Fiat Voluntas Tua

Komersialisasi Jabatan

| 0 comments

Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Setiap karyawan idealnya ada SPK Surat Perjanjian Kerja tentang apa yang harus dilakukan dan tidakboleh dilakukan. Selalu ada konsekwensi apabila perjanjian tersebut tidak disepakati. Baik terjadi pemecatan bagi karyawan yang bandel atau pemogokan karyawan bila pengusaha ingkar janji. Yang paling umum terjadi disekitar kita, hhmmm… mungkin sesekali juga kita lakukan adalah komersialisasi jabatan; memanfaatkan posisi dan jabatan demi keuntungan sendiri. Ada u(d)ang dibalik meja atau kalau di Indonesia mejanya pun tak ada alias bisa dimana saja. Pasti employer akan kecewa sekali karena si karyawan sudah mendapat segala benefit,upah dan bonus yang memang sudah ditentukan sebagai haknya.

Injil hari ini mengingatkan kita, bahwa kita dipanggil sebagai pekerja-pekerja di ladang anggur Nya Tuhan. Ada yang dipanggil selagi muda, ada yang dipanggil untukbekerja di ladang Nya setelah menikah, ada yang dipanggil setelah pensiun. Upahnya sama kok, sedinar sehari atau sama-sama masuk dalam KerajaanNya dan menikmati perjamuan bersamaNya (Mat 20:1-20).

Kita dipanggil dengan berbagai cara yang ajaib, ada yang dipulihkan dari sakit dan kelumpuhan diri, ada yang disembuhkan luka batinnya, kita masing-masing punya kisah cinta yang panjang dengan Tuhan. Kita mendapatkan semuanya cuma-cuma. We got it free of charge. Termasuk talenta, bakat , keahlian dan kemampuan. Sebagai tanda kasih kita maka gunakanlah sebaik-baiknya seluruh pemberian Tuhan untuk memberitakan Kabar Baik. Inilah tugas utama kita yang seharusnya menjadi prioritas nomor satu dalam hidup kita.

Kita diutus untuk pergi mewartakannya dengan apa yang ada pada kita. It is more than enough. Gak perlu bawa sangu karena kalau kita sungguh-sungguh menjadi pembawa damai Tuhan, maka setiap orang yang menerima salam kita pasti melayani kita dengan suka cita. Kenapa? karena sama-sama dgerakkan oleh Roh Kudus yang sama. Tapi kalau kita mulai dengan memanipulasi nya dengan keinginan diri, maka pelayanan menjadi tidak tulus lagi. Prioritaspun menjadi beralih menjadi nomor sekian karena kita menomorsatukan kepentingan pribadi. Dan akhirnya pasti segala yang busuk akan terbongkar juga karena yang kudus tidak bisa bersatu dengan yang tidak tulus.

Kalau kita secara halus melakukan ‘komersialisasi’ jabatan dari Tuhan ini, kita sungguh-sungguh menjadi orang yang tidak tahu terima kasih. Masih ada saja oknum-oknum aktivis yang memanfaatkan posisinya, baiksecara halus seperti minta fasilitas maupun pasang ‘tarif’. Sudah dipulihkan dari sakit, dikasihi Tuhan tapi masih juga tega memanipulasi cinta kasih Nya yang all-out. Yang begini ini bakalan masuk golongan yang terakhir, walau ia ‘dipanggil’ menjadi pekerja kebun anggur terlebih dulu.

God knows better for us. Ia yang memelihara burung-burung di udara, juga pasti memelihara kita yang amat berharga dimataNya. Ia tahu kita perlu memenuhi kebutuhan kehidupan keseharian kita. Mari kita tengok rasul Paulus yang kisah perjalanan imannya luar biasa. Pergi memberitakan Injil kemana-mana, lalu bagaimana ia hidup? Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya (1Kor 9:18 ) bahwa upahnya mengikut Kristus adalah boleh memberitakan Injil. Lalu darimana ia membiayai pelayanannya? Ternyata Rasul Paulus diberikan talenta sebagai tukang kemah (Kis18:3). Pasti Tuhan cukupkan dengn order yang bisa menutupi seluruh biaya perjalanannya untukpemberitaan Injil sampai keseluruh Asia kecil.

Maka pertanyaannya bagi kita yang telah mengambil bagian dalam pekerjaan pemberitaan Injil, tidak ada istilah part time or full time. Kita lakukan semuanya dengan full heart, dimana saja kapan saja dengan talenta yang telah diberikanNya bagi kita. Jangan lah menjadi prodiakon yang maunya datang ketempat yang ‘menjanjikan’ uang transport. Jangan juga menjadi pewarta yang ‘pilih-pilih’. Belajar dari rasul Paulus, kita pun diberikan kemampuan memiliki ‘sumber’ lain agar tidak tergoda memanipulasi pekerjaan Tuhan, yang akhirnya membuat kita yang terdahulu menjadi terbelakang.

Tantangan lain bagi kita adalah janganlah mempertentangkan antara profesi dan bisnis atau karir dengan tidak melakukan pekerjaan memberitakan Kabar Baik. Semua orang yang telah dibaptis, apalagi telah mendapat Sakramen Penguatan, diutus untuk memberitakan Injil. Sorry to say, there is no excuse. Tuhan bisa mengambil segala yang kita miliki dalam sekejap, saat kita kerja keras mempersiapkan ‘bekal’ bagi kehidupan duniawi kita tapi lupa mempersiapkan diri saat ditanya di ‘pintu masuk’ KerajaanNya “apa yang telah kau lakukan bagi Ku hambaKu?

Pekerjaan memberitakan datangnya Kerajaan Surgapun bisa dilakukan saat bertemu siapa saja di bisnis lunch, coffee break, saat di pesawat. Kita tidak perlu menjadi full timer bagi pekerjaan Tuhan asal kita mau melakukannya dengan full heart. Kalau kita gak nyadar akan panggilan utama ini serta status kita sebagai pekerja di kebun anggur Tuhan, maka apa bedanya kita dengan karyawan yang tidak pernah ‘nongol’ saat jam karena terlalu ‘asyik’ dengan kerja ‘sampingan’nya. We switch the priority already for our own shake. Maka kalau profesi kita dokter,  kita bisa saja tidak pasang tarif saat menolong orang yang tidak mampu. Ada beberapa kawan dokter yang mengalokasikan sekian hari dalam sebulan untuk melakukan karya sosial karena hanya dengan cara demikian ia memuliakan Tuhan.

Jadi mana yang terbaik untuk dilakukan? Yang penting berikan hati kita padaNya dan bertindaklah dengan pimpinan Roh Kudus. Samaseperti para rasul yang telah menyerahkan hidupnya. Mereka berangkat pergi ke desa-desa tanpa membawa apa-apa kecuali pimpinan Roh Kudus. Mereka melakukan semua yang diperintahkan Yesus. Roh Kudus memimpin kemana mereka melangkah, kerumah siapa, apa yang dikatakan dan apa yang akan dilakukan. Sekembalinya mereka dari berbagai desa-desa, mereka menceritakan berbagai keajaiban terjadi. Akhirnya semua memuliakan Allah, baik para rasul yang melangkah taat pada perintah Tuhan juga orang-orang yang telah mereka kunjungi. Do your best and let God do the rest.

=================================================================

Bacaan : Mat 10:7-13

“Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,
karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu”

Leave a Reply

Required fields are marked *.