“Aku berkata kepadamu, jangan sekali-kali bersumpah.”
Integritas adalah konsistensi antara perbuatan, tindakan serta perkataan terhadap nilai-nilai serta prinsip yang dianut seseorang. Konsistensi ini penting nilainya, artinya satunya kata dan perbuatan terlihat konsisten dimanapun juga. Baik pada saat dihadapan orang lain, dihadapan atasan, diantara anggota keluarga, bahkan pada saat sendiri… tidak ada saksi sama sekali. Yang paling tahu sejauh mana kita memiliki integritas, dapat dipercaya adalah kita sendiri…. dan Tuhan Sang Maha Tahu.
Lawan dari integritas adalah hipokrit atau munafik, artinya perbuatan tidak sejalan dengan perkataan dan prinsip yang dianut. Sekali lagi yang dapat mengetahui kemunafikan memang hanya diri sendiri… dan Tuhan.
Sayangnya manusia umumnya lebih mengutamakan harga dirinya dan posisinya dihadapan manusia, daripada dihadapan Tuhan. Banyak yang bertahan pada ‘kebenaran’ yang dimanipulasi dengan mengumbar kata-kata “Sumpah demi Tuhan”… manakala ada beberapa tindakan yang membutuhkan klarifikasi. Tidak mudah berkata ‘ya’ kalau memang ‘ya’ dan berkata ‘tidak’ kalau memang tidak melakukan. Sering kita tidak siap dengan konsekwensi yang harus dihadapi. Padahal dengan menghindari kebenaran, kita sudah pasti akan berurusan dengan Tuhan Sang Maha Tahu di kemudian hari nanti…. tapi kok ya gak kepikir ya? Atau memang gak takut sama Tuhan?
Sumpah yang ada dan sering dilakukan pada saat menerima jabatan adalah sumpah jabatan dibawah Kitab Suci. Apa artinya? Kita berjanji dihadapan Tuhan… dan kebetulan ada manusia disekitarnya, bahwa kita akan memegang teguh jabatan tersebut sebagai amanah dari Tuhan. Tapi apa yang terjadi kemudian, sering tidak sejalan dengan sumpah jabatan yang telah diucapkan. Jadi bisa dibayangkan kalau sumpah dibawah Kitab Suci saja bisa dilecehkan, apalagi sumpah yang sembarang diucapkan dengan enteng apalagi dengan membawa nama Tuhan, demi langit dan bumi… waaah… kalau dasarnya muna ya sudahlah…
Marilah kita berhati-hati dengan setiap kata dan perbuatan, karena sekecil apapun itu harus dipertanggungjawabkan dikemudian hari. Salah kata dan salah ucap di media saja bisa urusan panjang dipengadilan, apalagi salah ucap dihadapan Tuhan…. berat lah booo…..
Membiasakan diri untuk konsisten dalam setiap kata dan perbuatan, ada atau tidak ada orang yang menyaksikan, menuntuk suatu disiplin diri yang tinggi. Paling tidak kita melatih diri untuk menyadari bahwa Someone is watching us, ya … ada selalu seseorang yang mengawasi kita dalam ‘gelap’ sekalipun. Ia akan tertawa dan tersenyum saat kita jujur mengakui kesalahan kita, dan Ia akan bersedih dan menangis saat kita berbohong karena hal itu menusuk hatiNya.
==============================================================================================
Bacaan Injil Mat (5:33-37)
Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.