Fiat Voluntas Tua

Kartini Ngeblog (Dari Ventura Elisawati)

| 1 Comment

Tulisan yang juga dimuat di Kompas ini , menyatakan bahwa untuk memelihara semangat pembaharuan Kartini memang kita harus ‘ahead’ pada jamannya. Artikel selengkapnya bisa diakses di http://vlisa.com/2008/04/21/memaknai-kartini-di-era-informasi-tanpa-batas/

Kartini Ngeblog
Menurut hemat saya, apa yang dilakukan Kartini saat itu — menuangkan pikiran, memanfaatkan TIK (Teknologi Informatika dan Komputer) untuk berinteraksi, melakukan transformasi dan memberikan inspirasi — sebenarnya tak jauh dari apa yang kini tengah populer di dunia TIK. Salah satunya, ngeblog.

Blogging secara positif adalah menuangkan berbagai pemikiran, dalam personal web site (blog) untuk kemudian mendapatkan tanggapan dalam diskusi interaktif, yang positif tentunya, pada akhirnya bisa ditranformasikan dan bisa menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal-hal yang positif.

Karena itu, saya yakin bila Kartini hidup di zaman sekarang, dia pasti ngeblog, supaya lebih banyak orang berani berpendapat menyampaikan pikirannya. Dan buntutnya makin banyak orang pintar dan terjadi social networking yang positif.

Data dari APJII menyebut sampai akhir 2007 pengguna Internet di Indonesia mencapai 25 juta dengan tingkat pertumbuhan diperkirakan sekitar 39 persen. Di tahun 2012, jumlah pengguna Internet di Indonesia akan sama besarnya dengan jumlah pengguna Internet di Asia Tenggara. Itu menggambarkan bahwa pengguna Internet Indonesia bertambah dengan sangat cepat.

Jumlah blogger Indonesia yang memiliki akun di Blogspot sekitar 247.000, di WordPress 125.000, layanan blog lainnya sekitar 75.000 (data Internet World Stats, Desember 2007 Report). Penambahan fitur bahasa Indonesia di WordPress dan Blogspot, menunjukkan bahwa potensi blog besar dan tumbuh terus.

Jika tarif internet maupun telekomunikasi makin murah, maka potensi pertumbuhannya akan makin tinggi, termasuk potensi pengguna mobile blogging, yang jumlahnya sebangun dengan penetrasi pengguna telepon seluler yang sudah mencapai lebih dari 100 juta.

Di era dunia tanpa batas dan kebebasan berpendapat yang dijamin undang-undang, mestinya Indonesia bisa memunculkan banyak Kartini yang sesuai kompetensinya. Inilah makna sesungguhnya dari peringatan hari Kartini di era digital, dan bukan sekadar lomba berkebaya.

One Comment

  1. Setuju sekali mbak Elisa, pemikiran Kartini adalah pemikiran pembaharuan bagi kaumnya, terutama kebebasan untuk berpikir, berpendapat, dan pada akhirnya akses kepada pendidikan adalah jalan yang paling efektif.
    Perlu dipahami juga Kartini-Kartini jaman sekarang bisa bebas bergerak, karena ada pendamping-pendamping yang juga memiliki semangat yang sama; tidak mengekang tapi membebaskan kreasi dan imajinasi kaum perempuan termasuk istri dan anak perempuannya. Salut untuk para pendamping ‘Kartini’ -RA

Leave a Reply

Required fields are marked *.