Fiat Voluntas Tua

Salam Maria, Penuh Rahmat

| 1 Comment

Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.

Bersyukurlah mereka yang mendapat santa pelindung Maria, berarti orang tua mereka sungguh memahami keteladanan Bunda Maria. Selayaknyalah keteladanan itu juga menjadi inspirasi sepanjang kehidupan mereka selanjutnya. Hari ini adalah hari terakhir dalam Bulan Rosario yang khusus dipersembahkan bagi Bunda Maria. Mari kita meneladani ketaatannya dan kepekaannya yang senantiasa mengandalkan pimpinan Roh Kudus.

Maria muda yang penuh dengan Roh Kudus, baru saja melalui krisis kehidupan pertama sebagai ibu. Ia lolos dari ancaman hukuman rajam akibat hamil sebelum bersuami. Masih penuh dengan sukacita karena Santo Jusuf tetap bersedia mengawininya, ia teringat pesan malaikat bahwa sepupunya yang sudah tua, Elisabet mengandung. Maka tergeraklah hati Maria yang sedang hamil muda untuk berangkat ke pegunungan Yehuda. Ia ingin berbagi sukacita dengan sepupunya, yang hamil di masa tuanya; ia pun juga ingin menemani dan membantu sepupunya mengurus rumah tangganya saat Elisabet hamil tua.

Rasanya kebanyakan perempuan yang pernah hamil pasti merasakan ‘morning sickness’; akibat perubahan hormonal semasa kehamilan di trimester pertama. Bukan hal yang mudah untuk dinikmati walau kadarnya macam-macam. Bisa pusing, mual, mudah lelah, mudah marah, pegal-pegal, ngantuuuk.. wah susah untuk diceritakan. Apalagi bulan-bulan pertama adalah usia rawan suatu kehamilan, stress sedikit saja bisa mengakibatkan keguguran. Bunda Maria memilih mengatasi ‘morning sickness’nya, mungkin naik keledai yang sama yang dipakai ke Bethlehem untuk pergi ketempat yang jauh, sekitar 80 km dari tempat asalnya. Bukan hal nyaman naik keledai, apalagi di jalanan mendaki di pegunungan. Saya pernah merasakan sulitnya naik keledai, lha merosot terus…mungkin ‘boncengan’nya terlalu besar ya. Mungkin juga karena tidak terbiasa, tapi pegal sekali duduk lama di punggung keledai. Lebih pegal dari pada duduk boncengan miring dengan sepeda motor. Jadi bisa terbayang lah, kalau hamil muda naikkeledai dan berjalan jauh begitu, apakah bunda Maria tidak khawatir dan takut keguguran ? Lagipula ini kan anak titipan Allah? Not an ordinary baby.

Setiap pengorbanan yang timbul karena ketaatan akan panggilan dan rencana Allah, pasti berbuah sukacita. Roh Penghibur senantiasa menyertai setiap pengorbanan. Demikian juga dengan bunda Maria, ditengah keletihan dan susah payah menempuh perjalanan jauh, ia tidak mengeluh justru mengucapkan salam. Hanya dengan sapaan salamnya saja, Elisabet merasakan kedamaian luar biasa, bahkan bayi didalam perutnya melonjak kegirangan. Mereka penuh dengan sukacita Roh Kudus yang dibawa oleh Maria.

Kita yang menerima baptisan, juga sudah menerima Roh Kudus yang sama; tapi apakah kehadiran kita membawa kebahagiaan bagi orang lain? Apakah sapaan kita menyejukkan orang lain dan membuat mereka merasa sangat diperhatikan? Atau justru kita menjadi penyebar kekhawatiran termasuk memforward SMS2 atau email yang tidak bertanggungjawab. Mereka yang hidupnya dipimpin Roh Kudus, berhati-hati sekali dengan setiap kata yang diucapkan. Tapi cukup dengan sepatah katapun bisa mendatangkan sukacita bagi orang lain terutama orang-orang di sekitar kita.

