Fiat Voluntas Tua

Konflik Kepentingan

| 0 comments

“Ia harus makin besar tetapi aku harus makin kecil”

Setiap pemimpin layaknya memiliki integritas tinggi. Apa yang dikatakannya sejalan dengan apa yang dipikirkan dan juga sejalan dengan tindakannya. Setiap tindakan pun dilakukan dengan konsisten sehingga orang lain bisa melihat dan merasakan integritas tersebut. Termasuk tindakan-tindakan dan perilaku yang dilakukan dimana tidak ada seseorangpun yang kita kenal atau menyaksikan. Only God knows. Itulah integritas.  Dengan satuan waktu dan berbagai ujian integritas bisa terasah dan tampak oleh orang lain. Sekali saja integritas itu dilanggar, sekali saja seorang pemimpin diragukan integritasnya akibat perilaku yang menyimpang dari apa yang dikatakannya, maka layaknya seperti gelas yang retak, akan sulit sekali membuatnya terlihat mulus kembali.

Yohanes pembaptis memang memiliki panggilan khusus untuk mempersiapkan jalan pertobatan sebelum kehadiran Yesus. Ia tahu persis siapa yang datang walau Yesus adalah masih terhitung keluarganya. Yesus bukan sekedar saudara misan, akibat Elisabeth bersaudara dengan ibunya Maria, tapi Yohanes memiliki kepekaan luar biasa bahwa saat itulah saat paling tepat memproklamirkan Yesus sebagai sang mempelai pria yang ditunggu-tunggu bangsa Israel.  Yohanes tahu dan sadar diri akan tempatnya, ia tidak hendak mencuri kemuliaan Yesus sebagai perintis jalan bagiNya. Bahkan bukan hanya Yesus yang membaptis, ia pun mengijinkan murid-muridnya juga membaptis orang-orang yang ingin bertobat. Yohanes tidak ingin menonjolkan diri sebagai yang ‘pertama’ yang merintis jalan bagi Kerajaan Surga.

Maka walaupun Yohanes sudah menjadi seleb dan pengikutnya bertambah banyak, ia tidak merasa tersaingi oleh Yesus ataupun murid-muridnya yang juga membaptis kemudian. Ia tahu persis bahwa semua dari mereka melakukan pembaptisan untuk mengantarkan sebanyak mungkin orang Yahudi menerima rahmat Allah. Ia tahu persis siapa yang perlu diagungkan, bukan namanya yang akan menjadi tersohor, tapi justru Yesus lah yang harus makin dikenal.

Banyak kejadian disekitar saya bahkan dalam pekerjaan yang katanya bertujuan memuliakan Allah, semua awalnya dilakukan dengan tulus. Tetapi begitu pelayanan mulai berkembang, semakin sibuk dan semakin dikenal dan dicari orang, maka mulailah tampak ‘asli’nya. Bukan Yesus lagi yang diberitakan, tapi beberapa orang memilih ‘nebeng beken’ dengan mendompleng ketenaran Yesus. Ingin dikenal sebagai ‘hamba Tuhan’ yang diurapi, penginjil atau pewarta yang layak didengar sehingga sampai ada yang pasang tarif atau kalau naik pesawat dan masuk hotel harus yang kelas satu. Halaaah…  kok sudah lupa ya siapa yang dia beritakan sebenarnya? Yesus atau dirinya sendiri?

Ini juga terjadi di lingkup lingkungan dan paroki. Mereka yang awalnya sebagai perintis kegerakan umat, ikut membangun gereja bahkan menyelesaikan banyak masalah, selalu merasa harus mendapat tempat no 1 sehingga menjadi anggota DP adalah posisi ‘seumur hidup’. Disinilah kita harus belajar rendah hati seperti Yohanes Pembaptis, manakala kita telah mengambil keputusan untuk semaksimal mungkin bagi kemuliaan Kerajaan Surga, maka yang diberitakan adalah Sang Imanuel. Yang harus ditinggalkan dalam benak pikiran setiap orang yang kita ajak adalah Kristus sang penyelamat, bukan kita yang saat itu menjadi perantaraNya.  Maka kita harus tetap ‘iling lan sadar’ bahwa bila saat pewartaan itu terbentur pada aturan periode kepengurusan atau jabatan yang harus berakhir, maka semangat pewartaan Kabar Baik tidak boleh berakhir, tidak kenal pensiun. Tapi identitas kita harus siap untuk diganti menjadi mantan pengurus lingkungan atau mantan pengurus Dewan Paroki atau mantan majelis. Identitas ini bukanlah identitas yang melekat seumur hidup, tapi sebagai pengikut Kristus yang mewartakan Kabar Baik, sekali lagi tidak kenal pensiun sampai saatnya kita istirahat total.

Untuk itu kita harus siap melatih diri agar tetap rendah hati seperti Yohanes Pembaptis. Sekali-sekali mungkin kita juga perlu berbesar hati bilanama kita lupa dicantumkan dalam buku acara, atau nama kita tidak duduk dalam suatu kepanityaan. Pernah terjadi seorang warga yang tidak mau datang ke gereja lagi, gara-gara pastor lupa menyebutkan namanya sebagai donatur renovasi aula dalam buku acara. Disinilah tampak integritas seseorang dalam mengimani Kristus. Semoga kita tidak terjebak dalam konflik kepentingan, antara ingin memuliakan dan mewartakan Kabar Baik seluas mungkin dengan berbagai cara, juga adanya kesempatan mewartakan diri sendiri agar dikenal dan dikenang banyak orang. Memang hanya Yesus yang layak untuk dipuji dan disembah, tapi gak usahlah kita ikut-ikut ‘nebeng beken’.   Biarlah hanya Bapa di Sorga yang tahu apa isi hati kita dan apa yang kita lakukan.

==============================================================================================

Bacaan (1Yoh 5:14-21; Yoh 3:22-30)

“Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid- Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Jawab Yohanes: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:22-30)

Leave a Reply

Required fields are marked *.