Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.
Dalam seminggu ini saya melihat hal yang sungguh menyesakkan dada, mengenai apa yang dilakukan anak bangsa terhadap sesamanya. Ketika menonton acara TV One yang melakukan investigasi terhadap kelakuan para awak mobil sedot tinja, dimana tangki mobil yang sudah penuh kotoran tersebut dibuang disembarang tempat, seperti di parit besar atau got besar di jalan raya Bekasi atau disekitar kali pinggiran kota Tanggerang atau disebuah empang yang tidak terurus dengan membayar Rp. 6.000,- sekali buang kepada pemilik empang.
Persoalannya saluran air tersebut mengalir ke sungai Cisadane atau sungai Ciliwung yang kemudian akan bergabung dengan sumber air olahan PDAM, ketika ditanya kepada pejabat PDAM tersebut, dikatakan bahwa memang air tersebut telah tercemar bakteri ecoli hingga 3000/mg (dari ambang batas 20/mg) dan diatasi dengan cara memperbanyak kaporit pada air PDAM untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup penduduk jabodetabek sehari-hari. Ini bukan jalan keluar, tetapi menimbulkan persoalan baru, karena pada akhirnya nanti bukan saja bakteri ecoli kebal terhadap kaporit, tetapi kulit badan kita akan kering dan rusak oleh kaporit.
Disinilah kegelisahan saya akan sikap penguasa negeri ini, sungguh tidak bertanggung jawab terhadap apa yang diberikan oleh Tuhan, mereka semua tahu akan perbuatan pengusaha mobil tangki sedot tinja tersebut, mereka sadar akibat yang ditimbulkan, mereka juga tahu hal itu akan menyusahkan dan besar biaya sosial yang akan ditimbulkan, tetapi mengapa harus menunggu hal itu menjadi bencana atau malapetaka terlebih dahulu untuk kemudian melakukan sebuah proyek perubahan, ataukah sudah demikian idiotnya kita.
Penguasa negri ini tidak pernah mau bekerja sama membangun negeri ini, seolah-olah lebih baik jalan sendiri-sendiri dan merusak alam lingkungan, bahkan menghancurkan kesehatan masyarakat dan mengabaikan kehidupan rakyat daripada harus bekerja sama dengan instansi lain. Selalu menjaga jarak dengan rakyat untuk tidak diganggu atau di kritik, padahal tidak seorangpun berkuasa atas anak manusia kecuali Tuhan Yesus yang diutus oleh Bapa, maka marilah kita bangkit dan bergerak membangun negri ini dari kehancuran secara perlahan.
Sungguh menyedihkan dan menyesakkan dada jika melihat banyak hal yang salah dan merusak dilakukan oleh penguasa negri ini tanpa kesadaran yang tinggi untuk bersama-sama hidup dan berkembang menjadi bangsa yang bertanggung jawab dan berdaulat, maka kitapun tidak bisa menyalahkan pihak lain yang berbuat, jika diam saja melihat kesalahan/kerusakan yang terjadi.
[Samsi Darmawan]
==================================================================
Bacaan Yohanes 14:27-31a
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.
Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini.”