By Rm Inno Ngutra ofm 12:58pm Nov 12
Sapaan seorang sahabat,
“Menunggu dengan sabar datangnya nomor terakhir ini (nomor 10) juga menjadi tanda bahwa Anda sedang dituntun untuk belajar tentang kesabaran yang persis akan dijelaskan dalam nomor terakhir ini.
Akhirnya, tuntas sudah tugasku untuk menghadirkan 10 hal yang Paus Benediktus XVI ingin Anda ketahui. Tentunya harapan dibalik ini yakni bukan saja untaian-untain indah itu menjadi bahan pengetahuan belaka, melainkan harus direnungkan dan dipraktekan dalam hidup. Semoga saja kita selalu terbuka terhadap daya Roh Kudus sehingga kita menjadi alat Tuhan untuk menyapa dunia terutama lewat 10 hal yang paus kita ingin agar kita tahu, renungkan dan laksanakan dalam hidup sebagai orang-orang Katolik.
10 HAL YANG PAUS BENEDIKTUS INGIN ANDA TAHU
1. ALLAH ADALAH CINTA
2. YESUS ADALAH TUHAN
3. KEBENARAN DAN KEBEBASAN ADALAH DUA SISI DARI COIN YANG SAMA
4. IMAN DAN AKAL BUDI SALING MEMBUTUHKAN
5. EKARISTI ADALAH JANTUNG KEHIDUPAN KRISTIANI
6. KEKRISTENAN ADALAH SEBUAH PESAN POSITIF
7. GEREJA MEMBENTUK HATI NURANI TAPI TINGGAL DI LUAR POLITIK
8. PENTINGNYA IDENTITAS KATOLIK
9. KRISTUS DAN GEREJA TAK DAPAT DIPISAHKAN
10. KEUTAMAAN KESABARAN
Paus Benediktus XVI menekankan bahwa kita perlu belajar banyak dari kesamaan antara apa yang Yesus buat dan apa yang Ia katakan. Dalam arti yang hampir sama, Paus Benediktus mengajarkan kita bahwa dunia melalui tindakan-tindakan manusianya, kepribadiannya dan gaya hidupnya, adalah arti eksplisit dari kata-katanya. Sebagai contoh, salah satu moment yang tak terlupakan adalah pada Paskah 2005, ketika almarhum PausYohanes Paus II yang berjuang menahan derita fisiknya beliau berdiri di jendela kamar kepausannya selama 12 menit lebih hanya untuk menyapa umatnya yang telah berkumpul di putaran lapangan St. Petrus dan jutaan mata yang menantikan kehadirannya pada saat itu. Inilah keutamaan kesabaran seorang Yohanes Paulus II untuk melalui derita fisik yang ditanggungnya, hanya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa keutamaan kesabaran melampaui daya pikir manusia tentangnya.
Tentunya dengan penuh kesadaran, Paus Benediktus sedang mengajar umatnya melalu sikap dan tingkah laku pribadinya. Beliau adalah pribadi yang baik dan sederhana, yang berdiri tegak di tengah kritikan dan penolakan mereka yang tidak menyenangi gaya dan caranya mempertahankan keaslian dan kebenaran ajaran Gereja Katolik di zaman ini. Dia selalu meyakinkan umat manusia lewat kata dan kehadirannya bahwa tidak seorang pun harus bersikap arogan dan memanipulasi yang lain demi tujuan pribadinya.
Menjadi lebih penting bahwa Paus Benediktus sedang mengajarkan sesuatu kepada dunia untuk merenung sejenak, mengambil nafas dan berpikir sebelum berbicara dan bertindak. Dan, ini sungguh terlihat setelah pemilihannya sebagai paus, ada yang berharap akan adanya perubahan dalam kelompok kardinal yang berada di sekitarnya, yang lain memimpikan tampilan Gereja Katolik yang mendunia, dan beragam harapan dan mimpi yang terlontar dan diungkapkan kepada paus Benediktus untuk diadakan selama masa kepemimpinannya. Dan, tentunya masih banyak yang sementara berharap adanya perubahan radikal dalam tubuh Gereja Katolik untuk tampil sebagai salah satu organ penting di dunia dewasa ini.
Paus Benediktus adalah seoarng yang imannya sangat dalam, kuat tak tergoyahkan oleh arus zaman atau orang-orang disekitarnya, yang selalu percaya bahwa apa yang sementara diperbuatnya dalam dan terhadap Gereja adalah rencana Tuhan, dan semuanya diserahkan kepada Penyelenggaraan-Nya dan bukan kehendaknya pribadi sebagai seorang paus bahkan sebagai seorang Josep Ratzinger secara pribadi. Terhadapnya ada kepercayaan layaknya orang Jerman pada umumnya yang percaya akan nasib bahwa segala sesuatu telah tertulis di suratan tangan masing-masing orang. Bukan berarti ia percaya seperti caranya orang-orang lain percaya, tapi apa yang diyakini adalah Penyelenggaraan Ilahi atas Gereja-Nya. Oleh karena itu, ia tak berpikir terlalu banyak tentang bagaimana menyelesaikan semua persoalan yang dihadapi Gereja saat ini. Beliau sangat hati-hati untuk memutuskan segala sesuatu dari kursi kepemimpinannya sebagai seorang paus. Selalu ada ruang dimana ia percaya bahwa Tuhan, Sang Pemimpin Agung Gereja tak pernah membiarkan Gereja-Nya hancur dan dihancurkan oleh musuh-musuhnya.
Dalam dunia yang tidak sabar seperti sekarang ini, Paus Benediktus tampil sebagai seorang pribadi yang sabar. Ia hanya mau menunjukkan kepada dunia bahwa keutamaan kesabaran sangat besar manfaatnya bagi manusia dewasa ini.
Refleksi tambahan:
Benarlah kata-kata bijak ini, “kita meminta rahmat kesabaran dan Tuhan memberikan kita tantangan” agar kita belajar menjadi sabar. Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita memang pribadi yang sabar? Ya, hanya lewat tantangan atau situasi di mana kita ditantang untuk marah, untuk mencela orang lain, untuk menghardik mereka bahkan untuk membunuh orang lain, namun kita mampu menahan diri untuk tidak melakukan kejahatan dan dosa lewat tangan, pikiran dan hati kita. Kesabaran membuat kita mampu meredam semua gejolak perasaan seperti itu, dan sebaliknya membuat hati dan pikiran kita menjadi tenang dan damai.
Meskipun demikian, kesabaran bukan layaknya makanan yang kita makan ketika lapar dan menjadi kenyang atau air yang kita minum dan rasa dahaga kita terpuaskan, melainkan untuk mendapatkan kesabaran sangat diperlukan proses belajar yang panjang, membutuhkan doa dan kepasrahan kepada Tuhan. Kesabaran bukan seperti pelajaran yang kita hafal dan akan kita ingat terus, melainkan sebuah proses hati dan pikiran untuk semakin menjadi bijaksana di hadapan Tuhan dan sesama kita.
Oleh karena itu, baiklah sebagai putra-putri Gereja yang didirikan oleh Yesus, marilah kita belajar untuk menjadi sabar terhadap semua orang, terhadap mereka yang membenci kita, terhadap musuh-musuh kita, karena dengan kesabaran yang kita tunjukkan kepada mereka sebenarnya kita telah mewartakan keutamaan diri kita dan Gereja kita kepada orang lain. Semoga Tuhan Yesus selalu memberkati dan melindungi kita selama peziarahaan kita di dunia ini.
Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,
***Rinnong***
Diterjemahkan oleh Romo Inno Ngutra Ofm yang di ambil dari 10 Things Pope Benedict Wants You To Know karangan John L Allen Jr.
John L. Allen, Jr. (born 1965) is an American journalist based in Rome who specializes in news about the Catholic Church. He is senior correspondent for the National Catholic Reporter and vaticanologist of CNN and NPR. Allen is also the author of several books about the Catholic Church. He has written two biographies of Pope Benedict XVI, the first one published in 2000 when he was still a cardinal and the first biography of him in English.
http://en.m.wikipedia.org/wiki/John_L._Allen,_Jr.