Fiat Voluntas Tua

Pastoral Paroki

Minggu lalu saya berkesempatan mengikuti lokakarya Vitalisasi Dewan paroki yang diadakan Pusat Pastoral Jogyakarta. Selama satu minggu mulai tanggal 19 Mei, bersama dengan 7 imam, 1 katekis, 1 pendeta dan 1 frater kami belajar banyak hal yang sangat membantu dalam mengelola paroki. Lokakarya ini merupakan program tahunan Pusat Pastoral Jogyakarta yang dipimpin Romo Halsema SJ dibantu ibu Shinta D Aswin dari paroki MBK Jakarta. Rupanya kami sungguh beruntung karena program ini merupakan angkatan terakhir, hal ini disebabkan romo Halsema akan kembali ke Belanda tahun ini. Salah satu romo mengatakan, baru kali ini ia belajar tentang pastoral paroki; bahan ini belum pernah dipelajari selama pendidikannya sebagai imam. Semoga program yang bermanfaat ini bisa dilanjutkan kembali.

Saya merasa program lokakarya ini sangat membantu banyak pastor paroki dan terutama para pengurus PGDP di KAJ yang memiliki visi Gembala yang baik. Konflik dan friksi sering dihadapi dalam berbagai kepengurusan, baik di tingkat dewan, lingkungan bahkan antar sesama rekan imam sekomunitas. Berbeda dengan pengelolaan didalam perusahaan yang kinerja nya bisa terukur dan juga ada sistem reward & punishment bagi yang mbalelo atau tidak produktif; dalam kehidupan menggereja kita perlu merangkul semua orang, melibatkan mereka yang telah bersusah payah meluangkan waktu tanpa bayaran, menyapa mereka yang berseberangan dengan kita untuk berperan dalam paroki. Lokakarya ini sangat membantu kami menghadapi berbagai situasi dalam terang iman.

Sebagai tanda terimakasih dan penghormatan tulus akan karya romo Halsema dan Ibu Shinta, maka saya ingin berbagi hal-hal menarik terutama pengalaman sesama peserta selama pelatihan tersebut melalui blog ini. Sehingga untuk mereka, para aktivis gereja dan pemuka umat, yang tidak bisa ke Jogya ataupun tidak sempat mengikuti lokakarya serupa, bisa sedikit mendapatkan informasi dan pengetahuan dalam karya penggembalaan baik sebagai klerus maupun awam. Saya juga sertakan beberapa tulisan dan artikel yang relevan dengan arah pastoral KAJ tapi juga bisa menjadi inspirasi bagi keuskupan lain. Untuk memudahkan pencarian dalam blog, maka akan saya kumpulkan dibawah kategori Pastoral Paroki.

Semoga kita menjadi lebih bertanggung jawab pada domba-domba yang telah dipercayakan kepada kita. Juga tidak menjadi gembala yang sering menyakiti domba-dombanya atau bertengkar dengan gembala yang lain. Pada akhirnya kita semua adalah satu keluarga, yang dipersatukan dalam satu meja perjamuan oleh Kristus sendiri.

AMDG-RA

21 Comments

  1. Ibu Ariani yang baik,

    Bu saya tunggu “oleh-oleh” nya untuk saya bagikan lagi ke teman-teman agar kami bisa melayani lebih baik lagi

    AMDG

  2. Rumah saya di ngalian, mungkin sekarang tidak terlalu jauh dari kota atau dari Gereja Katedral tempat dimana saya bersekolah di SD Bernadus dan dibersarkan, namun dalam perjalanan hidup saya dan keluarga mendambakan pelukan kasih para romo Keuskupan maupun romo Paroki, dengan adanya blog ini kiranya saya dapat berkomunikasi masuk dalam komunitas KAS.
    Usulan saya dirikanlah pemancar radio FM agar seluruh wilayah KAS dapat terjangkau komunikasi dan tidak ketinggalan informasi dan selalu dapat berkomunikasi dengan baik, ibaratnya kami merasa kehausan akan firman yang dipelosok-pelosok penjuru desa, seperti di boja misalnya, memang kita bisa mencari firman sendiri tetapi alangkah baiknya kalau firman itu terarah dan terprogram dengan baik. contoh : andai kata BAPAK USKUP ANGUNG SEMARANG juga melakukan siaran pendalaman kitab suci di siarkan radio yang akan sangat-sangat berguna bagi mereka yang tidak dapat hadir secara langsung, dan berkat buat semua yang mendengarkan akan banyak tentu… ayolah kita fikirkan, atau jadi bahan permenungan kita dulu, terima kasih, kunjungi weblog kami, mohon kirim saran, Tuhan Jesus memberkati.

  3. sangat informatif dan memberikan inspirasi yang dalam untuk semakin mencintai Yesus…

    terima kasih,
    semoga semua hidup berbahagia

  4. Bu Ratna yang baik,
    Terima kasih atas info ibu tentang lokakarta pengelolaan paroki. Saya tunggu oleh-oleh ibu. Atau ibu sudah pernah muat sebelumnya?

    Deo Gtatias,
    Chris N

  5. Mas chris bisa lihat artikel-artikel dalam kelompok “kategori” ada dibawah “pastoral paroki”. Terima kasih sudah mampir, semoga artikel tersebut bisa membuka wawasan tentang pastoral paroki, Memang masih banyak lagi yang belum sempat saya tambahkan karena kesibukan. Thanks sudah diingatkan. AMDG

  6. Ratna ariani baik

  7. Apakah keuskupan padang bisa membantu menyalurkan bantuan gempa padang? lewat siapa? Mohon infonya.

    Thanks

  8. Terima kasih mbak susy untuk perhatiannya, silahkan menghubungi nomor telp keuskupan padang di blog ini pada tulisan :Kabar Situasi Terakhir yang saya terima dari Mgr Situmorang, Uskup Padang.
    Yang saya ketahui Karina International bersama Karina Indonesia melalui KWI sudah berada disana dengan berkoordinasi dengan Keuskupan Padang dan pemda setempat.

  9. bagaimankabar gereja katolik yang ada di Sumatera? saya tanya dari Papua (Wamena)

  10. bagaimana kabar bapa uskup sekarang?

    • Bapa Uskup baik-baik saja, mbak maria. Katanya titip salam untuk anda hehehe… Kita doakan ya agar Gembala kita senantiasa dilimpahi rahmat kebijaksanaan dan kasih senantiasa.

  11. Bu ariani ..salam Kenal ….seperti nya saya bakal sering mampir lihat tulisan ibu.

    • terima kasih mbak cicilia yang sudah mampir di blog saya – salam kenal juga, semoga kita bisa saling meneguhkan. Saya percaya anda juga banyak cerita pengalaman iman untuk dibagikan. AMDG

  12. Yth. Ibu Ariani,

    Saya tertarik pada bahan lokakarya Vitalisasi Paroki, saya ingin mendapatkan informasi mengenai tugas-tugas pemeliharaan dan pembinaan iman umat setelah dibaptis, setelah sakramen perkawinan dan untuk perkawinan bermasalah. Hal ini saya sampaikan karena menurut pengamatan saya, umat dibiarkan berkembang sendiri tanpa bimbingan, kecuali kotbah dalam misa mingguan, sehingga kualitas iman umat sangat bervariasi, barangkali tidak berkembang sama sekali, atau pemahamannya tidak bertambah.
    Mohondapat di email, apabila ibu berkenan, bahan lokakarya tersebu.
    Atas perhatian ibu, saya mengucapkan terima kasih.

    Ignasius Darsono

  13. Terima kasih pak darsono sudah mampir di blog saya. Memang tugas mistagogi iman seharusnya tidak pernah berhenti. Sehari-hari adalah pergumulan iman, sehingga iman juga perlu diperkuat dan ditingkatkan. Kebutuhan umat tiap paroki juga spesifik tapi bisa sangat beragam. Yang bisa cukup membantu mempersiapkan kaderisasi pengurus gereja sekaligus meningkatkan iman serta pengetahuan terhadap GK adalah menyelenggarakan KEP Kursus Evangelisasi Pribadi. Umumnya paroki yang rutin mengadakan KEP setiap tahunnya mampu menguatkan iman umat dan sekaligus menjadi ajang kaderisasi para pengurus lingkungan. Mereka yang telah mengikuti KEP selain imannya menjadi kuat, semakin mencintai sakramen, mulai membaca KS dan mulai terlibat dalam berbagai kegiatan menggereja. Silahkan menghubungi keuskupan setempat untuk mendapatkan informasi tentang KEP ini termasuk materi dan para pengajarnya. AMDG.

    • Yth. ibu Ariani,

      Paroki kami, St. Bartolomeus Bekasi, rutin menyelenggarakan KEP, tetapi masih banyak lagi, atau tepatnya sangat banyak umat yang tidak mengikuti KEP dan tidak aktif di lingkungan, sehingga barangkali orang biasanya menjuluki sebagai Katolik Na(tal)Pas(kah).
      Bagaimana bisa meningkatkan kekatolikan dari mereka ini?
      Mohon pencerahan.

