Fiat Voluntas Tua

Shepperdhood

| 0 comments

Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya

Sedianya ada 12 provinsi mengadakan Pilkada Gubernur di th 2008, jumlah ini melibatkan 2/3 jumlah pemilih untuk Pemilu 2009. Tidak heran kalau ajang pesta demokrasi ini menjadi batu loncatan para balon presiden untuk Pemilu 2009. Kita bisa saksikan di hampir semua spanduk,baliho, iklan di media kata “melayani” menjadi begitu populer. Tapi apa artinya “janji akan melayani masyarakat” tanpa disertai komitmen pengorbanan diri. Semoga para bapak-bapak yang fotonya terpampang dimana-mana memahami apa namanya pengorbanan diri. Paling tidak mereka pernah melihat semangat pengorbanan dari para istrinya saat melahirkan putra putri mereka. Saya yakin tidak semua pria bisa tahan melihat proses persalinan berlangsung.

Tidak ada saat yang paling menegangkan dari saat-saat melahirkan bagi seorang ibu. Untuk mempersiapkan kelahiran sebuah kehidupan baru, ada sebuah tantangan dan resiko, si ibu pun harus siap dengan resiko kehilangan nyawanya. Di Indonesia ada 18,000 perempuan meninggal paska melahirkan, atau 1 perempuan tiap 30 menit ! Kecemasan menghadapi kelahiran sebuah kehidupan membuat mereka siap menghadang maut. Adakah semangat yang sama dimiliki oleh para calon pemimpin bangsa ini? Semangat para ibu ini masuk golongan semangat martir, rela memberikan seluruh kehidupannya demi kehidupan lain yang lebih baik. Habis-habisan…

Injil hari ini mengingatkan kita untuk belajar karakter pemimpin yang seperti gembala, berani menempuh resiko untuk menyelamatkan setiap dombanya. Yesus telah menyerahkan nyawanya demi kita, agar kita menjadi satu kawanan domba yang diselamatkanNya. Menjadi kawanan yang siap menyongsong padang rumput yang aman sejahtera dan penuh kedamaian.

Semangat pengorbanan diri bisa kita terapkan bila kita setiap saat mengupayakan kebaikan bagi mereka yang kita pimpin (anak, keluarga, karyawan, rakyat) daripada mengupayakan kebaikan diri sendiri. Pemimpin gembala (Shepperdhood) berbeda dengan orang bayaran yang melakukan pekerjaan hanya untuk apa yang dapat ia peroleh darinya sebagai orang upahan. Orang upahan bekerja setengah hati, justru kalau ada bahaya, pasti melarikan diri terlebih dulu untuk menyelamatkan diri. Seorang pemimpin akan berada di depan saat ada serigala menyerang domba-dombanya. Ia tidak akan lari atau membiarkan dombanya diterkam serigala. Ia juga tidak akan mencakar dan menginjak tumit domba-domba yang nakal seperi layaknya anjing penjaga.

Semoga dengan teladan Gembala yang baik, kita khususnya umat paroki Keuskupan Agung Jakarta, berani memulai suatu habitus baru dalam mengambil bagian dalam setiap pelayanan dengan semangat pengorbanan seperti Yesus. Dalam setiap komunitas, baik di keluarga, sekolah, kantor dan masyarakat, kita bisa belajar menjadi gembala yang saling memperhatikan domba-domba dalam kawanannya, menyapa dan mencari yang ‘terhilang’. Menyediakan diri menjadi yang terdepan di saat sulit bukanlah hal mudah. Tapi percayalah Roh akan mengajarkan kita untuk siap menjadi pemimpin yang rela berkorban demi kebaikan orang lain. Would you be the one?

================================================================

Bacaan : Yoh 10:11-18

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya
bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala,
dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat
serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga
serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari
karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba- Ku dan domba-
domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku
mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba- Ku. Ada
lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-
domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku
dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa
mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya
kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa
memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang
Kuterima dari Bapa-Ku.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.