Fiat Voluntas Tua

Musuh Terbesar

| 0 comments

“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. ” (Mrk 8:34)

Musuh terbesar setiap orang ialah dirinya sendiri: keegoisannya, hawa nafsu dan keinginan daging di dalam dirinya; bukanlah situasi luar seperti kurang pintar, kurang kaya, kurang tampan atau kurang cantik, kurang mendapat kesempatan, dan sebagainya. Pentingnya penyangkalan atau penguasaan diri adalah hal yang dimengerti semua orang. Dalam buku Emotional Inteligence diceritakan eksperimen yang dilakukan pada sekelompok anak-anak sekolah. Dalam satu kelas, guru membagikan kue mashmallow kepada setiap anak, tetapi mereka diminta untuk menunggu sampai guru kembali baru boleh dimakan. Siapa yang menurut akan diberi kue ekstra. Lalu selama beberapa menit guru meninggalkan mereka. Dan segala tingkah laku anak-anak itu diawasi dan dicatat melalui kamera tersembunyi. Ada anak tidak dapat menahan diri, dan ada juga yang bisa menahannya. Riwayat anak-anak itu dicatat sampai mereka dewasa. Dan ditemukan bahwa penguasaan diri mereka itu berkorelasi dengan masa depan mereka. Mereka yang belajar menunda kesenangan ternyata lebih berhasil dalam studi dan karir.

Saat berkonsultasi dengan psikolog, ia mengatakan bahwa hasil test anak saya menunjukkan angka intelegensia tinggi tetapi EQ yang rendah. Ini adalah keadaan umum yang dihadapi mayoritas anak-anak yang rata-rata datang dari keluarga kecil dengan 2-3 anak serta mapan ekonominya; mereka rata-rata mudah menyerah bila ada tantangan, cenderung egois dan kurang memiliki kreativitas. Rupanya ini juga keluhan umum teman2 praktisi HRD yang mengatakan kebanyakan sarjana baru agak malas, pasif, maunya kerja santai dengan gaji besar.

Saya dan suami merefleksikan kembali cara kami mendidik anak-anak. Karena situasi yang sulit dimasa balita, kami cenderung protektif dan kurang membimbing anak-anak mengenali potensinya dalam memecahkan masalah sendiri. Sehingga anak cenderung egois, semua diukur dari diri sendiri. Padahal nanti di luar sana, mereka harus belajar untuk menghadapi berbagai masalah sendiri, tanpa kehadiran orang tuanya. Life is tough, they have to face it with courage.

Menyangkal diri berarti pertempuran seumur hidup menaklukkan dosa dalam diri kita. Mau tidak mau, harus kita akui bahwa ada banyak sifat buruk di dalam diri kita. Saat surfing di internet saya menemukan kutipan dari buku Hati Manusia bahwa di dalam hati setiap orang ada banyak sifat-sifat dosa yang mau menguasai kita. Penulis menggunakan berbagai macam binatang untuk melukiskan bermacam-macam dosa kita: burung merak (kesombongan), kambing (keras kepala), babi (hawa nafsu), kura-kura (kemalasan), harimau (amarah), ular (kelicikan) dan serigala (pencuri), dengan otaknya si Iblis. Kita harus menaklukkannya atau kita akan ditaklukkannya. Kalau sisi buruk manusia secara bebas diumbar, akhirnya sisi buruknya itu menelan sisi baiknya, dan menghancurkan hidupnya. Demikianlah, dosa yang dibiarkan bertumbuh dan berkembang di dalam diri kita, akhirnya akan menjadi kekuatan destruktif yang akan menghancurkan kita. Banyak kebiasaan buruk yang telah kita biarkan berurat akar di dalam diri kita, begitu sulit untuk kita atasi, sehingga kalau bukan anugerah Allah, hampir mustahil kita dapat terbebas darinya.

Oleh karenanya dibutuhkan kerendahan hati bagi kita untuk bercermin, melihat keterbatasan kita, kekurangan kita sehingga dibutuhkan rahmat Tuhan untuk dapat terus berkarya bagi kemuliaan Nya. Dibutuhkan juga kebesaran hati kita sebagai orang tua untuk bercermin pada diri sendiri bahwa melihat kekurangan anak adalah melihat kekurangan kita juga, bukan melulu kesalahan anak; karena orang tua-lah yang telah membentuk mereka dari selembar kertas putih polos yang diberikan Tuhan. Membuat anak-anak menjadi PeDe memang tugas kita, tapi kalau terlalu PeDe jadi sombong, gak PeDe malah minder… memang agak beti lah, beda-beda tipis. Semoga hikmat dan rahmat Roh Kudus memimpin kita mengenali musuh kita yang paling besar ini : diri sendiri.

===================================================================

Bacaan Mrk 8:34-9:1

“Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid- Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa
yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”. Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.