      Terima kasih,
      Ignasius Darsono

  14. Terima kasih sudah mampir di blog saya pak Darsono. Pertanyaan menarik yang diajukan adalah tanda keprihatinan yang dimiliki mereka yang berjiwa ‘gembala’ – yang merindukan kawanan domba yang guyub. Tentu apa yang terjadi adalah akumulasi kebiasaan masing-masing umat yang belum disikapi secara pastoral.Bapak Kardinal kita selalu mengingatkan untuk menjadi “Gembala yang baik” yang tidak hanya memperhatikan domba-domba yang datang, tapi juga menyapa domba-domba yang sekali-sekali datang bahkan yang tidak pernah berkumpul. Sedangkan Uskup kita Mgr Ruharyo mengajak kita menjadi orang katolik yang berbela rasa – yang mencoba memahami dan mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan orang lain terutama yang lebih menderita dari kita.

    Dari pesan kedua gembala kita, dapat ditarik benang merah bahwa menjadi gembala memerlukan pendataan yang baik. Ada siapa saja di wilayah kita, apa profesinya dan bagaimana keluarganya. Apa kebutuhan dan kebiasaan mereka. Ini semua tentu harus dimulai dengan tim Dewan Paroki yang solid yang punya visi yang sama – mulai dari DP harian, sampai seksi dan para pengurus lingkungan. Masing-masing memiliki tugas dan fungsi yang saling melengkapi dan disesuaikan dengan data pastoral yang ada.

    KEP hanyalah salah satu cara untuk mengisi mistagogi umat agar pengetahuan dan imannya tidak stagnan berhenti pada sakramen yang dipersiapkan dalam kehidupannya. Kalau diperhatikan alumni-alumni KEP adalah cikal bakal yang dapat dilibatkan sebagai pengurus-pengurus DP karena mereka sudah dibekali cara bagaimana melakukan kunjungan dan berupaya mencari domba-domba yang anda sebutkan tadi. Para pengurus lingkungan perlu mengunjungi umat yang jarang ke gereja, demikian pula para pengurus DP juga perlu berkeliling mengunjungi lingkungan-lingkungan terutama yang kurang aktif di paroki.

    Maka tantangannya adalah bagaimana menyusun komposisi dan struktur DP paroki anda, lalu apakah mereka sendiri sudah ikut KEP? apakah paroki mendata berapa banyak pengurus lingkungan ikut KEP? Jangan sampai kebutuhan lingkungan dan program seksi2 berjalan sendiri-sendiri. Kalau para pengurus lingkungan kekurangan pemandu maka dapat dirancang kursus sharing KS bagi para pengurus dan alumni KEP yang bisa menjadi pemandu KS dilingkungannya. jangan lagi ambil orang lain dari luar lingkungan, sehingga lingkungan diberdayakan.

    Fungsi DP adalah memperkuat para ketua lingkungan menggembalakan dombanya. Kalau banyak yang terdiri dari pasutri bekerja, harusnya komposisi pengurus DP juga serupa dengan umatnya sehingga bisa memahami kebutuhan mereka. Demikian juga kalau komposisi umat banyak yang usia muda – DP juga bisa lebih efektif bila punya frame of reference yang serupa. Alasan sibuk tidak punya waktu? Kalau umat lebih banyak perempuannya, komposisi DP tentunya juga perlu mempertimbangkan hal ini. Kebanyakan orang-orang tidak mau terlibat sebagai pengurus karena sibuk. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa mereka yang sibuk -padat jadual kegiatannya tetapi memang punya panggilan untuk melayani = selalu bisa memanfaatkan waktunya lebih efektif daripada mereka yang punya waktu luang yang banyak tapi tidak punya daya kreativitas dan sensitivitas dalam pelayanan.

    Pendataan harus juga diikuti perencanaan dan evaluasi sejauhmana program kerja efektif. Berapa banyak umat yang tidak aktif bisa mulai aktif terlibat? kalau belum ada perubahan berarti harus cari cara lain. Apakah umat yang datang ke gereja adalah umat kita atau dari paroki tetangga? berapa banyak sebenarnya yang berasal dari umat kita sendiri?
    Ada kelompok kategorial dan teritorial, sehingga kita tidak memaksakan semua harus terlibat di teritorial – bisa jadi seseorang sudah aktif terlibat di pabrik tempatnya bekerja tapi karena tugasnya tidak dapat terlibat di lingkungan. Kalau pengurus lingkungan dan DP tahu ‘peta’nya, maka akan dapat disusun bersama cara efektif menyapa mereka yang belum hadir secara rutin.
    Juga perlu dikaji sistem kerja paroki yang memperlancar kegiatan paroki. Bagaimana sistem administrasi yang efisien dan efektif, diketahui umat dan tidak bergantung pada orang atau oknum tertentu saja. Sistem/prosedur yang baik akan tetap berjalan walau pengurus berganti-ganti sehingga mengurangi potensi masalah internal dan operasional..

