“Akan ada sukacita pada malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat”
Dalam data statistik jumlah umat katolik yang setiap tahun di laporkan ke KAJ, bisa dimonitor sebenarnya berapa persen jumlah umat yang rajin mengikuti Misa hari minggu. Secara gamblang bisa dihitung jumlah rata-rata umat yang hadir dalam Misa hari Minggu di setiap paroki yang rata-rata mengadakan 4-5 kali Misa. Bandingkan dengan jumlah statistik umat, khususnya jumlah orang dewasa. Berdasarkan penuturan Uskup Kardinal Julius Darmaatmaja, SJ rata-rata angka berkisar separuhnya. Tentu menjadi pertanyaan bagi kita semua, kalau Sakramen Ekaristi adalah sumber kehidupan rohani belum dirasakan penting oleh umat sendiri, lalu kemanakah mereka mencari kekuatan menghadapi tantangan kehidupan? Mungkin saja ada beberapa orang yang berhalangan atau bertugas diluar kota, bisa jadi data statistik tersebut juga perlu di ‘update’ senantiasa.
Injil hari ini mengingatkan kita bahwa perhatian Sang Gembala adalah memastikan semua dombaNya ada bersama-sama, terpelihara, cukup makan dan terlindung. Maka kita pun juga perlu memiliki visi yang sama dengan sang Gembala Agung. Khususnya bagi para pengurus lingkungan dalam memperhatikan setiap anggota lingkungannya, mereka ada dimana dan bagaimana kondisi iman mereka. Maka dalam pertemuan lingkungan perlu sekali dibuat daftar hadir. Bukan mengecek dan mengawasi umat, tapi justru menjadi masukan pengurus dalam memperhatikan mereka yang tidak hadir beberapa kali. Mungkin lain waktu dihubungi dan dikunjungi sehingga tidak ketinggalan informasi, toh kalau ada masalah bisa diupayakan untuk dibantu dan didoakan bersama.
Dalam konteks masyarakat metropolis yang mobilitasnya tinggi ditambah kemacetan yang bertambah hari-hari ini, maka peranan kelompok kategorial menjadi penting. Umat yang karena berbagai hal tidak dapat bergabung dalam pertemuan lingkungan, masih bisa menemukan ‘lingkungan’ yang memiliki kesamaan dengannya. Oleh karenanya penting sekali ada kegiatan untuk menyapa umat dengan cara yang sesuai dengan profesinya, dan dengan berbagai cara. Ada komunitas pengusaha katolik, karyawan katolik, praktisi hukum, praktisi SDM, mahasiswa katolik dsb. Kalau saja komunitas kategorial ini sungguh mendalami spiritualitas iman katolik maka umat pun merasa disapa dan mendapatkan ‘tempat’ untuk berjamaah. Uskup pun mengingatkan para pengurus lingkungan agar tidak menuntut umat yang sudah aktif di kelompok kategorial untuk turut juga aktif di lingkungan. kelompok ini tidak disamakan dengan kelompok ‘domba’ yang nyaris hilang karena mereka sudah menemukan ‘kelompok’nya.
Tantangan berikut adalah keluarga sendiri. Bagaimana kita memperhatikan pertumbuhan iman setiap anggota keluarganya. Tugas orang tua adalah memenuhi janji Sakramen Perkawinannya untuk mendidik dan mendampingi anak-anaknya bertumbuh dengan iman katolik. Demikian juga tugas para wali baptis, tidak berhenti pada saat pembaptisan, tapi terus mendampingi untuk memastikan anak baptisnya memiliki kedewasaan iman yang cukup.
Akhirnya iman tanpa perbuatan adalah mati, tidak ada gunanya kita memiliki iman tanpa disertai perbuatan. Maka mari kita tunjukkan iman kita dengan mencari mereka yang nyaris hilang dari komunitas penggembalaan, dimanapun mereka berada. Bisa jadi tersembunyi di ruang-ruang kaca berAC, bisa jadi di dunia maya, bisa jadi di kampus-kampus dan tempat kost. Tapi bisa jadi bersembunyi dibalik pintu-pintu tetangga yang terkunci, dibalik isak tangis para korban KDRT. Tugas utama penggembalaan juga tetap diupayakan untuk memastikan ‘domba’ yang ada pun terpelihara dan tercukupkan kebutuhan demi pertumbuhan imannya. Memang tidak mudah jadi gembala, tapi kita semua dipanggil untuk menjadi gembala yang bertanggungjawab paling tidak bagi keluarga kita sendiri.
==============================================================================================
Bacaan Injil Luk 15:1-10
“Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.”Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” “Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.”