Fiat Voluntas Tua

Gembala Yang Baik

| 0 comments

Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku

Romo Dewanta SJ adalah imam SJ, yang baru ditahbiskan ketika bertugas sebagai pastor paroki di sebuah paroki di Timor Leste/Timor Timur. Dalam karya pastoralnya ternyata ia harus menghadapi situasi yang sangat sulit, yaitu perang saudara, antara mereka yang pro-RI dan mereka yang menghendaki lepas dari RI dan menjadi Negara sendiri. Mereka yang berkehendak untuk lepas dari RI ternyata menang dan kemudian memaksa mereka yang pro-RI untuk bergabung, dan jika tidak bersedia bergabung akan dihabisi atau dibunuh. Ternyata cukup banyak warga Timor Leste yang tetap setia para RI alias pro-RI, maka karena tertekan mereka berusaha melarikan diri untuk mengungsi ke Timor Barat, wilayah RI. Dalam pelarian tersebut ternyata mereka tidak bebas, karena terus dikejar untuk dihabisi. Ada sekelompok umat yang dikejar tersebut bersembunyi di dalam sebuah gereja dimana Romo Dewanta menjadi pastor parokinya. Dalam situasi yang sangat sulit tersebut, Romo Dewanta berusaha melindungi umatnya yang tak bersalah, dan ia berdiri di depan gereja menghadapi mereka, para tentara bersenjata lengkap, yang mengejar umat pro-RI, dan akhirnya Romo Dewanta, tewas, sebagai ‘martir’, ditembak mati oleh tentara. Saya sungguh mengimani bahwa Romo Dewanta merupakan salah satu teladan “gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya”. (I Sumarya SJ)

Gembala yang baik rela memberikan nyawanya (membela /melindunginya dengan segala kemampuan,mengorbankan kesenangan/ kepentingan dirinya) bagi domba2nya. Sedangkan orang-orang2 upahan meskipun bekerja untuk domba2 kawanannya tetapi bila ada bahaya, tentu akan menyelamatkan diri lebih dulu.

Petrus dengan penuh tanggung jawab melakukan tugasnya menggantikan Kristus menggembalakan domba-domba Allah. Meskipun telah dilarang,dia tetap bersaksi tentang Kristus dan menyampaikan ajaran-ajaranNya supaya domba2Nya tidak tercerai berai setelah Ia wafat. Petrus bersaksi bahwa Roh Kristus masih terus berkarya, sehingga memampukan dia untuk membuat tanda2 mujizat.

Setiap orang yang telah dewasa adalah gembala-gembala yang dipercaya Kristus menggembalakan sekelompok domba-domba milikNya. Para imam menjadi gembala sekawanan umat dan mendapat perutusan dari Uskup di setiap Keuskupan. Kita menjadi gembala didalam rumah tangga,ditempat usaha, dipelayanan dlsb. Apakah kita mau menjadi gembala yang baik?

Kenyataannya saat ini ada banyak anak yang tidak lagi merasakan kehangatan rumah tangga karena orangtuanya terus bertengkar dan masing-masing hanyut dengan dunianya sendiri-sendiro. Bahkan ada anak dan orangtua yang praktis tidak saling mengenal lagi! Didalam tubuh gereja,ada beberapa kelompok Kristiani yang berantakan karena pengurus2nya sibuk bertengkar dan saling menjelekkan/ menjatuhkan.
Padahal karena Kristus kita berani menyebut Allah hanya sebagai ‘Papa / ayah’. Dengan kata lain kita adalah anak-anak Allah yang bertanggung jawab mencerminkan sifat-sifat Allah didalam perbuatan-perbuatan dan kata2 kita.

Marilah kita periksa diri. Apakah saya selama ini sungguh-sungguh telah mengikuti Kristus untuk menjadi gembala yang baik?  Apakah kita berupaya merawat dan mengenali setiap domba yang telah dipercayakan kepada kita? Semoga kita sungguh-sungguh berusaha untuk semakin mengasihi domba-domba yang dipercayakan Allah kepada kita. – NN Rancamaya

=======================================================================================================

Bacaan Injil Yohanes 10:11-18

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi dombadomba-Ku.Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima
dari Bapa-Ku.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.