Fiat Voluntas Tua

Punya Mata Tapi Tidak Melihat

| 3 Comments

Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya (Mrk 10:52)

Beberapa bulan lalu sebelum membuat blog ini, saya sering mengirimkan renungan pribadi lewat milis selesai mengikuti Misa Harian. Awalnya cuma sesekali, tapi karena beberapa orang minta terus dikirimi jadi setiap hari saya kirim. Sekalian “sarapan rohani” sebelum bekerja di kantor, kata mereka. Beberapa minggu kemudian seorang teman mengusulkan membuat blog, tapi saya malay lah. Wah, mana sempat ngurusin dan lagipula saya takut jadi narsis, penyakit yang menyerang para blogger. Rupanya Johan teman saya ini termasuk tipe persisten, sampai didaftarkannya blog atas nama saya, ya betul blog yang ada sekarang ini. Tx ya Jo ! Tapi itupun belum membuat saya tergerak untuk ‘membuat dan mengisinya’ sampai suatu saat saya nonton acara Kick Andy bulan Februari lalu.

Episode kali ini berjudul “Dengan hati melihat dunia” khusus meliput para tunanetra yang bergelut di dunia maya. Mereka punya website sendiri www.kartunet.com bahkan ramaditya punya blog pribadi yang dikerjakannya sendiri di www.ramaditya.com; disamping profesinya sebagai wartawan Detikcom dan sound engineer Mario Bros, produsen game2 online. Wouw… saya sampai terpesona melihatnya, luar biasa mereka ini; dengan keterbatasannya melakukan hal-hal yang orang ‘melek’ tidak melakukannya.

Sambil terharu melihat acara ini, saya seperti mendengar suara Tuhan berbisik ” orang buta aja punya blog, apa kamu gak pengen? For Me?” Mak nyeeesss….hancur hati saya. Yes Lord, Here I am Lord, akan saya lakukan untuk Mu. Saya minta ampun karena saya begitu malas dan lebih banyak dihantui ketakutan2 yang tidak perlu, sehingga menghalangi karya Roh Kudus dalam hidup saya. Maka gara-gara melihat acara itu, weekend berikutnya saya kebut belajar bikin blog yang akhirnya selesai dalam waktu 3 hari. Ampuni aku Tuhan, aku tidak melihat kehadiranMu disekitarku. Mulai saat itu saya berjanji untuk terus membuat renungan harian seperti janjiNya yang selalu baru setiap pagi. Bukan untuk saya, tetapi agar orang lain bisa merasakan kasih Tuhan juga lewat blog ini.

Injil hari ini tentang Bartimues, si buta dari Yerikho, termasuk perikop favorit saya; karena isinya sarat dengan pesan yang mengingatkan kita sebagai orang melek yang sebenarnya buta, tidak melihat rahmat Allah, tidak peduli akan suara Tuhan di sekitar kita. Orang banyak dan para murid menyuruh Bartimeus, si buta, untuk tidak berteriak2 memanggil Yesus. Padahal diantara mereka, hanya Bartimeus yang yakin dengan hatinya dan percaya bahwa Yesus lah Mesias yang ditunggu-tunggu, Anak Daud dan Sang Juru Selamat. Para murid malah ‘gak ngeh’ tentang siapa Yesus sebenarnya. Punya mata, tapi tidak melihat. Jangan-jangan kita juga seperti para murid, mata batin kita gak nyadar akan potensi Yesus bahkan kuasa Yesus yang mampu membangkitkan, menghidupkan dan mengantar kita pada kehidupan kekal.

Tanya Yesus kepada Bartimeus: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Yesus bertanya “What can I do for you”, adalah sapaan yang berarti Aku ada disini untuk engkau; apa yang engkau ingin Aku lakukan bagimu? Sungguh suatu tawaran seorang yang rendah hati yang menyegarkan Bartimeus sang pengemis. Saat orang lain gak peduli dengan keberadaannya sebagai sampah masyarakat, yang dibuang ke pinggiran kota; ternyata ada seorang yang bertanya apa kebutuhannya bahkan menawarkan pertolongan. Berapa sering kita menjawab saat menerima telpon dari orang lain ” Ya, ada yang bisa saya bantu?” padahal kita lagi sibuk banget waktu itu. Mungkin terdengar basa-basi kalau gak basi, tapi buat yang menelpon, seneng lho ada orang yang mau mendengarkan. Ada yang meluangkan waktunya untuk mendengarkan. Sikap melayani seperti inilah, membiasakan menawarkan diri terlebih dulu untuk membantu orang lain, inilah sikap pemimpin yang rendah hati: Servanthood Leadership.

