“Alangkah hebatnya perkataan ini!”
Kita sering tidakmenyadari dampak dari setiap perkataan yang telah tanpa sadar diucapkan, justru orang lainlah yang akan menilai perkataan kita. Ada orang-orang yang terlalu boros dengan perkataan, tidak bisa diam barang sejenak. Apapun dikomentari, dan biasanya yang model begini lebih cepat memberikan komentar negatif. Umumnya orang yang tangannya berhenti bekerja, mulutnya lah yang bekerja. Soal liturgi yang salah, homili yang kurang pas, soal petugas tatib yang gak tegas dsb. Talk more, Do less
Disisi lain orang yang tangannya sibuk bekerja, lebih memusatkan perhatian pada karyanya. Sehingga lebih sedikit berbicara dan menggunakan kata-kata. Kalau toh ia mengungkapkan sesuatu biasanya memang hal tersebut penting dan pas pada tempatnya. Akhirnya orang lebih memperhatikan hasil karya perbuatan nyata, dibandingkan dengan apa yang kita katakan. Inilah yang tidak dilakukan para imam kaum Farisi dan ahli Taurat. Mereka juga berkotbah di rumah-rumah ibadat tapi tidak melakukan apayang dikatakannya. Yesus yang tidak masuk kalangan elit tersebut, justru melakukannya. Begitu berkuasa perkataanNya sehingga setan pun takluk. Inilah yang membedakanNya. Do what you preach.
Menarik mengikuti perikop hari ini, ternyata di rumah ibadat pun ada orang yang kerasukan setan. Ditempat yang paling dianggap sakral oleh orang Yahudi, bisa juga ada setan masuk ke dalam jiwa seseorang. Ternyata setan tidak takut dengan bangunan sakral. Dia takluk dengan kuasa Yesus, yang telah diurapi Yang Maha Tinggi, yang penuh dengan kuasa Roh Kudus. Setan tidak takut pada manusia sekalipun manusia itu masuk ke tempat yang suci, tapi hatinya ternyata lebih mudah menerima setan.
Demikian pula dengan kita, kita bisa saja berpura-pura mendatangi tempat ibadah tapi hati kita sendiri tidak suci, masih dipenuhi keinginan dan pikiran yang bukan berasal dari Allah; kalau bukan diri sendiri bisa dari setanyang bahkan bisa menghancurkan kehidupan kita sendiri serta orang-orang disekitar kita. Marilah senantiasa menyucikan hati dengan mengijinkan kuasa Tuhan menguasai kita, dengan mendengarkan Sabda Nya dan tekun melaksanakanNya. Sehingga kita pun menjadi lebih tekun berkarya daripada berkata-kata kosong.
====================================================================
Bacaan Luk 4:31-37
“Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat
itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras:”Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ketengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali
tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat
dan mereka pun keluar.” Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu”