“Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”
Ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk. Pepatah ini sudah ada diluar kepala kita sejak di SD. Merupakan bagian dari kearifan lokal budaya bangsa. Tidak ada orang Indonesia yang tidak mengenal padi karena pada umumnya makan nasi. Belajar dari tanaman padi yang amsa tanamnya sekitar 6 bulan, yang menjadi penghasil utama para petani, mereka dengan sabar merawat tanaman tersebut. Awalnya tumbuh tegak, tetapi begitu bulir padi mulai berisi ia akan mulai merunduk.
Rupanya pengamatan para petani menjadi refleksi pembelajaran dari hidup tentang rahasia keberhasilan manusia. Panen yang berhasil karena padi yang berbulir penuh, mengingatkan mereka untuk senantiasa rendah hati bersyukur atas penyertaan Tuhan selama masa penantian menunggu dan merawat tanamannya. Para petani tidak bisa menyombongkan hasil panennya karena semua adalah akibat penyertaan Yang Kuasa atas cuaca dan hama yang mengancam.
Kita yang umumnya tinggal di kota sering lupa dan tidak belajar dari nasi yang kita makan setiap hari, tidak semudah para petani menghayati rasa syukur yang diterima sambil memandang padi yang mulai menguning. Rasa lelah dan bosan para petani terhibur dengan melihat bulir padi yang semakin gemuk dan semakin merunduk karena berat bulir yang padat.
Selayaknyalah kita sebagai pengikut Kristus juga memiliki rasa syukur setiap hari, dan dengan demikian selalu memiliki kerendahan hati. Tanpa kerendahan hati kita akan sulit menerima siapapun karena kita mengganggap diri kita ‘lebih’ tinggi dari orang lain. Dengan kerendahan hati kita justru lebih mudah melayani satu sama lain. Dan yang paling penting, dengan kerendahan hati kita pasti tidak akan jauh dari Tuhan, tidak menghilang dari kawanan orang-orang beriman. Kita memerlukan komunitas orang beriman yang saling mendukung dan mendoakan.
Maka marilah kita belajar dari padi, belajar dari perumpamaan hari ini tentang anak kecil, menjadi polos dihadapan Tuhan senantiasa. Semakin diberi nikmat, kesempatan dan talenta, semakin diberi kesempatan berkarya, juga kesehatan, semakin merunduk dan bersyukur kepadaNya. Dengan memelihara kerendahan hati, kita mengakui segala keberadaan kita, kita menyerahkan Allah menguasai seluruh kelemahan kita. Kitapun bersedia melayaniNya dengan memberikan apa yang terbaik didalam hidup kita.
=======================================================================================
Bacaan Injil Mat 18:1-5.10.12-14
“ Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. “Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”