“Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengahmu.”
Hampir sebulan ini saya jarang mampir dan mengupdate blog ini. Ribuan email belum sempat dibuka. Alasan apalagi kalau bukan sibuk, waktu yang terbatas dan tugas seabreg sementara tangan cuma dua. Tanggungjawab mengelola beberapa klien, masih ditambah persiapan akhir kepengurusan Dewan Paroki yang baru dan urusan organisasi politik. Tapi yang menghabiskan energi adalah persiapan akhir ujian sebagai guru evangelisasi. Serasa mau ujian sidang sarjana dengan makalah setumpuk dan ujian praktek mengaja Ditambah faktor U, badan sudah tidak kuat lagi bertahan lewat dari jam 24. Anak-anak sudah biasa melihat ibunya tertidur dengan baju lengkap dan laptop masih terbuka ditempat tidur.
Walaupun badan letih tetapi selalu kembali menyala dan bersemangat saat merenungkan SabdaNya dan saat mengikuti Ekaristi. Hanya Dialah yang memampukan saya melakukan dan menyelesaikan tugas yang seabgreg ini. Tanpa Kristus dan bimbingan Roh Kudus… wah bisa tua sebelum waktunya. Hidup terasa ringan berjalan bersama Kristus. Just enjoy your stress with God. Akhirnya satu persatu masalah terselesaikan seperti pepatah bilang : Hey problem I have a big God ! Bukannya Dear God, I have a big problem.
Renungan hari ini mengingatkan kita bagaimana Kerajaan Allah kita pahami dalam keseharian hidup. Kerajaan Allah bukan hanya hadir nanti pada saat Kristus datang kembali ke dunia. Bukan hanya ada di Surga diatas sana karena Kerajaan Allah tidak terbatas ruang dan waktu. Kerajaan Allah sudah ada ditengah-tengah kita, hidup diantara kita. Terutama saat kita mengijinkan Allah Tritunggal menguasai kehidupan kita maka Kerajaan Allah ada bersama kita. Beti kan? Beda-beda tipis. Ada tapi tiada. Ada disekitar kita, tetapi belum tentu ada dalam hidup kita.
Allah ingin merajai kehidupan manusia dan memenuhinya dengan kasih, keadilan dan kebahagiaan. Tetapi manusia memiliki kehendak bebas untuk menerima atau menolaknya. Sayangnya tidak semua dari kita mau menyerahkan kehidupannya kepada Allah. Kita masih menghambakan diri pada egoisme pribadi dan dosa. Maka Kerajaan Allah sudah sangat dekat pada kita, kita tinggal meminta dan mengijinkan Allah ‘meraja’ menguasai kehidupan kita. Ia mengambil alih segala ketakutan dan kekhawatiran kita. Tentu syaratnya cuma satu, berpaling dari dosa dan kembali memandang wajahNya. Its not easy decision, soalnya dosa itu enak… hehehe…
Seseorang yang mengundang hadirnya Kerajaan Allah dalam hidupnya sama dengan mengundang pemerintahan (pimpinan) Allah dalam hidupnya. Sehingga terjadi penyerahan kehendak diri kepada pimpinan Allah. Pada saat ini terjadi perubahan hidup (metanoia) yang membawa transformasi kehidupan seseorang, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga merubah relasinya dengan sesama seperti keluarga dan masyarakat serta dunia sekitarnya. Tidak ada Kerajaan Allah berdiri tanpa membawa kesalehan dan keadilan sosial bagi masyarakat disekitar kita.
Mari memaknai doa Bapa Kami dengan sungguh-sungguh untuk menyerahkan diri agar terjadi transformasi pribadi sehingga Fiat Voluntas Tua – “terjadilah kehendakMu, di bumi seperti didalam Surga”. Kita menghadirkan Kerajaan Allah di bumi dengan mengundang dan mengijinkan Allah Tritunggal meraja dalam kehidupan kita, mengubahkan sikap dan karakter kita agar serupa dengan wajah Allah seperti saat manusia diciptakan pada awalnya. Kerajaan Allah memang sudah dekat, sangaaaaat dekat… sehingga kita tinggal mengundangnya untuk bertahta dalam kehidupan kita dan meninggalkan kehidupan lama tanpa terang Allah. Semakin hari semakin disempurnaka didalam pengenalan akan Kristus, semakin meyerupai Kristus dalam hal kasih dan keadilanNya.
===================================================================================================
Bacaan Injil Lukas (17:20-25)
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang. Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini