Fiat Voluntas Tua

Seminari – Minim Panggilan, Minim Dukungan

| 0 comments

Sabtu 24 April dan Minggu 25 April 2010 di hari Minggu Panggilan, Seminari Roh Kudus Tuka dari menggali dana dan berpromosi di Paroki St. Ignatius, Menteng -Jakarta, dalam misa yg dipersembahkan oleh Rektor Seminari Tuka Rm. Deni Mary Pr.

Mempromosikan Seminari dan menggali dana yg diistilahkan jualan rupanya bukan hal yang mudah, lebih mudah menjual Panti Asuhan demikian disampaikan oleh Rm.Deni.

Seorang Donatur Seminari ini yang juga mempunyai  sebuah Panti Asuhan di Jakarta menceritakan Panti Asuhannya tak pernah kekurangan susu bayi bahkan berlebih, anak2 Panti nya bisa memakai pakaian bermerk amat terkenal hasil sumbangan dari donatur2nya.

Tak jauh dari Seminari Tuka ada sebuah Panti Asuhan yang dikelola oleh Suster2 dari konggregasi OSF yang sering membagikan kelebihan makanan yang diterima Panti Asuhan. Kelebihan makanan sisa itu tentu disambut dengan senang hati karena seperti dikatakan Rm. Deni dengan canda getirnya: Anak2 saya yang hampir 100 orang itu rakus2 semua, bahkan bungkus2nya pun dimakan. Kondisi ini menggambarkan betapa keringnya perhatian ke Seminari. (jarak antara Seminari dan Panti Asuhan tersebut kira2 hanya 300m).

Di Seminari ini ada sekitar 100 anak tingkat SMP dan SMA yang sedang dipersiapkan sebagai calon-calon Imam. Mereka kebanyakan datang dari keluarga menengah kebawah. Biaya pendidikan, asrama, termasuk makan rata-rata per bulan adalah Rp.500.000/anak sebenarnya termasuk murah tetapi banyak dari mereka yang tak mampu membayar penuh, hingga pihak Seminari harus berjibaku sendiri mencari dana untuk menutupi kekurangan itu.
Meski jumlah umat Katolik di Bali tidak banyak, namun minat anak-anak muda masuk ke pendidikan Seminari cukup besar, hingga Seminari Tuka berencana memperbesar kapasitasnya agar dapat menampung sekitar 100 murid SMA. Untuk pembangunan GEDUNG ASRAMA SMA seluas kira2 1000m2 dibutuhkan dana sekitar 3 Milyard.

Seminari adalah satu-satunya pendidikan khas Katolik yg masih bertahan sampai saat ini, disini juga dipersiapkan calon-calon Imam Gereja Katolik. Lulusan Seminari yang tidak menjadi Imam, mereka menjadi awam2 yang berkwalitas di masyarakat, dan saat ini ada 3 orang Imam alumni Seminari Tuka yg sedang berkarya di Jakarta.

Pembangunan Gereja2 di Keuskupan Denpasar banyak didukung oleh dana dari luar terutama dari umat di Jakarta. Keuskupan Agung Jakarta telah menyetujui dan memberikan ijin Seminari Tuka untuk menggali dana di Paroki-Paroki yang ada di KAJ. Namun meski Seminari disebut sebagai JANTUNG KEUSKUPAN, tidak berarti bahwa Paroki2 akan otomatis positif menanggapi permohonan penggalian
dana itu. Th. 2009 Seminari Tuka hanya memperoleh kesempatan dari 1(satu) buah Paroki, maka KAJ memperpanjang ijinnya sampai th. 2010. Tetapi meski sampai saat ini sudah ada beberapa Paroki yang merespon dengan positif permintaan ini, banyak pula Paroki yang tidak merespon atau menolak dengan berbagai alasan.

Maka penggalian dana pun diperluas lewat jaringan pertemanan serta pribadi-pribadi yang tergerak dan menaruh kepedulian pada kelangsungan Seminari. Bila di Gereja diadakan penggalian dana untuk Panti Asuhan atau untuk pembangunan Gereja, hasil dana yang diperoleh melebihi yang diperoleh Seminari, entah karena apa tetapi hal ini menunjukkan bahwa banyak umat yang belum paham benar akan pentingnya peranan Seminari untuk Gereja dan umat sendiri. Kita bisa membangun gereja yang paling baik tapi bila tak ada Imam, apalah artinya ? Dan di Seminari lah para calon-calon Imam itu dipersiapkan, lalu bagaimana mungkin kita sebagai umat Katolik kurang menaruh kepedulian pada Seminari, karena antara Gereja, Seminari dan umat ada kebutuhan langsung yang salling timbale balik. (Di KAJ saat ini ada 3 Imam alumni dari Seminari Tuka, dan 2 Frater yang sedang menempuh pendidikannya)

Juga dikatakan oleh Rm.Deni, apabila seseorang sudah menjadi Imam, banyak pihak yang menjadi sibuk memperhatikan atau minta diperhatikan, tapi pada saat mereka ada di Seminari tak ada yang mau memperhatikan calon-calon Imam itu, apalagi yang di Seminari Menengah, padahal di Seminari Menengah inilah calon-calon Imam dipersiapkan dari dasar, bagaikan pondasi pada sebuah bangunan.

Apakah kita memang ibaratnya hanya bisa mengharapkan buah yang berlimpah, tanpa mau merawat akar dan pohonnya ?

Rm. Deni menutup jualannyadengan canda yg mengatakan: Sudah anaknya tidak dikasih untuk jadi Imam, menyumbangpun untuk Seminari tidak mau…. wah kalian ini jahat sekali…. semoga Tuhan mengampuni kalian, umat selalu menyambut dengan tawa begitu mendengar perkataan itu…. entah apa dan siapa yang ditertawakan, namun semoga ini tidak dianggap hanya sebagai canda yang lucu tetapi membuat umat menyadari apa yang seharusnya baik untuk mereka lakukan, dan menjadi permenungan bagi kita semua.

Juga kita jangan lupa bahwa Seminari ini tidak mempunyai umat, mereka hanya mempunyai murid, dan banyak dari murid itu yang harus dicarikan kekurangan dananya pula, sehingga uluran tangan dari Anda sekalian untuk membantu, sangat dibutuhkan………….

Bagi semua saja yang tergerak untuk membantu dan peduli pada Seminari Roh Kudus Tuka dapat menyalurkannya melalui transfer ke  :

Rekening  :  BCA a/n SEMINARI MENENGAH ROH KUDUS TUKA  no : 049.037.9797

Terimakasih dan Tuhan memberkati ! – kiriman lsmartio

Leave a Reply

Required fields are marked *.