Saya masih inget tahun-tahun silam sempat beredar berbagai film horor dengan mempromosikan angka 666 sebagai angka setan, mereka yang dalam dirinya membawa tattoo ‘666’ dalam tubuhnya adalah milik setan. Segala asesoris pun muncul dalam gaya punk-rock dengan atribut 666. Disisi lain kelompok fundamental juga alergi dengan angka 666 bahkan kalau ada angka tersebut bisa dianggap pembawa sial.
Betul kah angka 666 pembawa sial? Mengapa ada juga di tulis di Alkitab? Angka merupakan simbol yang banyak dipakai dalam kehidupan masyarakat Yahudi. Angka ‘7’ adalah angka sempurna bagi masyarakat Yahudi, karena hari penciptaan menjadi sempurna di hari ke tujuh. Bila disebutkan sampai tiga kali maka menjadi sangat sangat sempurna. Sehingga angka 6 diambil menjadi angka yang tidak atau belum sempurna. Kalau disebut atau ditulis tiga kali, artinya penting sekali. Maka bila diartikan 666 adalah: sangat-sangat tidak sempurna. Sangat jauh dari Allah.
Bacaan Injil hari ini dari Rasul Yohanes kok ya pas di angka 666, padahal saat Injil ditulis dan ditemukan belum disertai judul perikop, bab dan ayatnya. Baru sekitar abad 13 dimulai penmonran bab dan pasal dalam alkitab. Bagian bab 6 ayat 66 ini Injil Yohanes berkata bahwa” saat itulah banyak dari murid-murid Yesus memutuskan mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”.
Rupanya ada seleksi alam terjadi diantara para murid. Ada motivasi berbeda dalam mengikut Yesus pada awalnya, mungkin mereka menikmati fasilitas menjadi orang-orang “ring-1”. Yesus dikenal dan dicari orang karena karyanya yang spektakuler dan banyak melakukan mukjizat, mereka menjadi bagian sang ‘Seleb’. Tapi begitu Yesus menerangkan bahwa mereka yang menjadi pengikut Nya juga harus menyediakan diri berkorban bagi orang lain, maka ada yang berpikir dua kali untuk meneruskan menjadi pengikut Yesus. Mereka ragu-ragu dan mulai tidak percaya pada Yesus. Mereka tidak siap untuk mengikut Yesus dengan berkorban bagi orang lain. Yesus menyadari ketidak percayaan mereka dan dengan tegas mengingatkan bahwa ada pilihan untuk tetap setia dan percaya sampai akhir hayat.
Bagaimana dengan kita, sejauh mana kita memahami pengorbanan Yesus bagi kita? Kalau kita telah menyambut Tubuh Nya, siapkah kita juga menghayati FirmanNya agar hidup dalam kita dan membuat kita berani berkorban bagi orang lain? Atau kita mau menerima pengorbanan Yesus, menerima dan meminta segala berkat dan rahmatNya, tapi tidak mau berkorban dan meninggalkan zona nyaman kita demi orang lain?
Seleksi alam mulai terjadi manakala manusia dihadapkan pada pilihan : kehidupan kekal atau kematian kekal. Saat kita mulai meragukan Tuhan, meragukan kesempurnaanNya dan kasihNya, maka pelan-pelan tanpa disadari iman kita turun ke angka ‘6’. Dan akhirnya lebih sering mengalami ketakutan dan kekhawatiran, 6 lagi, 6 lagi… ya jadilah kita pengikut 666. Orang-orang yang meragukan dan tidak percata pada Tuhan. Lebih baik kita menjadi pembawa kabar sukacita bersama Yesus, mewartakan kasihNya, kesempurnaanNya; promosi 777 lebih sering lah daripada parno dengan forwarding segala pesan tentang 666.
“ Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.” Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”