Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus.”
Beberapa kali saya ikut terlibat dalam kunjungan ke penjara sejak beberapa tahun lalu. Tentu tidak mudah awalnya. Saya ingat saat liburan SMA, saya diajak ibu kunjungan ke penjara. Pernah ke penjara perempuan dan sampai ke Nusa Kambangan. Saya sih asyik-asyik aja karena belum pernah melihat seperti apa keindahan pulau Nusa Kambangan. Semua kebutuhan pelayanan dipenuhi ibu, kebetulan sebagai wira usaha tentu hal ini dimungkinkan. Waktu bisa diatur, dana bisa dialokasikan untuk menggerakkan tim dan membawa logistik. Pelayanan tersebut sempat terhenti beberapa waktu karena almarhum bapak keberatan dengan munculnya beberapa kasus.
Siapa yang menyangka kalau kunjungan ke penjara yang saya lakukan sebagai pengamalan Firman Yesus Mat 25:36 ternyata juga berlaku bagi kerabat saya sendiri. Beberapa kali saya mengunjungi keluarga dekat yang terkena kasus. Siapa yang ingin keluarganya tersangkut dengan masalah hukum? Tapi tidak ada seorangpun dapat menjamin bahwa hidupnya bisa jauh dari penjara, termasuk keluarganya. Disinilah sering terjadi pertentangan batin antara malu memiliki keluarga/kerabat yang sedang bermasalah dengan hukum dan disisi lain kita dituntut untuk melakukan Firman Tuhan.
Sebagai pribadi setiap orang memiliki kehendak bebas untuk memilih, tapi juga harus menerima konsekwensi dari pilihan yang diambil. Saya memilih tetap mengunjungi kerabat saya walaupun ada anggota keluarga yang mungkin keberatan. Prinsip saya, orang yang saya tidak kenal dan tidak berhubungan keluarga saja saya kunjungi … apalagi dengan keluarga dan kerabat sendiri. Bagaimana jawaban saya pada saat Tuhan Yesus bertanya: Mengapa engkau tidak mengunjungi Aku saat di penjara??
Di hari menjelang perayaan Pentakosta, akhirnya saya berkesempatan mengunjungi salah seorang kerabat yang masih sangat muda, 21 tahun. Masih seumur anak saya. Saya hanya bisa menangis dalam hati, menahan diri membayangkan seperti apa masa depannya nanti. Saya mohon karunia khusus kepada Bapa agar padanya dicurahkan Roh Kudus seperti yang diberikan kepada murid-muridNya. Saya katakan kepadanya, coba lihat rasul Petrus yang pernah menyangkal Yesus sampai tiga kali, ternyata diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin dan teladan bagi para murid lainnya. Ia juga pernah masuk penjara, tetapi bukan karena kesalahannya tetapi karena pewartaan Sabda Tuhan. Akhirnya Petrus menjadi Pemimpin GerejaNya.
Setelah kami berdoa dengan menumpangkan tangan atasnya, dengan tegar hati ia menjawab, “Iya bude, saya sudah khilaf. Saya harus bertanggungjawab dengan apa yang telah saya perbuat. Berapapun hukuman yang saya terima kiranya tidak ada artinya dibandingkan 70 tahun usia yang mungkin Tuhan berikan kepada saya. Doakan saya ya bude, agar saya bisa mengisi hari-hari saya dan tetap bisa mengambil bagian untuk memuliakan Tuhan” . Tentu doa saya agar keadilan berlaku baginya, kalaupun dinyatakan bersalah semoga ia mendapat hukuman yang tidak terlalu berat…. well, karena masih kerabat mau ‘nyogok’ Tuhan ya? hehehe…
Hari Pentakosta kali ini sungguh berbeda bagi saya, hari ini Roh Kudus memberikan kekuatan extra bagi seorang muda yang bangkit dari kekelaman dan ketakutannya dibalik dinding dingin penjara. Ia masih berani menaruh harapan serta masa depannya di tangan Kristus. Ad Maiorem Dei Gloriam.
================================================================================================
Bacaan Injil, Yoh 20:19-23
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”