Fiat Voluntas Tua

Cerdik Melihat Peluang

| 0 comments

Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Bacaan hari ini tampak pas sekali dengan kejadian sinetron politik lembaga penegak hukum di Republik ini, semalam giliran Polri membeberkan skenario didepan komisi 3 tampak gamblang bagi orang awam, walau tetap ada bagian yang ditutupi dengan membawa Tuhan, keluarga dan rakyat, demikian apik, logis dan rapih kronologi cerita yang dibuat dan kita semua dibuat makin bingung dengan kasus yang makin ruwet bin kusut ini. Setelah ini mungkin saja akan dilakukan juga oleh kejaksaan dengan skenario lain lagi, pasti tampak benar, masuk akal, canggih dan logis, setelah itu giliran KPK yang juga akan melakukan hal yang sama.

Semuanya tampak cerdik, semua tampak logis dan membela rakyat, semua demi kepentingan nasional serta kepentingan- kepentingan yang lebih besar, lalu mana yang benar dan mana yang salah? Hanya mereka sendiri dan Tuhan yang tahu. Kalaupun akan dibawa ke pengadilan, hanyalah untuk membuktikan cerita siapa yang paling hebat dan menentukan pemenang, bukan untuk mencari kebenaran yang hakiki, sehingga kecerdikan diatas digunakan untuk sesuatu yang merugikan bangsa dan negara.

Bacaan diatas terkait dengan budaya Yahudi, dimana bendahara yang dimaksud adalah tukang tagih yang dipercaya oleh tuannya untuk menagih hutang dari para peminjam, dan mereka boleh menambahkan jasa hutang tersebut kepada para peminjam. Maka ketika dia dipecat, bendahara tersebut membuat terobosan dengan cara memberikan potongan hutang yang merupakan jasanya dia, sehingga dalam hal ini tuannya tidak dirugikan tetapi para peminjam diuntungkan mendapat pengurangan dan dia bendahara ini diterima sebagai orang baik hati.

Cara cerdik yang positif inilah yang di puji oleh Yesus, tentunya berbeda dengan cara cerdik negatif yang dilakukan oleh para penegak hukum di negri ini, termasuk juga para penggiat pelengkap aparat hukum yang lain, cenderung membela yang bayar daripada yang benar, serta hebat mencari peluang dan kesempatan untuk menyiasati lubang-lubang hukum di negri ini.

 

Kita semua ini adalah mahluk ciptaan Tuhan untuk saling membantu dan berbuat baik, bukan untuk berkelahi satu sama lainnya atau saling menjatuhkan. Seorang pastor mengatakan, mengapa banyak orang Kristen cenderung tidak melawan ketika diperlakukan jahat, karena kita memang dilatih hanya untuk berbuat baik, itu sebabnya juga mengapa banyak orang baik menjadi korban kejahatan, karena selalu memandang positif semua hal. Dalam bahasa lain saya mengatakan, hanya tukang copet yang kuatir dicopet atau hanya penjahat yang punya kemampuan mengetahui gerak-gerik sesamanya, jadi jangan heran jika sulit bagi orang baik untuk menangkap orang jahat, untuk itu belajarlah menjadi cerdik memanfaatkan peluang. [Samsi Darmawan]

===============================================================================================

Bacaan Injil Lukas 16:1 – 8

Dan Yesus berkata kepada murid-murid- Nya: ” Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.

Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.

Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.

Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

 

 

Leave a Reply

Required fields are marked *.