sebelum dicabut para penuai nanti?

Semoga semangat Pentakosta tetap dihidupi dan terus menerus memperbaharui kehidupan keseharian kita sebagai pembawa Kabar Gembira ditengah keluarga dan masyarakat dimana bertebaran ilalang disekitar kita. Injil hari ini meneguhkan kita untuk berani hidup berdampingan dengan mereka yang berbeda dan bahkan menolak kita. Kita tidak bisa hidup eksklusif hanya di dalam komunitas yang nyaman. Tuhan percaya bahwa gandum tersebut tidak akan terpengaruh dengan banyaknya ilalang. Mampukah kita mensyukuri kesempatan untuk mendewasakan iman kita ditengah perbedaan dan tantangan?

Dengan demikian diharapkan benih Kerajaan Allah dapat tumbuh dan berkembang berkali lipat bahkan menjadi ‘pohon’ peneduh bagi orang banyak. Kiranya kita juga senantiasa berjaga dan waspada atas segala tipu daya kehidupan jaman ini sehingga kita dimampukan mengenali rahmat Allah yang tersembunyi dibalik kesulitan dan godaan. Kita diharapkan ambil bagian dalam membagikan nikmatnya roti kehidupan kita bagi orang lain sebagai akibat ragi Kerajaan Allah yang ditaburkan untuk mengembangkan segala talenta dan rahmat yang diberikan.

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar. Mari kita resapkan setiap Injil yang kita terima dengan hati yang siap menjadi tanah yang subur, sehingga kita semakin peka dan rendah hati mau diubahkan dari ilalang menjadi gandum sampai tiba saat penuaian.

====================================================================

Bacaan Matius 13:24-43

13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
13:25 Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
13:26 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.
13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu?
13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”
13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.
13:32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.”
13:33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”
13:34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka,
13:35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”
13:36 Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: “Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.”
13:37 Ia menjawab, kata-Nya: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia;
13:38 ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat.
13:39 Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
13:40 Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.
13:41 Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
13:42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.
13:43 Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Leave a Reply

Required fields are marked *.