Seorang pengusaha sukses dan terkenal sebutlah namanya pak Pa’ul suatu hari menemui seorang pastor sebutlah namanya pastor Sam Ratulangi dan bertanya,”Pastor, maaf saya mengganggu. Begini pastor, di lingkungan tempat saya tinggal, di lingkungan saya bekerja, di lingkungan pergaulan, saya selalu dujuluki orang pelit dan kurang bersedekah. Padahal aku sudah menyampaikan kepada mereka bahwa ketika kelak saya mati, seluruh harta dan warisan yang saya sekarang miliki akan saya hibahkan kepada Gereja, semua sahabat dan orang2 yang kurang beruntung lainnya.”
Pastor Sam Ratulangi tersenyum kecil mendengar pertanyaan pak Pa’ul sambil balik bertanya,”Emang matinya kapan pak?”
Pak Pa’ul, ”Ya…belum taulah!”
Baiklah pak Pa’ul, untuk pertanyaan bapak, saya tidak perlu menjawabnya tapi saya akan menceritakan kepada bapak sebuah perumpamaan tentang seekor sapi dan seekor babi. Babi adalah termasuk binatang yang kurang disukai orang karena wajahnya yang jelek, badannya yang bau dan kandangnya yang selalu jorok, sedangkan sapi banyak yang suka. Suatu hari Babi mengeluh kepada Sapi, ”Pi(Sapi), orang selalu memuji badannmu yang bagus, matamu yang bening. Mereka pikir engkau sangat dermawan, sebab setiap hari engkau memberi mereka susu segar. Tetapi coba engkau bayangkan dengan aku. Aku telah memberikan semua yang aku miliki, nyawaku melayang sia-sia, dagingku mereka panggang dan kadang mereka buat ham, kakiku mereka belah dan mereka membuat sop kaki babi. Bulu-buluku mereka olah dan dijadikan sikat. Tetapi kenapa tak satupun orang dimuka bumi ini yang menyukai aku.????”
“Mau tau apa jawaban si sapi?” kata Romo Sam Ratulangi
“Maulah pastor…”jawab pak Pa’ul
Si sapi menjawab, ”Bi..(Babi) barangkali karena aku memberikan apa yang aku miliki ketika aku masih hidup, sedangkan kamu….memberikan semuanya setelah kamu mati ….”
“Berarti aku sama seperti si babi dong pastor?” tanya pak Pa’ul.
Pastor Sam, ”Yah..begitulah!!”