    Saat ini kami sudah mulai mencoba melibatkan lingkungan dalam kepanityaan – bukan sekedar panitya penyelenggaraan satu event, tetapi sebagai panitya ‘besar’ yang bertanggungjawab mengkoordinir kegiatan paroki selama 3 bulan. Awalnya tentu mendapat tantangan, tetapi ternyata dengan pendampingan DP harian mereka mampu menggerakkan seluruh umat di lingkungan – mulai dari anak-anak, remaja sampai lansia. Ada warga yang jarang hadir di gereja, tiba2 saya lihat rajin wira-wiri dengan membawa kamera , ternyata beliau fotografer profesional – sehingga diberi tugas menjadi seksi dokumentasi selama 3 bulan itu. Yang bisa menjahit, dilibatkan mendisain seragam petugas/koor. Yang bisa memasak masuk tim konsumsi yang bergilir menyiapkan kebutuhan logistik. Sehingga tidak ada umat yang tidak terlibat dalam bentuk apapun. Akhirnya timbul rasa kekeluargaan diantara mereka. Datang ke gereja bukan lagi beban dan kewajiban, tapi datang ke gereja mereka tahu akan bertemu dengan orang-orang yang mereka kenal. Bagaimana tentang dana? inilah pentingnya ‘trust’ antara DP dengan lingkungan – apakah DP siap mendanainya sehingga tidak membebani lingkungan? Kalau kurang, tugas DP harian mencari dana tambahan. Jadi kuncinya ada pada kualitas dan kerjasama antara para pengurus lingkungan dan DPnya. Selamat melayani.

  15. Salam kasih Mba

    Perkenalkan sy, Riyanto, tinggal di Paroki Agustinus Tangerang, sy bbrp kali dikirimi tulisan Mba Ratna oleh temen sy & br skrg sy buka blognya. Dulu swktu kuliah sy kost d Jl. Ciawi III, kl tdk salah ingat Lingkungan Paulus, dgn Ket. Lingk Mas Berty (putranya Mami Gun). Demikian perkenalan sy

  16. Buat umat paroki ini saya mohon bantuanya untuk pembangunan gereja katolik keluarga kudus cibinong baik darma maupun doa nya saya ucapkan banyak terimaksih matur nuhun

    • romo mic. suharsono yang terhormat, saya Nugroho sekarang bekerja di Tour dan travel. sebenarnya Kami memiliki sebuah program dimana Program kami adalah mengadakan tour Ziarah dengan berbagai destinasi terutama Holyland dan Eropa, dimana nantinya kami dari Gratia Divina akan menyisihkan keuntungan yang kami dapatkan untuk disumbangkan kepada gereja/lembaga sosial yang ditunjuk (detailsnya akan kami diskusikan lebih lanjut ). jika romo berkenan kita dapat berbicara dengan lebih jelas lagi mengenai program kami ini. terimakasih

      Nugroho
      Gratia Divina
      021 293 19382/3

  17. Perkenalkan nama saya MARULI BUATON saya dari hutagalung kecamatan parlilitan, paroki parlilitan…

    saya hanya memohon kepada semua umat yang ada di paroki, di mana pun berada mohon bantuan para semua umat katolik….untuk pembangunan gereja di hutagalung santa yosep. greja ni sudah didirikan dari tahun 2005 sampek sekrang belum juga selesai…
    dan kalu saya pulang kekampung saya merasa sedih baget melihat jemat kebaktian hanya beraskan tikar tanpa dinding dan masih lantai tanah….
    jadi saya sebagai anak dari keluarga yang berjemaat disitu.. meminta bantuan baik doa maupun meteri buat pembagunan gereja tersebut.
    sebelumnya saya ucapkan terimaksih kepada semua pembaca informasi yang saya buat..
    saya tinggal di medan saya baru saja lulus sekolah….
    tapi saya pingin mau bantu greja tersebut… namun saya tidak sanggup hanya doa yang bisa saya panjat kan…
    amin.

Leave a Reply to ratna ariani Cancel reply

Required fields are marked *.