Fiat Voluntas Tua

W.W.J.D. What Would Jesus Do?

| 0 comments

“Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu ia akan melakukan juga pekerjaan yang Aku lakukan”

Dua tahun lalu sempat beredar gelang karet warna neon bertuliskan WWJD melingkar di tangan anak-anak muda yang sering hadir dalam Novena 9 bulan “The New Spring Time”. What Would Jesus Do, maksudnya kalau Jesus ada saat itu, di situasi yang kita hadapi, kira-kira apa yang akan Jesus lakukan? Lalu apakah kita mau melakukannya seperti Jesus?

Kemarin saat menghadiri pembukaan Green Festival di parkir timur Senayan, saya terpaku di sebuah foto besar di paviliun GARASI. Foto diatas ini dibuat untuk mengilustrasikan perbandingan yang dibuat 72 orang dalam berkendara. Dengan perbandingan pemakaian kendaraan di Jakarta, mereka membutuhkan 42 mobil yang membutuhkan ruang 700 m2. Emisi gasbuang nya per orang per kilometer 15 x lebih banyak dari bis. Sedangkan kalau naik sepeda motor dibutuhkan 60 buah yang memakan tempat sekitar 90 m2. Emisi nya 7,5 x dari bis. Naaah.. kalau naik bis, semua bisa terangkut naik bis sekali jalan, tentunya ada yang berdiri juga. Cuma butuh 30 m2 itupun tidak permanen, karena bis tidak pernah parkir kecuali di poolnya. Bisa kah ditebak, WWJD? Mana yang akan dipilih Jesus kalau ada di tengah kesemrawutan lalulintas Jakarta? Maukah kita melakukannya sebagai pengikut Kristus?

Bukan hal semudah memakai gelang WWJD untuk melakukannya. Saya bersyukur sudah melalui saat-saat sulit itu. Sudah satu bulan ini kami berhasil ‘mengandangkan’ satu dari dua mobil untuk mobilitas sehari-hari. Suami memilih naik sepeda motor ke kantornya. Kami bergantian antar si bungsu ke sekolah. Kalau hujan saya antar dengan mobil, sekalian berangkat Misa pagi. Si sulung memilih naik KRL dan bis untuk sampai di kampus UI sejak semester pertama. Sampai sekarang dia belum berani nyupir deh jadinya. Akhirnya adiknya bisa juga diantar sepeda motor ke sekolahnya di bilangan pondok indah. Penghematannya luar biasa banyak, apalagi kami memilih mencicil sepeda motor kedua dari pada mencicil mobil ketiga. Ternyata hal yang paling berat adalah untuk ‘memulainya’. Saya harus menahan diri dan merelakan suami dan anak-anak berpanas-panas dan kadang berhujan-hujan dijalanan. Kami bisa memakai dua mobil, tapi kami memilih ‘tidak’ menggunakannya. Suatu saat saya sedang naik mobil, berpapasan dengan anak saya turun dari bis, basah bajunya karena di Depok hujan besar. Duh beratnya… tapi akhirnya lewat juga saat-saat itu, kami berhasil mengalahkan ‘kelekatan’ berkendara dengan mobil. Bahkan si bungsu lebih enjoy naik motor dan bis lho, katanya : asyik dan murah banget bunda ! Kadang masih deg-degan kalau hari akan hujan, tapi saya percaya Allah menyertai mereka semua.

Injil hari ini mengingatkan kita untuk terus setia melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Dia lakukan. Pekerjaannya itulah memberitakan Kabar Baik serta melakukannya. Tidak berhenti di mulut tapi juga melakukannya. Bahkan apapun yang kita minta dalam melakukan pewartaan SabdaNya, akan diberikanNya. Maka di saat Misa harian saya minta penyertaan dan rahmatNya mengiringi seluruh anggota keluarga terkasih sepanjang hari itu. Kita tahulah bagaimana kondisi transportasi umum di Jakarta.

Anak-anak tertawa kemarin saat membaca tulisan “membawa kotak makanan dan botol minuman/gelas sendiri saat bepergian dapat mengurangi sampah’. Yaaah.. ini sih aku tau bunda. Betul, anak-anak sudah dibiasakan di sekolah karena diingatkan suster untukbawa bekal. Di kantin pun tersedia gelas-gelas plastik untuk mengurangi kantong plastik minuman dan sedotan menggunung. WWJD apa yang Jesus lakukan kalau Dia ada saat ini menghadapi pemanasan global? Anak-anak pun tau apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah.

Lets do something for the earth, untuk bumi yang diciptakan indah pada awalnya. Kita bisa melakukan hal-hal yang lebih besar dari yang Jesus lakukan saat itu, saat belum terjadi pemanasan global. Kalau kita telah menikmati rahmat dan pengorbanNya, menikmati kehadirannya dalam Sakramen Ekaristi dimana Tuhan telah berbagi dengan kita; Dia telah menyerahkan hidupnya agar kita mendapatkan kehidupan kekal. Maka maukah kita juga berkorban dan berbagi demi orang lain? Maukah kita berkorban demi generasi selanjutnya agar mereka menerima bumi yang tidak semakin rusak ini? Kalau kita bisa melakukannya, tapi memilih ‘tidak’ melakukannya demi cinta kita pada Kristus, itu lah salib yang kita tanggung. Itulah korban bagi kelangsungan bumi.

=================================================================

Bacaan : Yoh 14:7-14

“ Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.