“Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?”
Jumlah kelompok koor lebih sering turun dari pada naik, baik jumlahnya yang terlibat maupun penyanyinya sendiri…pelan-pelan mrotoli dalam hitungan waktu. Demikian juga berbagai kelompok pelayanan yang lain seperti tatib, prodiakon, putra altar, termasuk kelompok kategorial legio maria, persekutuan doa dlsb. Kalau ditanya satu persatu anggotanya kenapa mundur alasannya seragam malas, sibuk dsb. Tapi kalau diselidiki lebih jauh rata-rata karena ada friksi, ada gesekan yang mengganjal dihati, banyak yang kecewa, dlsb. Segala hal yang tadinya sepele, pada akhirnya membuat mereka undur dari keterlibatan dalam karya untuk memuliakan Tuhan.
TTM Tolong Terima kasih dan Maaf sangat sering kita ajarkan kepada anak-anak, tapi berapa sering kita ucapkan pada teman-teman kita atau karyawan kita yang sehari-hari bersama kita dalam berkarya? Mungkin kita berpendapat “sudah layak dan sepantasnya” mereka melakukannya sebagai kewajiban. Tapi dari hal yang kecil ini justru sering terjadi friksi. Kita sering berpikir ” Take it for granted “. Sehingga kalau mereka terlambat atau salah sedikit dimarahi, disindir, ditegur. Naaah… mulailah keluar “homo homini lupus” nya Plautus, manusia adalah serigala bagi sesamanya. Pembalasan selalu lebih kejam. Persis cerita serial Ko Ping Ho, balas dendam menghabiskan waktu bertahun-tahun dari muda sampai tua, dari bapak turun ke anak. Sakit hati membuat raut muka jauh dari senyum. Lebih baik gak usah ketemu “dia” deh, daripada sakit hatiku diperlakukan begini. Lebih baik pindah gereja, pindah paroki, lebih baik gak usah latihan dan ketemu “orang itu”… Itulah awal perpecahan, dan awal kemunduran kita dari rahmat Allah.
Sikap marah, balas dendam memang membuat manusia sulit sekali memaafkan, apalagi diminta sampai 70 x 7 = 490 kali memaafkan? Coba kita hitung: kalau ketemu di gereja seminggu sekali, berarti hampir 10 tahun tiap minggunya kita harus berkata pada orang yang menyakiti kita itu: aku memaafkan engkau atas perbuatanmu. Kalau suami istri setiap hari ketemu, maka selama 490 hari atau 1,5 tahun setiap harinya mengelus tangan pasangannya untuk memaafkan dia. Walaaah… siapa yang sanggup?
Syukurlah setiap kali Misa, kita bisa bersandar pada rahmat pengampunan Allah yang telah mengampuni kita terlebih dahulu. Saat Hosti diangkat dan kita berkata “Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja maka saya akan SEMBUH” Kita yang belum sempurna ini, merasa tidak pantas untuk menerima Tuhan yang begitu kudus dan kasih. Kita gak layak dapat rahmat pengampunan Tuhan karena kesalahan dan kekerasan hati kita, tapi karena Allah mengasihi kita Ia tetap memberikannya juga. Apalagi ditambah ada Sakramen Pengakuan dosa, wah lengkap nian kasih Tuhan untuk kita menerima rahmat pengampunanNya. Sehingga kita bisa sembuh dari marah, sembuh dari hati yang terluka, sembuh dari sakit hati. Kita juga mau bangkit untuk memaafkan dan mulai tersenyum dan bilang tolong dan terima kasih kepada setiap orang yang terlibat dalam karya kita.
Itu tadi kan… kalau datang ke Misa dan dengan tulus iklas mau ikut bersyukur atas rahmat pengampunan Tuhan. Tetapi kalau ke Misa cuma 2 x setahun (saat NaPas aja, Natal Paskah) atau 2 x seumur hidup saat baptis dan menikah aja, darimana kita dapat kekuatan untuk bisa mengampuni orang lain ? apalagi sampai 490 kali? Mimpi kali yeee…
Semoga di masa puasa ini sungguh membuat kita sadar bahwa kita tidak hanya berpantang dan berpuasa dari nafsu keinginan diri dan nafsu balas dendam, tapi juga bersyukur atas pengampunan yang Tuhan berikan bagi kita. Kita mau melepaskan maaf bagi orang-orang yang menyakiti kita, persis seperti ucapan kita sebelum menyambut Tubuh Kristus… Bersabdalah saja maka saya akan sembuh.
==================================================
Bacaan : Mat 18:21-35)
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”
18:22 Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.
18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!
18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.
18:33 Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?
18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.