Fiat Voluntas Tua

Peace of Mind

| 0 comments

Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu”

Setiap orang punya ukuran sendiri-sendiri untuk menenteramkan hatinya. Ada yang berfikir hidupnya akan tenang kalau saja dia punya ‘kemapanan’ dan ‘kepribadian’  seperti rumah pribadi, mobil pribadi, perahu pribadi dan villa pribadi. Ada lagi yang merasa hidupnya bakal lebih tenang kalau sudah menikah apalagi punya anak. Sehingga apapun dilakukan untuk mengejar ukuran-ukuran tersebut. Padahal mereka yang berkelimpahan harta dunia, ternyata juga punya pemikiran lain – mereka baru bisa damai di hati kalau penyakitnya sembuh, yang menikahpun tidak berhenti dirundung berbagai kekhawatiran hidup.

Walhasil kita sering terkecoh dengan berbagai kedamaian yang ditawarkan dunia. Maka sering orang berkata – lebih mudah mati dari pada hidup di dunia , hanya untuk menggambarkan bahwa orang-orang yang bertahan hidup menemui berbagai kesulitan sehingga sulit menemukan ‘peace of mind’ – oase kehidupan, dimana kita merasakan tenang, damai dan tenteram dihati…. walaupun disekitarnya terjadi berbagai hal yang bisa mengganggu ketenangan kita.

Kristus memberikan jaminan kedamaian dan ketenangan yang tidak sama dengan yang ditawarkan dunia. Didalam Kristus kita tidak akan menghadapi ketakutan, Ia memberikan jaminan kedamaian yang dicari orang dunia – bukan kedamaian yang semu yang mudah hilang. Ia memberikan jaminan keselamatan – yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, mereka akan tinggal bersamaNya sepanjang masa. Ia juga menjanjikan penyertaanNya, tidak pernah meninggalkan kita sendiri saat menghadapi tantangan dan kekhawatiran. Apapun yang kita minta dalam namaNya, pasti akan diberikanNya. Lalu mengapa kita masih harus mencari ‘kedamaian’ yang lainnya diluar Kristus?

Berikut beberapa tips sederhana dari milis sebelah yang bisa kita lakukan untuk menemukan ‘peace of mind’ ditengah hidup yang menegangkan disekitar kita.

  • Kurangi waktu membaca koran dan melihat berita TV (Hal ini sama dengan menanamkan segala berita buruk dan negatif dalam pikiran kita – sebaliknya, bacalah firman Tuhan lebih sering lagi sehingga hal-hal positif lebih tertanam dalam benak kita)
  • Hindarkan diri kita dari percakapan negatif dan dari orang-orang pesimis (Semakin sering bersamanya maka kitapun mengijinkan hal negatif lebih banyak tinggal dalam pikiran kita. Ucapkan kata-kata positif senantiasa.)
  • Berhenti ngedumel. Belajar untuk melupakan dan mengampuni. Menyimpan kemarahan dan sakit hati hanya membuat kita kurang tidur. (Belajar mendoakan orang yang menyakiti kita. Semakin kita marah padanya, semakin sering kita harus berdoa dan belajar memaafkannya. Ingat Firman Tuhan untuk memaafkan 70 x 7 kali? coba iseng-iseng doakan dia  setiap hari  untuk 490 hari- pasti rasa marah itu akan berangsur angsur hilang)
  • Jangan iri hati pada orang lain. Iri hati hanya menunjukkan kerendahan diri kita serta melihat kita lebih rendah dari orang lain. Iri hati  membuat kita jauh dari kedamaian dan ketenangan jiwa.
  • Terimalah apa yang tidak bisa berubah. Hal ini menghemat banyak waktu, energi dan kekhawatiran. (Sejarah tidak bisa diubah, yang sudah terjadi tidak dapat kembali lagi, mari belajar menerima dan mensyukuri apa yang sudah terjadi. Lihatlah dari sisi positif untuk perbaikan diri kita sendiri. )
  • Setiap hari kita menghadapi berbagai kondisi yang tidak nyaman, mengganggu dan banyak lagi situati yang diluar kemampuan kita. Kalau kita bisa mengubahnya, tidak masalah, tapi keadaan tidak selalu demikian. Kita perlu senantiasa belajar menghadapinya dan menerimanya dengan hati terbuka dan pikiran positif. (Percayalah bahwa ada rahmat tersembunyi dibalik berbagai tantangan dan ketidaknyamanan).
  • Belajarlah untuk menjadi lebih sabar, lebih toleransi kepada orang lain dan keadaan - tidak ada yang bisa sempurna seperti yang kita inginkan. Kita sering harus berdamai dengan diri kita sendiri terlebih dahulu, sebelum belajar hidup berdamai dengan orang lain.
  • Jangan ambil segala sesuatu secara personal. Emosi dan perasaan sering diikutsertakan. Pandanglah kehidupan anda dan orang lain dengan mengurangi keterlibatan perasaan itu. Kita perlu memiliki kemampuan berpikir dan mempertimbangkan secara obyektif dan logika. Kalaupun perasaan ikut bermain didalamnya, jangan takut untuk mencoba lagi dan lagi. – Tidak mudah untuk senantiasa berpikir positif, tapi tetaplah terus mencoba dengan menghindarkan perasaan dan emosi.
  • Yang sudah terjadi relakanlah – lupakan yang sudah lewat dan konsentrasi yang akan datang dan sedang dihadapi. Tidak perlu membuang enersi untuk ingatan buruk, yang mencuri kedamaian dan ketenangan hati.
  • Latihlah diri untuk berkonsentrasi. Hal ini menolong kita membuang pemikiran negatif dan kekhawatifan.
  • Mulailah melatih diri untuk meditasi beberapa menit setiap hari – merenungkan Firman Tuhan dan meresapinya sambil melihat apa yang sudah terjadi dalam satu hari akan membuat kita menyadari bahwa kekuatan kita tidak ada apa-apanya tanpa penyertaanNya.

===============================================================================================
Bacaan Injil Yoh 14:27-31a

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku”

Leave a Reply

Required fields are marked *.