Fiat Voluntas Tua

Kerajaan Allah di Bumi

| 0 comments

Bicara soal kerajaan Allah ini memang tiada habisnya, karena tidak bisa dilihat dengan mata biasa, kecuali dengan mata iman yang kuat, kalaupun bisa dilihat dengan mata telanjang, tentu tidak mudah kita mempercayainya begitu saja, maka benarlah apa yang dikatakan Yesus, bahwa kita tidak akan pernah mau melihat tanda-tanda lahiriah.

Lihat saja kampung besar yang bernama Jakarta ini, 20 tahun lalu hanya daerah tertentu yang banjir, itupun jika terjadi hujan besar dan pintu air di Bogor dibuka karena tidak bisa menampung curah hujan yang demikian banyak, bahkan jika mundur lagi 50 tahun sebelumnya, sepertinya tidak ada catatan tentang banjir besar di Jakarta, bahkan sungai-sungai nya bisa dilalui dengan perahu, masih banyak hutan lindung dan paru-paru kota.

Sekarang ini, hujan sedikit saja sudah menimbulkan genangan air dimana-mana, dan sudah 1 bulan belakangan ini daerah muara karang selalu digenangi oleh rob atau air laut yang pasang dan menggenagi wilayah darat yang menjadi pemukiman penduduk disana. Semua ini adalah tanda-tanda lahiriah kita menciptakan neraka dunia, tetapi apakah kita mau percaya ini akibat pembangunan yang membabi buta? Apakah ada yang mau bertangung jawab? Bahkan pemerintah daerah hanya bisa menyalahkan penduduk yang membuang sampah sembarangan, bangunan liar di bantaran sungai dan lain-lain, lebih konyol lagi, alasan dampak global warming pun dibawa-bawa, artinya ini dianggap bencana alam.

Padahal kasat mata terjadi pengurukan besar-besaran di daerah Jakarta Utara oleh pengembang perumahan mewah yang dimiliki sejumlah konglomerat, amdal dan ijin pembangunan disahkan oleh pemerintah daerah dengan imbalan luar biasa kepada pribadi-pribadi yang berkuasa, tanpa peduli akan penderitaan masyarakat kecil yang tidak punya pilihan kecuali dipinggirkan, digusur dan dikorbankan demi keuntungan pribadi.

Solusi-solusi yang dilakukan oleh pemerintah, hampir dapat dikatakan bukan solusi, tetapi merupakan megaproyek memperoleh keuntungan sekelompok orang yang berkuasa, misalnya dilakukan pengerukan kali tetapi dengan cara serampangan, lalu program kali bersih tetapi hanya untuk beberapa meter saja, program water-way yang tidak jelas juntrungannya, kemudian banjir kanal timur yang lagi-lagi hanya menggusur rakyat kecil yang lahannya dilalui proyek tersebut, mengapa bukan menghentikan pembangunan perumahan mewah, Mall, komplek perkantoran, mansion dan kondominium yang cacat amdalnya. Jika ini diteruskan tanpa ada kata berhenti, maka bukan tidak mungkin yang datang adalah neraka bukan Kerajaan yang dijanjikan Allah, karena kita yang menghendakinya.

Pembangunan demi pembangunan fisik yang dilakukan itu hanya untuk meningkatkan kesombongan belaka, karena tidak pernah membangun budaya, iman dan moralitas bangsa, maka semua itu hanya menjadi monumen fisik yang tiada arti, seperti tiang-tiang monorel yang dibangun lalu ditinggal begitu saja, karena menjadi sia-sia jika dihancurkan, namun tiada dana untuk meneruskannya, sungguh rakyat yang terbeban, tetapi siapa yang bertanggung jawab atas akibat kebodohan terencana ini? [Samsi Darmawan]

Lukas 17:20 – 25

Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana ! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”

Dan Ia berkata kepada murid-murid- Nya: “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.