Aku mau, jadilah engkau tahir.
Warta gembira hari ini, sungguh pas dengan apa yang saya alami kemarin. Hari dimana saya merasa sungguh ditahirkan oleh Tuhan, sungguh mengalami peristiwa iman yang luar biasa. Siang hari diwaktu kerja, saya berkomunikasi dengan seorang teman lewat fasilitas Internet, ternyata dia sedang antusias ikut kelompok renungan Katolik yang masih baru di Indonesia dan masih belum terlalu dikenal di Indonesia.
Singkat cerita, saya diajak untuk ikut dalam kelompok itu, yang semula ragu-ragu karena ajakan ini mendadak dan belum dapat exit-permit dari istri, namun disisi lain suara hati begitu kuat ingin ikut. Akhirnya saya telpon juga kerumah untuk memberitahukan adanya ajakan teman tersebut. Sore hari saya di telpon untuk bersiap dijemput didepan kantor.
Kami tiba ditempat pertemuan kegiatan renungan tersebut terlalu cepat, kami disambut oleh seorang pastor, lalu saya diperkenalkan, selanjutnya kami saling berbagi cerita. Karena masih banyak waktu, lalu diisi dengan pengakuan atau konsultasi pribadi dengan Pastor tersebut yang dimulai dari teman yang mengajak ini. Ketika dia keluar, saya ditawarkan untuk melakukan hal yang sama, dan saya katakan bahwa belum pernah melakukan itu, jadi sejak di baptis hingga semalam itu kira-kira 21 tahun tidak pernah menerima sakramen pengakuan dosa.
Luar biasa, dan terlihat wajah terkejut sambil geleng-geleng kepala darinya, akhirnya saya dipaksa untuk berbicara dengan Pastor, dan didalam ruangan tersebut, saya kembali mengatakan, ”Romo, saya dibaptis saat Paskah tahun 1986 dan pertama kali mengaku dosa saat Natal 1986, setelah itu tidak pernah lagi mengaku dosa, kira-kira 21 tahun” – reaksi yang sama dari Pastor, demikian terkejutnya dan mengatakan ”Samsi harus mengaku dosa, agar segala rahmat atasmu tidak terhambat oleh dosa yang sudah demikian bertumpuk.”
Saya merasa, inilah jalan Tuhan yang menghendaki pertobatan menyeluruh dan menahirkan tubuh saya agar sembuh dari segala penyakit dosa, dan dengan sadar mengatakan, ”Baik Romo, saya mengaku Dosa sekarang juga!” – dalam ibadat pengakuan dosa tersebut, Pastor menegaskan bahwa dengan menyimpan dosa-dosa berat itu tetapi tetap menerima tubuh Kristus setiap kali ekaristi, itu sama dengan ”Menghina Tuhan” karena syarat utama menerima komuni, tubuh-pikiran- jiwa kita harus bersih dari segala dosa. Saat itu juga hati saya menangis sedih karena dengan sadar menghina Tuhan demikian lama, sedang disisi lain ingin hadir pahlawan yang membela dan melayani Tuhan. Setelah mentaati hukuman yang diberikan, hati terasa lega dan bahagia sekali, segala beban berat mulai berkurang. Inilah ajaibnya kuasa dan kehendak Tuhan, sepertinya Rahmat dan berkat demikian melimpah atas diri saya.
Bukan lagi saatnya untuk berbangga menyimpan dosa yang demikian lama, karena pada akhirnya jiwa kita yang dirugikan oleh tubuh yang tetap menyimpan dosa-dosa berat, terhambatnya rahmat dan berkat yang seharusnya menyegarkan itu akhirnya membuat jiwa kita menjadi kering, gelap dan hambar, membuat dosa-dosa itu tetap berjaya.
Seorang teman dalam kelompok renungan tersebut mengatakan, perihal jiwa yang baik pasti akan menerima 12 buah roh, maka bukan lagi saatnya berbangga bisa mengubah Mind-set, tetapi kita juga harus mampu mengubah Heart-set. Mulailah mengaku dosa setiap saat jangan biarkan tubuh kita yang merupakan bait Allah menjadi keranjang dosa. [Samsi Darmawan]
============================================================================================
Bacaan Lukas 5:12-16
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.”
Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.