“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.”-Hari Raya St. Perawan Maria dikandung tanpa dosa
Ada satu perkataan menarik dalam doa Bapa Kami, satu-satunya doa yang diajarkan Yesus pada murid-muridnya. Mereka minta diajarkan berdoa bukan karena tidak pernah berdoa. Tapi minta diajarkan berdoa dengan cara yang Yesus lakukan dimana doanya penuh dengan kuasa. Bukan seperti cara berdoa yang diajarkan para ahli Taurat dan para imam Farisi. Doa ini sungguh tidak mudah untuk dilakukan dan dipahami para pengikutNya. “Jadilah kehendakMU”- Fiat Voluntas Tua - sehingga diharapkan di bumi seperti didalam surga. Bagaimana bisa kita membuat apa yang berantakan di bumi ini menjadi surga yang belum pernah kita lihat? Kalau sudah lihat indahnya surga, apakah kita mau kembali lagi ke bumi?
Saya hanya menduga-duga bahwa Yesus memiliki kebiasaan berdoa yang luar biasa sebagai akibat didikan ibunya sejak kecil, Bunda Maria. Kalau setiap malam Yesus menyingkir berjam-jam di kebun atau di gunung hanya untuk berdoa, tentu juga terlihat aneh karena orang Yahudi diajarkan para imam untuk berdoa hanya di Bait Allah. Tapi menjadi tidak aneh karena di hari berikutnya kuasa atas ucapan dan tindakan Yesus sungguh luar biasa. Mempertobatkan orang, menyembuhkan yang lumpuh dan buta, kotbahnya pun menyentuh banyak orang. Ini cara doa yang bertuah, karena doanya menghasilkan karya yang luar biasa yang penuh kuasa surgawi – itu menurut para murid.
Kebiasaan Yesus dalam berdoa, kemungkinan besar sudah diajarkan oleh ibunya sendiri. Bunda Marialah sekolah doa pertamanya Yesus. Ia belajar untuk menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik dari pandangan Tuhan. Maka bunda Maria juga lah yang senantiasa mengajarkan “Jadilah kehendakMu, bukan kehendakku. Aku ini hanya hambaMu”
Hal ini tercermin saat Yesus berdoa di malam terakhir di Taman Getsemani, Ia berdoa karena sebagaimana manusia, juga takut membayangkan apa yang akan terjadi besok. Tapi karena ketaatannya Dia berkata (Mat 26:39) Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Singkatnya Yesus juga berkata : Jadilah kehendakMu !
Perkataan ini memberikan suatu konsekwensi berat bagi kita pribadi. Ini berarti kita menyerahkan seluruh kehendak bebas kita kepada Allah semata. Keinginan kita sudah tidak penting, kemauan kita menjadi urutan prioritas kesekian. Termasuk juga tidak ada lagi komplain atas segala yang akan kita hadapi sebagai akibat penyerahan diri total ini. Tidak ada lagi kecewa dan marah kepada Tuhan karena keinginan kita belum terwujud. Tidak bertanya “mengapa ini terjadi?” seolah mempersalahkan Tuhan. Tapi hanya penyerahan dan memohon kekuatan ekstra untuk menghadapi segala tantangan demi memenuhi kehendak Allah.
Kebiasaan kita kalau meminta sesuatu pada orang tua pastilah harus dituruti, padahal orang tua tidak selalu menuruti permintaan kita. Apakah seorang anak balita diberikan korek api waktu ia memintanya? Anak SMP pasti boleh memegang dan membawa pisau cutter di tasnya untuk membuat tugas sekolah. Artinya orang tua pasti tahu yang terbaik dan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Maka demikian juga Bapa kita pasti memberikan yang terbaik pada kita pada saatnya. Baik menurut kita belum tentu baik dalam pandangan Allah. Fiat Voluntas Tua adalah menyerahkan segala keputusan kita kembali kepada Allah. Tidak mudah memang untuk neges-neges yang mana kehendak Allah. Tetapi Bunda Maria sudah memberikan clue di Yoh 2:5 ” Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu” – Dengarkan apa yang dikatakan Yesus dan lakukan, sehingga terjadilah mujizat di Kana.
Bila kita sudah berdoa Bapa Kami, apalagi didaraskan setiap hari, sudah selayaknya lah kita tidak lagi mempertanyakan segala sesuatu pada Tuhan, apalagi mempersalahkan Tuhan dan menganggap Tuhan tidak adil. Justru dengan segala tantangan yang ada akibat dari penyerahan diri seperti Bunda Maria dan Yesus , kita diajak untuk senantiasa mengandalkan rahmat Tuhan disetiap usaha yang kita lakukan. Kita seharusnya menyimak semua hal yang dikatakan dan diajarkan Yesus serta melakukannya.
Adven adalah persiapan menjelang Natal, tidak ada kelahiran Kristus tanpa peranan Bunda Maria. Maka hari ini kita merayakan Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa, kita belajar ketaatan dari Bunda orang beriman yang memiliki penyerahan total kepada Tuhan. Percayalah setiap kehendak baik pasti disertai jalan keluar. Karena kita sungguh-sungguh berdoa “Jadilah kehendakMu, diatas bumi seperti didalam surga”. Melalui karya kita para pengikut Kristus yang sungguh penuh penyerahan diri, maka kegelapan dunia bisa diubahkan dan dipenuhi dengan damai surgawi. Semoga karya kita, karya anda dan saya dimanapun kita ditempatkan, membawa terang ditengah kegelapan dunia serta apatisme keputusasaan dan menggarami dunia yang tawar akan cinta kasih. Semoga tidak lama lagi, bumi di sekitar kita tinggal, pelan tapi pasti, berubah menjadi tempat yang diperbarui dengan damai dan sejahtera.
===============================================================================================
Bacaan Injil Lukas (1:26-38)
Dalam bulan yang keenam Allah mengutus Malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea, bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika masuk ke rumah Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya. Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya, dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku tidak bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya, dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Maka kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.