Fiat Voluntas Tua

Batu Sandungan

| 0 comments

Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau.

Tanpa sadar kita sering menuntut ini-itu pada pemerintah dengan alasan rakyat sudah membayar pajak kepada para abdi negara itu. Tetapi tanpa sadar pula kita sering mencari cara terbaik agar dapat membayar pajak serendah mungkin. Alasan menuntut pelayanan publik tidak didukung dengan komitmen pribadi.

Seperti inilah kira-kira yang juga dialami oleh Yesus dan para muridNya. Pajak Bait Allah dikenakan bagi mereka yang datang beribadah ke Bait Allah. Tetapi sebagai Anak Allah, Yesus sebenarnya tidak berkewajiban membayar pajak Bait Allah, karena justru Ia yang empunya Bait Allah. Walaupun ada alasan untuk menolak kewajiban tersebut, Yesus memilih untuk mematuhi aturan manusia. Ia tidak ingin hal kecil demikian menjadi batu sandungan.

Batu sandungan adalah hal-hal yang dapat menghalangi orang lain untuk mendekat dan mengenal Allah karena kelakuan kita. Sekalipun Yesus memiliki alasan kuat untuk tidak melakkukannya, Ia memilih untuk tetap berlaku seperti orang lain agar tidak menjadi pertanyaan bagaimana seorang Guru tidak menjadi teladan bagi para pengikutNya, terutama dalam hal membayar pajak.

Mungkin ada hal-hal lain yang bisa juga kita ambil sebagai excuse tetapi kita juga harus melihat apakah hal tersebut bertentangan dengan Firman Tuhan? Bayarlah apa yang harus diberikan kepada Kaisar dan apa yang harus diberikan kepada Tuhan. Termasuk pajak sebagai kewajiban warganegara dan persembahan hidup kita bagi kemuliaan Kerajaan Allah.

Nampaknya hal sederhana bisa menjadi besar bila tidak dilakukan, menjadi batu sandungan, penghalang bagi orang lain mengenal Kristus. Contoh lainnya, kalau kita pengikut Kristus masa kita juga memberi uang pelicin saat mengurus KTP dan SIM? Kalau kita pengusaha yang memahami iman Kristiani, apa ya mau juga mengeluarkan uang pelicin proyek? Kalau kita masih juga melakukannya, lalu apa bedanya dengan mereka yang tidak percaya dengan Kristus. Hal-hal lumrah dalam keseharian kita sering menjadi penghalang bagi orang lain mengenal Kristus. Mereka tidak melihat apa yang berbeda dalam diri kita sebagai pengikut Kristus.

Semoga setiap hari kita semakin memperhatikan perilaku dan perkataan kita sebagai murid Kristus, bukan hanya dalam mentaati aturan umum dan yang berlaku tetapi juga etos kerja. Hal sederhana seperti memegang janji, tidak terlambat, tidak korupsi waktu bisa menjadi batu sandungan bagi siapapun yang kita temui untuk melihat Kristus dalam diri kita.

=========================================================================================================================================================
Bacaan  Injil  Mat (17:22-27)
 
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.