Bartimeus menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Mengikut Yesus memang harus meninggalkan segalanya. Seperti bacaan Injil kemarin; meninggalkan harta benda, keluarga bahkan orang tuanya bila perlu. Tuhan harus menjadi yang nomor satu diatas semuanya. Maka sebagai pengemis, jubahnya adalah satu-satunya harta Bartimeus. Ia tahu syarat mengikut Yesus harus melepaskan semuanya, tidak ada kelekatan lagi. Sehingga ia mampu berdiri dan mengikut Yesus. Apakah kita juga masih memiliki kelekatan-kelekatan yang justru menghalangi kita untuk mengenal Dia lebih erat lagi, bahkan menghalangi kita menjadi alat dan sarana Nya untuk membawa orang lain datang kepadaNya? Saya bersyukur akhirnya saya bangkit berdiri, menanggalkan kemalasan dan ketakutan saya untuk membuat blog, bukan untuk kepuasan pribadi tapi hanya untuk sarana mewartakan Kasih Tuhan. Banyak penghiburan yang saya terima terutama lewat email dan SMS terhadap blog ini. Kita sulit memahami bagaimana Roh Kudus bekerja melipatgandakan karya kita. Thanks untuk semua orang yang telah mendukung saya untuk menjadi pewarta kasih Tuhan melalui blog ini. Anda pun digerakkan oleh Roh yang sama.

Pada saat itu juga melihatlah Bartimeus, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Bartimeus yang selama ia buta, hanya mendengar kisah tentang Yesus, akhirnya bisa melihat. Dan semenjak ia bisa melihat, ia hanya mengikuti Yesus. Yesus ada terus dihadapannya walau Yesus menyuruhnya pergi. Pandangan Bartimeus hanya mengarah pada Yesus. Semoga kita yang telah dibaptis, tidak sering-sering tengok ke kiri kanan, bahkan kebelakang melihat masa lalu, tapi terus memandang ke depan dan yakin bahwa bersama Yesus kita mampu menghadapi segala tantangan kehidupan sampai nanti saatnya berjumpa dengan Yesus.

Betul dengan naiknya BBM, sebentar lagi semua naik. Tapi kalau kita memfokuskan batin kita kembali kepada Yesus senantiasa, Sang Roti Kehidupan, maka iman kita harus naik lebih tinggi lagi mengatasi segala kesulitan kehidupan. Iman yang teruji dari tantangan satu ke yang lainnya, sanggup bertahan dan terus membawa kita berkarya bagi kemuliaan Tuhan. Bartimeus yang sudah tidak punya apa-apa, sekarang ia bisa melihat. Lebih penting baginya mengikut Yesus daripada jubahnya yang tinggal sepotong itu. Pasti ia tidak pernah berhenti bersaksi akan kemuliaan Tuhan kemanapun ia pergi. Semoga kita pun tidak berhenti bersaksi akan kemuliaan Tuhan terutama bagaimana Dia membimbing kita melalui berbagai kesulitan hidup di bumi. Mari bangkit dan mengikuti Dia.

===============================================================

Bacaan Mrk 10:46-52
10:46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan.
10:47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”
10:48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!”
10:49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.”
10:50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus.
10:51 Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!”
10:52 Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya

3 Comments

  1. Selamat pagi Ratna. Terima kasih ya Tuhan, Engkau yang telah menguatkan dan memberkati Ratna dalam menyampaikan kasihMu. Saya adalah pembaca setia dari blog ini, disamping saya juga membaca dua buku renungan harian lainnya. Ulasannya, sapaannya, sharingnya sungguh membuat iman saya semakin bertumbuh, dan membuat saya dapat lebih mengenali kehadiran Tuhan disekitar saya, dapat lebih mendengar sapaan Tuhan kepada saya, dan dapat lebih merasakan pertolongan dan kasih Tuhan untuk saya. Saya sungguh bersyukur kepadaMu Tuhan, bahwa saya dapat merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang Kau berikan kepada saya melalui tetangga saya, teman gereja dan lingkungan saya. Saya setuju sekali dengan ulasan Ratna tertanggal 27 Mei, bahwa Kerajaan Allah di bumi dapat tercipta dan kita rasakan dengan saling berbagi, saling menolong, saling memperhatikan, dan saling meneguhkan iman. Dan keadaan ini terjadi di lingkungan dimana saya tinggal. Sampai2 tetangga saya (yang bule) mengatakan bahwa hidup di bumi saat ini terasa seperti di Surga. Komentar ini bukan karena harta yang berlebihan namun lebih karena perhatian, kasih, saling membantu, saling menguatkan yang dirasakan diantara kita walau kita berbeda kebangsaan dan budaya. Puji syukur kepadaMu Tuhan..Amin.

  2. Dari Mbak Yansi (Manila, Filipina)

    Bu Ratna, tk renungannya.
    Membuat blog gampang2 susah. Saya buat dari 2 bulan lalu, belum jadi2. Sebenarnya gampang jika niat dan beri waktu khusus, tapi nyatanya jadi susah ketika menghadapi kesulitan sedikit lalu tidak berusaha, malah niatnya didiamkan. Tk untuk ajakan ibu untuk menyelesaikan blog saya, seperti dapat cambuk, nyengat sedikit agar bisa maju.
    Nyatanya memang blog itu memberkati banyak orang. Saya beberapa kali buka blog orang, ada yang duniawi sekali, isinya cuma mesam-mesem, tapi ada juga yang sangat memberkati pembaca, sampai rasanya Jesus itu begitu dekat.
    Saya ingat ada 3 blog yang saya pernah buka, pemiliknya sudah tak ada di dunia ini, tapi blognya masih terus memberkati banyak orang. Bukankah hidup itu untuk memberi berkat bagi orang lain, tapi ternyata bukan mustahil juga bahwa setelah kita tidak hidup di dunia ini kita masih boleh tetap memberkati orang lain. Itu kan anugerah terindah. Tanda mata yang tak lapuk oleh umur dan situasi kita. Selagi hidup engkau berarti, setelah engkau tak adapun engkau tetap berarti. Maka berbahagialah para blogger yang bisa membuat blog yang memberkati banyak orang.
    Salam,
    Jansi

    Tx untuk Endah di Aussie dan Mbak Jansi, salam kenal juga untuk mas Fery dan Adi N. Kiranya bekas jejak kaki langkah kita di bumi nantinya meninggalkan segala yang baik yang memuliakan Tuhan. Makanya saya seneng banget dengan lagu Find Us Faithful. Tx to the technology, so kita-kita bisa meninggalkan warisan tak ternilai bagi anak cucu dan keturunan kita bahkan banyak orang yang tidak kita kenal. Inilah harta yang tidak habis dimakan ngengat, simpan aja di internet… mumpung belum ‘full’. AMDG – RA

  3. (mengutip renungan Manna Sorgawi, edisi Mei 2008, Seminggu Bersama Bartimeus)

    saat Bartimeus berseru kepada Yesus adakah orang disekelilingnya yang membantu untuk bertemu dengan Yesus?
    Bartimeus yang buta biasa mencari nafkah di pinggir jalan, banyak orang berlalu lalang, tentunya dia berada di tengah-tengah suasana yang ramai sekali… tetapi dengan keteguhannya terus menyerukan nama Yesus, Yesus sanggup mendengar dan membedakan jeritan Bartimeus yang memohon belas kasihan-Nya. Mampukah kita meyakinkan diri sendiri bahwa Allah mendengar dan memperhatikan doa-doa kita?
    Yesus sudah pasti tahu apa yang diinginkan Bartimeus, tetapi Yesus pun bertanya kepada Bartimeus:” Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Tuhan tahu kebutuhan kita, apakah selama ini kita terbuka atas segala yang kita butuhkan di hadapan Tuhan?

Leave a Reply

Required fields are marked *.