Pujian Elisabet menjadi penghiburan bagi Maria yang sedang letih dan mungkin juga khawatir apakah kandungannya bisa bertahan dalam perjalanan yang melelahkan itu. Maria bersyukur atas keselamatan yang dilimpahkan Tuhan, pertama karena ia telah lolos dari ancaman rajam batu. Kedua, ia bisa sampai dengan selamat di tempat Elisabet… tanpa keguguran. Ketiga, ia ikut senang bisa merasakan sukacita Elisabet yang mandul sekian lama. Secara spontan Maria mengucapkan Kidung “magnificat Maria” yang merupakan doa sanjungan Hana saat melahirkan Samuel (1 Sam 2:1-10). Maria merasakan sukacita Elisabet persis seperti Hana yang mandul dan diejek-ejek Penina madunya. Dalam tradisi Yahudi, seorang istri yang tidak bisa memberikan anak, dianggap pembawa sial dan dikutuk Yahwe (Ul 28:18). Sangat memalukan sehingga sering disingkirkan dalam masyarakat. Maka kehamilan Elisabet adalah sukacita besar bagi keluarga Zakaria.

Kalau kita hidup dipimpin Roh Allah, kitapun bisa merasakan sukacita orang lain atas terlepasnya beban hidup mereka. Maka kehadiran orang-orang yang hidupnya dipenuhi Roh Allah, selalu dinanti-nantikan. Mereka berduka saat orang lain berduka, mereka ikut bersuka cita saat orang lain bergembira. Sebuah kunjungan sangat berarti bagi orang lain; berapa sering tradisi saling mengunjungi kita lakukan? Begitu banyak alasan kita buat untuk tidak melakukannya. Padahal sebuah kunjungan sangat berarti baik saat sedih maupun saat bahagia. Memang untuk itu kita harus berkorban waktu dan tenaga demi kebahagiaan orang lain.

Kehadiran Maria sangat membantu meringankan kehidupan Elisabet. Ia sudah tua saat kehamilan pertama, tentu sulit mengerjakan pekerjaan rumahtangga sendiri. Maria memiliki kepekaan luar biasa atas kebutuhan sepupunya ini. Ia yang seharusnya juga perlu menjaga kehamilannya dengan tidak berlelah-lelah, justru rela menempuh perjalanan jauh dan berat demi membantu sanaknya Elisabet. Maria berpikir, Elisabet lebih perlu dibantu daripada dia.

Berapa sering kita bertindak seperti Bunda Maria? Lebih memikirkan kepentingan orang lain yang memerlukan bantuan kita daripada kebutuhan kita sendiri. Mungkin kita pikir konyol ya, hamil muda kok malah pergi jauh untuk membantu orang lain. Tapi memang gak masuk akal juga, Yesus turun dari surga ke dunia mengorbankan diriNya untuk menolong kita manusia berdosa, agar bisa kembali bersama Sang Pencipta. Itulah pemikiran orang yang dipenuhi Roh Kudus, kasih Tuhan yang memenuhi kita merupakan rahmat yang lebih dari cukup. Bunda Maria yakin dengan perkataan malaikat, bahwa ia yang dinaungi Roh Kudus pasti dimampukan untuk melaksanakan berbagai karya di bumi.

Hidup semakin susah disekitar kita, kitapun tidak luput dalam menghadapi kesulitan. Tetapi semakin  banyak orang membutuhkan pertolongan dan perhatian kita. Semoga kita lebih sering melayani daripada dilayani, rahmat Roh Kudus lah yang memampukan kita.

=================================================================

Bacaan Luk 1: 39-56

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan- perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai- beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

One Comment

  1. Renungkan kebaikkanNya

    http://www.youtube.com/watch?v=Tj-SIj8a7eA

    Tuhan Yesus memberkati

Leave a Reply to susan sutrisno Cancel reply

Required fields are marked *.