“Perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Sering kita dengar idiom ” muda foya-foya, tua kaya-raya, mati masuk surga” yang merupakan impian banyak orang muda. Tidak perlu hidup ngoyo asal bisa menikmati waktu dan bersenang-senang selagi muda tanpa tanggung-jawab. Kalau sudah tua nanti maunya harta benda tinggal dinikmati untuk keliling dunia. Dan kalau sudah kaya tinggal sumbang sana sini agar matinya langsung masuk surga. Hehehe…. memang surga milik kerabatnya ya? Apa betul tujuan hidup hanya sekedar ingin menghabiskan hari-hari kehidupan ini semau kita sendiri? Hidup kita akan selalu dipenuhi banyak pilihan, dan setiap pilihan ada konsekwensinya. Seorang dewasa dan bertanggungjawab atas hidupnya akan memilih yang terbaik baginya dan berani menanggung konsekwensi dari pilihannya.
Coba kita tanyakan apa yang terpenting dalam hidup mereka yang masih dibawah 30 tahun? Jangan-jangan saat kita masih muda pun juga susah untuk menjawabnya. Pilih yang praktis saja, yang ada didepan mata. Kalau mahasiswa maunya cepat lulus dan dapat pekerjaan pantas dengan gaji besar untuk hidup layak di kota besar. Bagi yang sudah bekerja maunya bisa cepat naik pangkat tanpa mau dipindah-tugas agar bisa membesarkan anak. Keluarga mudapun maunya bisa menyekolahkan anak disekolah terbaik. Pelayanan? weleh… nanti saja kalau sudah tua, kalau sudah pensiun. Ah, pelayanan itu buat anakmuda yang kurang gaul, gak jelas masa depannya. Wow… ini hanya masalah skala prioritas dalam menetapkan tujuan hidup. Masih banyak orang muda yang tidak punya tujuan hidup yang jelas, tidak lagi memerlukan Tuhan, tergoda konsumerisme, hedonisme termasuk orang muda yang gamang dengan hidupnya dan terjerat narkoba. Harga yang dibayar sangat mahal karena hidupnya tidak mencapai usia 40 tahun karena organ tubuh rusak dimakan napza.
Maka bila seorang muda sudah memilih ingin mempersiapkan hidup kekal sebaik mungkin tentu pantas disyukuri. Dengan demikian ia telah mempersiapkannya dengan penuh komitmen. Yesuspun memberikan apresiasinya bagi si tokoh Yahudi muda yang meminta saranNya. Tetapi rupanya apa yang dilakukan siorang muda ini belum sebaik yang diharapkan Sang Juru Selamat. Ia yang akan duduk disebelah kanan Allah Bapa di Surga nanti, hanya meminta satu hal yang terpenting : Ikutlah Aku! Artinya berpalinglah dari pandangan-pandangan dan keinginan pribadi dan andalkanlah Kristus sebagai panutan hidup selagi muda. Syukur pada Allah, saya masih bertemu orang-orang muda yang sibuk, berkarir cukup baik tapi masih menyisihkan waktu untuk pelayanan, ya mereka memutuskan menjadi penjala manusia di market place. Yang mereka ‘tangkap’ tentunya juga orang-orang muda yang masih sangat produktif agar kembali berpaling kepada Yesus.
Dulu saya sependapat bahwa menjadi pewarta Kabar Baik itu hanya membuang waktu, bagaimana dengan masa depan keluarga dan anak-anak saya, belum lagi kekhawatiran lainnya. Tetapi setelah belajar setahap demi setahap mengenal siapa Kristus, saya akhirnya memutuskan untuk mengikutiNya (padahal sudah dibaptis dari bayi lho) dan tidak lagi berpindah kelain hati. Sekarang saya mengerti bagaimana rasanya kalau tidak menggunakan setiap kesempatan yang datang untuk mewartakan Kabar Baik. Saya bisa memahami bagaimana seorang yang sangat intelek dan pandai seperti Rasul Paulus bisa mengatakan “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1Korintus 9:16). Rasul Paulus yang dikenal piawai, begitu teguh, keras hati dan garang bisa berubah total setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus.
Tidak ada kata terlambat untuk berpaling kepada Kristus. “Ikutlah Aku” bukan sekedar ajakan untuk menjadi pengikutNya, tetapi tawaran untuk meneladani hidup Sang Kristus, tawaran untuk belajar memiliki hati yang serupa Kristus serta berkomitmen menyerahkan hidupnya kepada Allah Bapa untuk menjadi pembawa Kabar Baik. Kalau sudah mengenal Kristus, tawaranNya sungguh begitu berharga untuk ditolak. Apa yang telah diberikanNya kepada kita, jauh lebih penting dari seluruh isi dunia yang fana ini. Begitu sempurna dan memang kehidupan kekal yang ditawarkanNya menjadi dambaan banyak orang. Semoga setiap perjumpaan kita dengan Sang Juru Selamat, membuat kita lebih baik dari hari ke hari dan tidak pernah melewatkan waktu untuk senantiasa menyampaikan kabar baik.
====================================================================================================
Bacaan Injil Mat 19:16-22
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya”